Stres.
Kebanyakan orang
kerap memberikan stigma negatif ketika mendengar kata stres. Apakah memang
stres se-menyeramkan itu? Mengutip pendapat Hans Selye, stres adalah suatu
respons non-spesifik pada tubuh yang dapat muncul karena adanya permintaan
untuk melakukan suatu perubahan.
Saat merasa
stres, seseorang akan merasa gelisah dan agresif terhadap orang lain. Napas
terengah-engah, emosi tidak stabil. Karena saat stres, tubuh akan mengira jika
ia sedang diserang hingga beralih ke mode fight
or flight, inilah yang membuat seseorang menjadi lebih agresif.
Terdapat 3 macam jenis stres, antara lain:
1. Eustress
Jenis stres ini yang dinamakan stres positif. Karena saat mengalami eustress, seseorang akan lebih produktif dan banyak melakukan hal positif. Sumber stres jenis ini akan memotivasi seseorang untuk mencapai target yang ingin diraih hingga ia meraih hal tersebut, hingga akhirnya banyak orang akan menilai bahwa eustress ini merupakan stres yang menyenangkan.
Jenis stress ini yang mungkin harus dikelola dengan baik oleh
pegawai yang bekerja di bawah tekanan. Karena, jika kita dapat mengelola
eustress ini, bisa jadi kita bisa mendapatkan behavior yang kontributif dan produktif.
2. Distress
Berlawanan dengan eustress, distress merupakan stres yang bersifat
negatif. Seseorang akan merasa kesulitan terhadap suatu hal, yang akhirnya
berdampak pada kesehatan mentalnya. Distress sendiri dibagi menjadi 2, yaitu
stres akut dan stres kronis.
Stres akut dapat muncul dan hilang dalam waktu
singkat dan sering muncul. Sementara stres kronis adalah stres yang membutuhkan
waktu yang lama untuk disembuhkan.
3. Neustress
Neustress merupakan stres yang berada di antara
eustress dan distress, yang tidak memberikan dampak apapun untuk tubuh,
sehingga terkadang kita tidak sadar bahwa kita sedang mengalami neustress ini.
Hal ini disebabkan karena suatu hal yang dapat memicu stres tidak berdampak
langsung terhadap kehidupannya.
1. Sadari
Artikulasikan apa yang dirasakan secara fisik maupun psikis. Kita bisa memahami apa yang kita butuhkan. Dari situ kta bisa me-manage-nya menjadi behaviour yang kontributif dan produktif.
2. Amati
Amati perubahan fisik
dan perilaku. Artikulasikan apa yang dialami dan dibutuhkan saat ini. Apakah
emosi kita sedang tidak stabil atau lainnya.
Semua jenis stres dapat diredakan dengan perubahan pola hidup yang lebih baik melalui olahraga, selalu positive thinking, dan self reward. Selalu sayangi dirimu!
Eka Febri N. S - KPKNL Pangkalan Bun