Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Are You Okay?
Justinus Benni Indrianto
Senin, 16 November 2020   |   10316 kali

Pandemi covid-19 menimbulkan kegelisahan bagi sebagian banyak orang. Panik, gelisah, takut, bahkan depresi karena pandemi menjadi hal yang wajar pada saat ini. Overthinking terhadap berbagai permasalahan yang terjadi juga menjadi salah satu indikator tingkat depresi seseorang. Kondisi psikologis seseorang dapat menjadi tidak menentu saat pandemi karena tekanan yang diberikan bukan hanya dari luar tubuh seseorang, tetapi dari dalam juga.

Menurut psikolog Tara Adhisti de Thouars, dalam paparannya dengan tema “Let’s take care of ourself and others”, reaksi psikologis saat pandemi yang dirasakan tiap orang berbeda. Indikatornya antara lain, ketidakpastian, ancaman, kehilangan, dan ketidakadilan. Emosi yang dirasakan berawal dari stres, cemas, panik, marah. Kemudian reaksi yang diberikan oleh otak berupa paranoid, overthinking, penyesalan, self blame, dan blame others. Berujung perilaku yang diberikan berupa menghindar, agresif, sulit konsentrasi, slow respond, dan irritated.

Apakah kita pernah memperhatikan perilaku seseorang yang disebutkan seperti itu? Lalu apa yang kita lakukan? Diam saja kah? Atau bertanya, “Are you okay?”

Mengapa hal ini penting? 

  • Setiap orang pasti pernah atau sedang merasa tidak OK
  • Kita tidak sendirian
  • Bantuan akan selalu ada disaat saya membutuhkan

Pernahkah terbesit, apa sih arti jawaban “Aku baik-baik saja” yang sebenarnya? Pasti kebanyakan orang yang mengalami depresi tidak akan mudah membuka dirinya kepada orang lain.

Apa artinya ketika seseorang berkata, “Aku baik-baik saja”?

  • Aku nggak ingin kamu tau kalau aku sedang tidak baik-baik saja
  • Aku ngga baik-baik saja, tapi aku ngga ingin membicarakan ini sekarang
  • Aku ngga baik-baik saja, please tanyakan lagi

Pertolongan pertama terhadap masalah psikologis seseorang tidak hanya diberikan oleh psikiater saja, namun support dari orang di sekeliling kita pun dapat cukup membantu. Sekadar memberikan support dan kepedulian dalam menghadapi masalahnya. Metode ini bukan bentuk konseling maupun menggurui. Biasanya cukup mendengarkan saja apa yang disampaikan oleh mereka. Metode ini bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja.

Sebenarnya, apa sih yang dibutuhkan seseorang ketika sedang down atau tertekan?  

  • Teman bicara
  • Teman yang peduli
  • Teman yang mendengarkan
  • Teman yang menerima mereka
  • Teman yang ada untuk mereka

Lalu, bagaimana jika kita sebagai teman dalam menyikapi hal tersebut? Umumnya, terdapat 6 (enam) cara dalam pertolongan pertama terhadap masalah psikologis (Psychological first aid), yaitu:

  1. Care

    Care (Perhatian) merupakan salah satu metode yang paling dasar dalam pertolongan pertama pada masalah psikologis. Contohnya, kita bisa mengajak ke tempat yang nyaman untuk mengobrol, makan atau minum kesukaan mereka.

  2. Listening

    Mendengarkan bisa menjadi sulit ketika kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan setelahnya. Ada beberapa studi yang menyebutkan bahwa ketika seseorang sedang bercerita kepada kita, dengarkan saja. Tidak perlu untuk menjawab atau bahkan membanding-bandingkan masalah pada diri kita ke mereka. Setiap orang punya cara tersendiri dalam menyikapi masalah yang terjadi pada mereka.

  3. Comfort

    Hargai dan perhatikan suasana emosi sekitar. Bagaimana caranya? Tentu saja jangan menghakimi, jangan menekan, jangan menyalahkan, jangan membandingkan. Hindari kalimat seperti:
    - Saya paham apa yang kamu rasakan
    - Ini demi kebaikan kita
    - Mari kita bicarakan hal lain
    - Kamu sebaiknya bekerja
    - Ngga usah dipikirkan

  4. Connecting

    Terkadang orang yang terlihat kuat diluar, belum tentu kuat mentalnya juga. Perlu upaya yang lebih ketika seseorang diharuskan untuk menunjukkan kelemahan dirinya. Perlu keterbukaan serta bicara dari hati ke hati agar terbentuk rasa saling percaya.

  5. Protecting

    Buat mereka merasa nyaman dan aman. Berikan solusi tanpa harus saling menjatuhkan.

  6. Instilling Hope

    Cara bagaimana kita memberikan saran dan wawasan, bagaimana membangun harapan kepada mereka untuk selalu berpikir positif dalam segala hal.

Hambatan yang dapat terjadi kepada kita sebagai ‘penolong’ sangat umum. Diantaranya:

  • Tidak tahu harus bersikap apa
  • Tidak terbiasa
  • Apakah ini pertanda kelemahan?
  • Kondisi saya sedang tidak baik

Terkadang kita tidak tahu cara menempatkan diri kita pada waktu yang tepat. Hal yang terpenting dalam membantu sesama, selamatkanlah dirimu terlebih dahulu. Bagaimana kita akan membantu seseorang ketika kita sendiri sedang merasa kesusahan?

Berikut terdapat kutipan Psikolog Tara de Thouars, BA, M.Psi

Taking care of others, not only change you, but it also change others and community.

So lets all start by asking :

“Are you ok?”



(Eka Febri N. S - KPKNL Pangkalan Bun)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini