Saat ini perkembangan teknologi sudah semakin maju
dari tahun ke tahun. Hal ini menjadikan informasi juga semakin mudah
diakses. Dengan adanya teknologi pada ponsel yang semakin berkembang, aplikasi
dalam ponselpun ikut berkembang. Salah satunya adalah pada aplikasi sosial
media.
Berdasarkan survei yang diambil dari
databoks.katadata.co.id, dari populasi masyarakat Indonesia pada Januari 2019
sebanyak 268,2 juta jiwa, pengguna aktif media sosial telah mencapai 150 juta
pengguna. Hal ini menandakan bahwa ada lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah
pengguna media sosial.
Melihat besarnya potensi pengguna media sosial di
Indonesia saat ini, beberapa pihak ternyata mulai memanfaatkannya. Salah
satunya untuk kepentingan beriklan dan memasarkan produk melalui berbagai
macam platform media sosial. Selain untuk kepentingan
beriklan, kini media sosial juga mulai banyak digunakan oleh
perusahaan/instansi untuk mengenalkan atau meningkatkan citra diri perusahaan/instansi
mereka ke masyarakat umum.
Salah satu bentuk konten pada media sosial adalah
konten gambar. Konten ini lebih menarik dilihat daripada konten berupa tulisan
atau video yang memerlukan waktu untuk mencerna informasi di dalamnya. Walaupun
demikian, banyaknya konten berupa gambar di sosial media ternyata juga cepat
membuat para pengguna media sosial menjadi jenuh. Akibatnya minat untuk
mengetahui informasi melalui sebuah gambar di sosial media akan menurun apabila
gambar atau ilustrasi yang ditampilkan tidak begitu menarik.
Desain grafis dapat membantu para content
creator agar desain yang mereka buat menjadi lebih menarik. Menurut
wikipedia, desain grafis atau rancang grafis adalah proses komunikasi
menggunakan elemen visual, seperti tipografi, fotografi, serta ilustrasi yang
dimaksudkan untuk menciptakan persepsi akan suatu pesan yang disampaikan.
Bidang ini melibatkan proses komunikasi visual dan desain komunikasi.
Desain grafis memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai
berikut:
1.
Sebagai penyampai pesan lewat visual agar
lebih mudah dibaca.
2.
Mendesain bukan hanya menggambar atau
mendekorasi, namun ada kandungan komunikasi di dalamnya.
3.
Desain komunikasi visual mengharuskan
desainer untuk tidak hanya memahami bagaimana cara membuat grafis, tetapi juga
memahami konteks yang akan diolah.
4.
Desain boleh saja “wah”, tetapi jika tidak
ada makna dan pesan yang bisa langsung tersampaikan, maka hasilnya akan
percuma.
Dalam desain grafis, bentuk dari sebuah desain
dipengaruhi oleh bebarapa hal. Bentuk desain ini tentunya akan memengaruhi
bagaimana pembaca menangkap isi pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat
desain. Beberapa hal yang mempengaruhi bentuk dari sebuah desain yaitu:
1.
Pembaca
Pembaca dari kelompok sosial tertentu akan memiliki pemahaman yang
berbeda saat melihat sebuah desain grafis dibandingkan dengan kelompok sosial
yang lain.
2.
Peruntukan Desain
Peruntukan desain dibedakan menjadi 2, yaitu untuk pihak internal dan
eksternal. Desain yang dibuat untuk kepentingan internal dalam perusahaan/instansi tentunya akan berbeda dengan desain yang dibuat untuk kepentingan pihak
eksternal. Tidak hanya sifat dari informasinya saja yang berbeda, namun juga
pemahaman terhadap informasi yang disampaikan juga akan berbeda antara kedua
pihak tersebut.
3.
Rentang Umur
Rentang umur menentukan tingkat pemahaman dari informasi pada desain
yang ingin disampaikan. Umumnya generasi milenial sekarang lebih memahami
informasi dan berita terkini dari generasi yang lebih tua. Selain itu, minat
generasi milenial terhadap desain pada postingan di media sosial sangat
tergantung dari corak atau bentuk desain yang ditampilkan.
4.
Tema dan Waktu Publikasi Desain
Tema desain akan menentukan bagaimana hasil akhir dari desain yang akan
dibuat. Misalnya untuk tema edukatif, bentuk desain yang disampaikan dapat
menampilkan ilustasi berupa peralatan menulis, atau hal-hal yang berhubungan
dengan pendidikan. Sedangkan untuk waktu dari publikasi desain sendiri dapat
dibedakan menjadi dua, apakah desain tersebut harus segera dipublikasikan atau
publikasi dapat dilakukan kapan saja.
5.
Bentuk Publikasi Desain
Bentuk publikasi desain dapat berupa publikasi cetak dan digital. Untuk
desain dalam bentuk publikasi cetak, format pemilihan warna dapat menggunakan
format CMYK, sehingga warna yang ditampilkan pada saat melakukan desain akan
sama dengan warna yang dihasilkan saat dicetak. Di sisi lain, apabila desain
hanya dipublikasikan secara digital, desainer dapat menggunakan format warna
RGB. Format warna ini memungkinkan desain memiliki banyak pilihan warna
dibandingkan format CMYK.
6.
Jenis Platform yang Digunakan
Saat ini platform untuk menampilkan atau mempublikasikan desain
bermacam-macam. Contohnya saja untuk platform media
sosial ada Instagram, Facebook, dan Twitter. Masing-masing platform ini memiliki
format dan kebijakan tersendiri tentang konten bisa diunggah dan bagaimana cara
memaksimalkan desain kontennya.
7. Sifat Desain
Sifat dari desain bermacam-macam, tergantung dari tema dari desain. Misalnya desain untuk menginformasikan tentang penyerapan APBN, maka desain yang digunakan wajarnya menggunakan desain yang formal.
Agar desain dapat menarik perhatian dari pembaca,
desainer perlu memperhatikan komposisi-komposisi dan elemen pada desain.
Berikut ini adalah prinsip hirarki pada desain grafis agar desain yang
dihasilkan dapat menarik.
1.
Size dan Scale
Ukuran objek pada
desain yang lebih besar belum tentu akan efektif dalam upaya untuk menyampaikan
informasi dari sebuah desain. Pada dasarnya elemen yang lebih besar pada sebuah
desain akan menarik perhatian lebih besar daripada elemen yang lebih kecil.
Dengan memerhatikan besar kecilnya objek pada sebuah desain, maka akan tercipta
keseimbangan dalam desain. Selain itu, hal tersebut juga dapat meningkatkan
fokus dari pembaca.
2.
Color dan Contrast
Warna yang kontras
biasanya akan lebih menarik perhatian pembaca daripada warna yang kusam. Dengan
mengombinasikan warna yang sesuai, desainer dapat meningkatkan fokus pembaca,
sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.
3.
Typographics Hierarchy
Pengaturan
besar-kecil dan tata letak dari penulisan kata akan menentukan ketertarikan
dari pembaca dalam memahami isi desain. Penggunaan huruf yang terlalu kecil dan
cenderung “ramai” akan menurunkan minat pembaca dalam memahami isi desain. Hierarki
tipografi yang dibuat dari teks dengan berbagai ukuran, bobot, dan spasi atau
kombinasi dari setiap elemen akan menciptakan komposisi keseluruhan yang mudah
dibaca dan dipahami.
4.
Spacing
a. Rule of Space
Desain yang baik
untuk dibaca adalah desain yang memiliki ruang kosong. Desainer harus dapat
menata dan mengatur komposisi elemen-elemen dalam desain agar desain memiliki
ruang kosong. Ruang kosong ini berfungsi untuk memberikan “ruang bernapas” bagi
audiens, sehingga mereka dapat terfokus pada elemen-elemen yang memang
mengandung informasi dalam sebuah desain.
b. Page-scanning Patterns
Saat melihat sebuah
desain, audiens akan cenderung memindai halaman dengan pola tertentu.
Berikut ini adalah beberapa pola umum yang sering dipakai oleh kebanyakan orang
dalam memindai sebuah informasi, khususnya dalam bentuk infografis.
1) F-Patterns
Pola ini dilakukan
dengan cara memindai halaman dari kiri ke kanan bagian atas dan mengulanginya
lagi untuk setiap baris teks hingga mencapai bagian bawah halaman.
2) Z-Patterns
Pola ini dilakukan
dengan cara memindai halaman secara cepat dengan melirik dari bagian atas kiri
ke kanan, lalu turun ke bagian bawah kiri, dan terus diulangi hingga mencapai
bagian bawah halaman
5.
Proximity
Menempatkan
elemen-elemen yang saling berkaitan secara berdekatan akan memberikan kesan
kepada audiens bahwa elemen-elemen tersebut terkait.
6.
Negative Space
Negatif space atau ruang kosong
tidak hanya membuat informasi lebih mudah bagi pembaca untuk mencernanya,
tetapi juga menciptakan fokus karena membantu memusatkan perhatian pada elemen
tertentu pada sebuah desain. Bahkan desainer yang kreatif dapat memanfaatkan
ruang kosong ini untuk menampilkan visual tambahan pada negative
space ini.
7.
Alignment
Alignment adalah bagian dari struktur
di mana elemen ditempatkan dalam suatu desain. Ini menentukan bahwa komponen
visual baik itu teks atau gambar, tidak diposisikan secara asal di seluruh
komposisi.
8.
Rule of Odds
Rule of odds memungkinkan
desainer untuk menekankan gambar tertentu dengan menempatkannya di
tengah-tengah kelompok. Dengan menempatkan jumlah yang sama dari benda-benda
serupa di kedua sisi titik fokus utama hasilnya jelas menunjuk ke elemen visual
paling penting, yang terletak di tengah.
9.
Repetition
Pengulangan komponen-komponen
dalam sebuah desain akan meningkatkan pemahaman dan menciptakan kesatuan.
Contohnya pengulangan beberapa font, warna, bentuk, ukuran sebuah
komponen dari desain akan menciptakan ciri khas dari desain yang diciptakan.
10.
Leading Line
Leading line adalah komponen yang
berupa garis-garis baik tampak secara nyata ataupun tidak pada sebuah desain
yang berfungsi untuk mengarahkan audiens agar fokus terhadap suatu objek
atau hal yang ingin disampaikan dalam sebuah desain. Leading line dapat
mengarahkan pandangan audiens terhadap hal yang ingin di highlight oleh
desainer.
11.
Rule of Third
Tidak hanya dapat
digunakan dalam dunia seni dan fotografi, rule of third dapat diterapkan
dalam sebuah desain. Rule of third atau aturan satu pertiga adalah
aturan yang digunakan untuk meningkatkan keseimbangan komposisi secara
keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan cara membagi komposisi desain menjadi
kisi-kisi dalam sebuah desain menjadi kotak-kotak dengan sembilan bagian yang
terpisah.
12.
Perspective
Dengan memanfaatkan
perspektif, desainer dapat lebih menampilkan pesan yang ingin di sampaikan
kepada audiens. Contohnya adalah dengan mengatur besar kecilnya elemen
dalam desain. Objek yang lebih besar akan terlihat lebih dekat daripada objek
yang berukuran lebih kecil.
Pada akhirnya, desain yang bagus bukanlah desain
sekadar indah dan terlihat bagus. Lebih dari itu, desain yang baik adalah
desain yang isinya dapat dipahami dengan jelas oleh pembaca. Selain itu, agar
para pembaca tertarik dengan informasi yang disampaikan, akan lebih baik lagi
jika desain yang dibuat memperhatikan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip
pembuatan sebuah desain. Desain yang menarik tidak hanya dapat menarik minat
para pembaca untuk mengetahui informasi di dalam sebuah desain, namun juga
dapat memudahkan pembaca dalam mengolah informasi yang terdapat di dalamnya.
Sumber:
Materi Diklat Kehumasan BPPK Kementerian Keuangan
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/02/08/berapa-pengguna-media-sosial-indonesia
https://visme.co/blog/visual-hierarchy/#grids-organize-a-design
https://www.jagodesain.com/2019/02/prinsip-hirarki-desain-grafis.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis
https://lineindesign.medium.com/be-a-designer-who-can-also-help-with-writing-copy-2f4ea02a5646
Penulis: Muhammad Mukti Abadi, Pelaksana pada Seksi Hukum dan Informasi KPKNL
Pamekasan