Belakangan
ini, dalam kehidupan sehari-hari, kerap terdengar istilah Generasi Milenial dan
Generasi Kolonial. Meski tak terlalu paham artinya dan asal usulnya namun
nyatanya istilah tersebut sudah diterima dan digunakan masyarakat pada umumnya.
Memperhatikan pekembangannya dalam masyarakat, Istilah ini dilatar belakangi
oleh perkembangan teknologi informasi yang
kian pesat dan cepat berkembang.
Seperti kita
ketahui, kebanyakan orang sedang demam gadget. Ada suatu kisah tentang seorang atasan yang sudah cukup
senior yang merasa kecewa dan kesal, karena sering kali memergoki salah satu
karyawannya selalu sibuk dengan gadget nya. Atasanpun menegur dan karyawannya menjelaskan bahwa aplikasi di gadget justru membantu
pekerjaannya. Setelah mendengarkan penjelasan Karyawannya yang tenang dan
percaya diri tentang aplikasi pada gadgetnya, Atasan tersebut menyadari bahwa selama ini dirinya telah tertinggal
banyak mengenai perkembangan teknologi informasi yang telah berkembang dengan begitu cepat. Dari sini juga kita bisa melihat ada generation gap atau celah
generasi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi. Sebagaimana oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) populasi Indonesia saat ini dikelompokan dalam 6 (enam) generasi yaitu Post Generasi
Z (Post Gen Z),
Generasi Z (Gen Z), Milenial, Generasi X (Gen X), Baby Boomer,
dan Pre-Boomer.
Post Gen Z adalah generasi
yang lahir pada 2013 dan seterusnya. Adapun Gen Z, merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka
sekarang berusia 8-23 tahun. Sedangkan Milenial yaitu generasi
yang lahir pada 1981-1996 (saat ini berusia 24-39 tahun). Selanjutnya Gen X adalah generasi yang lahir
pada 1965-1980 (sekarang berusia 40-55 tahun). Kemudian Baby
Boomer, yaitu
generasi yang saat ini berusia 56-74 tahun (lahir 1946-1964). Lalu
terakhir adalah Pre-Boomer merupakan generasi yang lahir
sebelum 1945. Berarti usia mereka saat ini 75 tahun ke atas.
Berdasarkan
pengelompokan tersebut, Atasan dalam kasus tadi adalah generasi Baby Boomer sedang
si karyawan adalah generasi Milenial.
Generasi Baby
Boomers,
atau umumnya manusia pada tahun ini tumbuh
seusai peperangan, dimana karakteristik
utamanya adalah memegang prinsip dan adat istiadat sehingga dikenal konservatif
alias mempertahankan kebiasaan atau dengan kata lain “kolot” atau “kampungan”.
Semua pekerjaan dan kompetensinya dikuasai melalui proses yang panjang dan
dianggap sebagai suatu “sumber kekuatan”
atau “source of power” dan hal
ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk membuat generasi ini merubah
kebiasaannya seperti halnya yang dilakukan oleh generasi di bawahnya. Sedangkan Generasi Milenial merupakan sebuah
generasi yang hidup di zaman yang sedang berubah dari konvensional menjadi
modern. Generasi ini cukup beruntung karena masih cukup kental merasakan budaya
dan di saat bertumbuh dewasa mereka mulai menggunakan teknologi. Generasi ini merupakan generasi yang mempunyai intelegensi digital yang tinggi dan senang berkolaborasi melalui media sosial dan
internet. Tentu saja kesenjangan ini tidak boleh diacuhkan karena
bagaimanapun masa depan adalah milik Generasi
Milenial.
Pengelompokan
populasi tidak menutup kesempatan untuk terus belajar. Generasi Baby Boomer
atau seringkali disebut Generasi Kolonial dalam kehidupan sehari-hari harus mau
dan mulai giat
mencari tahu dan belajar tentang perkembangan teknologi informasi. Hal ini
tentu saja akan sangat bermanfaat untuk kemudahan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari
dan memberikan manfaat untuk organisasi yang harus maju dan mengikuti
perkembangan zaman.
Berbagi pengetahuan dan kolaborasi adalah kunci. Salah satunya dengan Knowledge Management. Knowledge Management atau Manajemen Pengetahuan yang mulai diperkenalkan
pada tahun 1990-an merupakan suatu rangkaian alat, strategi dan metode untuk mempertahankan,
menganalisa, mengorganisir, membagikan dan juga meningkatkan informasi yang terdapat
di dalam suatu perusahaan dan diharapkan dengan adanya teknologi Knowledge
Management yang digunakan ini harus mampu mengatasi gap antar generasi seperti yang terjadi pada
ilustrasi di atas. Pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak milik
Generasi Kolonial merupakan
sebuah modal dalam bekerja, ditambah dengan pengetahuan dan kemampuan teknologi informasi atau
digitalisasi segala pekerjaan yang dapat dieksekusi oleh Generasi Milenial
dapat memudahkan segalanya. Intinya, bagaimanapun kita harus bisa mengatasi gap
antar generasi tersebut dengan baik. Termasuk saling berdiskusi, mendukung
dan mengajarkan untuk maju Bersama-sama. Tidak ada alasan untuk Baby Boomer atau Generasi Kolonial untuk tidak
menyesuaikan diri, kecuali legowo untuk ditinggalkan.
Baby Boomer juga harus Milenial. Hal ini sangat penting untuk
memastikan terjadinya perubahan estafet dari generasi ke generasi secara mulus dan positif terhadap perkembangan
di organisasi kita.
Penulis:
Rahmad Basuki, KPKNL Pontianak