Mendengar
kata disiplin pasti banyak orang yang alergi....
Karena “disiplin” selalu saja dikaitkan dengan punishment,
nggak boleh seenaknya sendiri, nggak nyaman... Intinya, disiplin itu hal yang
membuat hidup jadi kurang cihuy.
“Disiplin”....
kata yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dilakukan, setuju nggak kawan?
Saya
sendiri sebagai seorang ibu yang juga berkerja, membutuhkan perjuangan dalam
mendisiplinkan diri saya sendiri dengan harapan dapat menjadi contoh yang baik
untuk anak-anak saya (seperti harapan emak-emak lainnya, pasti pengen dong
anak-anaknya lebih disiplin dari pada emaknya).
Untuk
hidup terbiasa dengan disiplin memang nggak gampang sih, pastinya kita harus
berjuang mengalahkan diri sendiri, dan yang bikin pe-er adalah menyingkirkan
sifat malas jauh-jauh, dan untuk itu pasti membutuhkan banyak pengorbanan ya
kawan.
Padahal
nih, dengan disiplin
sebenarnya membuat hidup kita terasa nyaman, tertata dan nggak grubak grubuk
(kalau kata orang bule tuh “uripe tansah
kepenak”)
Disiplin harus dimulai dari diri sendiri (nanti kalau udah pinter boleh ngajak temen-temennya), secara tidak kita sadari sebenarnya kita sudah melakukan disiplin dan ternyata hidup kita tetap asyik, ini buktinya :
Sekarang kan kita sedang menghadapi pandemi Covid-19, setiap melakukan aktivitas di luar rumah pasti kita menggunakan masker, kita melakukannya dengan ikhlas demi menjaga kesehatan diri kita, coba kalau nggak disiplin pakai masker, apa kabar paru-paru kita?
Di saat naik sepeda motor kita disiplin memakai helm, hal itu kita lakukan bukan lantaran takut ditilang pak polisi, tapi demi menjaga keselamatan diri kita kalau terjadi kecelakaan.
Setiap hari, pagi dan sore, ASN di lingkungan Kementerian Keuangan tanpa harus diminta dan diawasi, pasti disiplin melakukan absensi. (bayangkan kalau kawan tidak disiplin mengisi absensi, berapa banyak tukin yang akan dipotong).
Tekad
untuk mendisiplinkan diri sering kali muncul dari pelajaran/hikmah yang kita
petik dari suatu keadaan/kejadian yang tidak menyenangkan. Bahwa kita tidak
pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita/keluarga esok hari, mungkin
bisa jadi kita/keluarga sakit, tertimpa kemalangan, dan bahkan kita tidak tahu
sampai kapan umur kita, maka ayolah kawan, jangan pernah menunda
tugas/pekerjaan yang harus kita selesaikan.
Cara
untuk tetap konsisten untuk disiplin diri adalah dengan menjadikannya sebagai
kebiasaan.
Disiplin
juga diibaratkan suatu otot, semakin kita sering melatihnya maka semakin
kuatlah dia.
Disiplin
diri juga tidaklah melulu terpaku pada hal yang membosankan, kita bisa memilih
mendisiplinkan diri dengan hal-hal yang menyenangkan, jogging di taman misalnya, selain
mendapatkan kebugaran/kesehatan, juga dapat menjaga mood. Selain itu jogging di taman bagi kaum jomblo juga dapat dijadikan sebagai ajang mencari
jodoh, hehehe.
Kalau
kita suka dan tidak ada unsur keterpaksaan dalam mendisiplinkan diri, maka kita
dapat menemukan hal-hal menarik yang bermanfaat untuk diri kita maupun
lingkungan sekitar.
Mari
kawan, kita tetap menjaga disiplin diri, baik di lingkungan kerja maupun dalam
keluarga, dan yakinlah
bahwa disiplin diri adalah kekuatan
ajaib yang membuat hidup kita menjadi lebih baik, dan disiplin juga sebagai
kunci yang menjembatani cita-cita/harapan menuju kenyataan.
Ingatlah selalu...... bahwa rasa sakit disiplin diri tidak akan pernah sebesar rasa sakit penyesalan yang harus kita tanggung di kemudian hari sebagai akibat apabila kita tidak disiplin.
Nur
Indiyah Retno Palupi – KPKNL Pangkalan Bun