Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Teknik Menyusun dan Membaca Doa Resmi
Dina Arinda Putri
Kamis, 18 Agustus 2022   |   29430 kali

Hampir dalam setiap acara, rasanya tidak lengkap bila tidak ada pembacaan doa. Namun, apakah kita pernah mendapatkan pelajaran tentang bagaimana membuat dan membaca doa pada acara-acara resmi di  kantor? Saya meyakini bahwa rata-rata kita tidak ada yang pernah mendapat pelajaran tentang hal tersebut.


Tidak perlu berpanjang lebar, langsung saja kita kupas satu persatu. Mari sama-sama kita belajar.


Pertama, perhatikan jenis acara. Mengetahui dengan pasti jenis acara akan sangat membantu kita menentukan model doa seperti apa yang akan kita pilih. Ada acara santai dan gembira, pun juga ada acara yang khidmat nan syahdu.


Penggolongan jenis acara di atas akan sangat mempengaruhi dalam pemilihan kata dan tema dalam doa kita. Misalnya untuk acara santai dan gembira, maka pilihlah kata-kata yang ceria dan lebih umum. Misalnya permintaan kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas. Sedangkan untuk acara yang khidmat, maka perlu pemilihan kata yang lebih serius dan diharapkan mampu menyentuh emosi terdalam setiap insan yang hadir dalam acara tersebut. Di sini kita dituntut untuk sangat serius memikirkan tema apa yang akan kita pilih.


Kedua,  format standar pembacaan doa resmi. Ini adalah bagian yang wajib untuk diketahui. Kita mulai dengan salam. Pertanyaannya, apakah perlu mengucapkan salam dalam semua agama dan kepercayaan. jawabannya tergantung pada acaranya, tergantung situasi dan kondisinya. Saya sendiri cenderung hanya menggunakan satu salam saja, yaitu assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Selanjutnya adalah kalimat pembuka. Contohnya sebagai berikut :

 

Marilah kita bersama-sama menundukkan kepala, merendahkan hati, seraya menengadahkan tangan untuk berdoa kepada Alloh SWT.

Ijinkan kami memimpin doa menurut Agama Islam. Bagi Bapak dan Ibu yang beragama lain, kami persilahkan menyesuaikan.

 

Setelah kalimat pembuka, kita mulai membaca bagian awal doa. Bagian ini wajib menggunakan redaksi bahasa Arab yang sudah umum digunakan. Bagian yang paling penting di sini adalah ucapan alhamdulillah dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.


Berikutnya adalah isi. Bagian awal hanya berisi syukur kepada Alloh SWT karena telah memberikan kesempatan dan kesehatan sehingga kita dapat berkumpul di acara.... (sebutkan acaranya, misalnya pisah sambut Kepala Kantor).

 

Masih melanjutkan bagian isi, setelah puji syukur kita langsung memasuki inti doa yaitu hal-hal yang akan kita minta kepada Allih SWT. Pada bagian ini bila acaranya adalah acara santai dan gembira maka cukup sampaikan hal yang standar saja. Namun, bila menghadapi acara resmi yang khidmat, maka perlu melakukan riset terlebih dahulu.

Apakah perlu survei? Masuk laboratorium dan sebagainya? Ya tentu saja tidak. Cukup riset kecil-kecilan saja. Penting bagi kita untuk riset mengenai core business instansi tempat kita membaca doa. Dari situ kita akan menjelajahi hal-hal yang menjadi tantangan mereka. Kemudian formulasikan dalam sebuah doa kepada Tuhan untuk dapat menyelesaikan tantangan tersebut. Percayalah bahwa dengan eksplorasi ini kita akan mendapatkan bahan untuk menyusun doa yang sangat kuat.


Setelah kita ungkapkan semua keinginan kita dalam inti doa, maka kita akan memasuki akhir doa. Sederhana saja, cukup doa sapu jagat. Robbanaa aatinaa fiddunnya hasanah, wafil akhiroti hasanah, waqinaa ‘adzaabannaar. Selesai dan tutup dengan salam.


Sekarang, kita sudah selesai membahas teknis membuat atau menyusun doa. Selanjutnya hal yang paling penting justru adalah teknik membaca doanya. Bedakan kembali antara acara yang khidmat dan acara yang santai. Untuk acara santai, cukup baca dengan perlahan. Intonasinya tegas dan jelas. Sedangkan untuk acara khidmat, bacalah doa dengan penghayatan dan intonasi lirih. Namun pastikan suara kita masih terdengar jelas.


Terakhir dan yang paling penting menurut penulis adalah pengkondisian batin. Kita harus menyadari bahwa kita sedang berdoa kepada Tuhan. Anggap saja kita sedang menghadap-Nya dan diminta mengutarakan permintaan kita. Rasakan keagungan-Nya dan biarkan keagungan itu membuat kita bergetar.


Cukup sekian dan selamat mencoba.

 

Oleh: Tri Atmojo

Fungsional Penilai Pemerintah Ahli Pertama

KPKNL Pangkalan Bun

Juara I MTQ UPZ Kemenkeu 2022 Cabang Lomba Doa Resmi Pemerintahan

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini