Palu, 26 Maret 2024
● Ekonomi Sulawesi Tengah di kuartal IV 2023
tumbuh sebesar 9,73 persen (yoy), dan secara agregat tahun 2023 tumbuh 11,91
persen (ctc). Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang kuat juga tercermin dari
sisi produksi, terutama ditopang oleh Sektor Industri Pengolahan, kemudian
diikuti sektor Pertambangan dan Penggalian, serta sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan. Pertumbuhan yang impresif tersebut
mampu mendongkrak kontribusi perekonomian Sulteng terhadap perekonomian
Nasional sebesar 1,69 persen pada tahun
2023, dan juga share sebesar 23,81 persen terhadap perekonomian Pulau Sulawesi.
● Inflasi regional Sulteng di bulan Februari 2024
dapat terkendali di level 0,45 persen (mtm), 0,53 persen (ytd), atau 3,37
persen (yoy). Perubahan
harga di Provinsi se-Sulawesi berada di kisaran 3±1 persen pada bulan Februari 2024.
Pengeluaran pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih memiliki peran
dominan dalam peningkatan IHK di Sulteng. Inflasi tahunan kelompok makanan
tercatat sebesar 7,08 persen di Kota Palu, 6,67 persen di Kota Luwuk, 11,97
persen di Kab Morowali, dan 11,75 persen di Kab Tolitoli.
● Neraca perdagangan Sulteng melanjutkan catatan surplusnya pada Februari 2024. Ekspor dalam periode Febaruari tercatat
sebesar USD4.616,52 Juta (naik 198,7 persen yoy). Sementara itu, impor ke Provinsi Sulteng pada
Februari 2024 senilai USD599,25 juta (turun 15,3 persen yoy).
Dengan kinerja Ekspor yang baik dan Impor yang terkendali, Surplus Neraca
Perdagangan di Sulteng pada bulan Februari 2024 tercatat sebesar USD4.017,27 juta, naik 379,1 persen (yoy).
● Kinerja APBN bulan Februari 2024 berkontribusi nyata dan dirasakan
langsung oleh masyarakat.
● Realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp2,0 triliun (17,4 persen
dari Target APBN 2024) dengan pertumbuhan mencapai 37,85 persen (yoy). Capaian
yang baik ini melanjutkan tren positif yang terus terjaga sejak periode tahun
2021 s.d. 2024. Pertumbuhan pendapatan
negara didukung oleh aktivitas ekonomi dalam negeri yang semakin meningkat,
serta iklim investasi yang terjaga sehingga mendorong pungutan bea masuk atas
barang/modal kegiatan investasi di Sulawesi Tengah.
Selain itu, kinerja PNBP turut serta dalam mendorong pertumbuhan
pendapatan negara lewat pendapatan atas pendapatan jasa pendidikan, re-entry permit, pendapatan jasa
kepelabuhanan, dsb.
● Penerimaan Pajak terealisasi sebesar Rp1,66 triliun (18,97 persen pagu) yang tumbuh sebesar
41,45 persen (yoy). Sampai dengan 29 Februari 2024, penerimaan
pajak didominasi oleh penerimaan PPh Non Migas yang sebesar 64,55 persen dari
total penerimaan perpajakan. Dari segi pertumbuhan, penerimaan atas PPh Non
Migas mencatatkan pertumbuhan tertinggi sekitar 44,4 persen (yoy) relatif tinggi
dibandingkan komponen penerimaan pajak yang lain.
Secara sektoral, penerimaan pajak sebagian besar berasal dari pungutan
di sektor industri pengolahan sebagai sektor unggulan dan potensial dalam
perekonomian Sulawesi Tengah.
● Di sisi lain Penerimaan
Kepabeanan dan Cukai mencapai Rp431,3 miliar
(20,23 persen dari target 2024), naik sebesar 102,29 persen (yoy). Kinerja penerimaan kepabeanan dan cukai hingga 29 Februari 2024 disokong oleh pertumbuhan bea masuk sebesar 101,97 persen (yoy). Peningkatan
penerimaan bea masuk tidak terlepas dari pengaruh perubahan tarif efektif bea
masuk pada Februari 2024, naik menjadi 2,16 persen dari 1,28 persen pada Feb
2023.
● Selanjutnya penerimaan PNBP hingga 29 Februari 2024 mencatatkan
angka realisasi sebesar Rp240,35
miliar atau 38,72
persen dari target 2024 dengan pertumbuhan
positif sebesar 143,18 persen (yoy).
Penerimaan terbesar PNBP berasal dari Pendapatan Jasa Layanan Pendidikan
(41 persen) pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi,
disusul oleh Penerimaan Belanja Modal TAYL (16 persen), Re-entry Permit
Kemenkum HAM (10 persen), serta Pendapatan Jasa Kepelabuhan pada Kementerian
Perhubungan (5 persen).
● Sampai
dengan 29 Februari 2024, realisasi belanja negara telah mengalami pertumbuhan
yang menggembirakan (28,09
persen), ditopang oleh pertumbuhan BPP (41,60 persen) dan peningkatan TKD (23.98 persen). Penyaluran TKD sebesar Rp 2,68 T (14,63 persen),
capaian ini lebih tinggi dibandingkan TA 2023 sebesar Rp 2,16 T (10,9 persen).
● Realisasi BPP ditopang dari tingginya serapan
belanja barang sebesar Rp538,2
miliar (tumbuh 125,61 persen
yoy), juga belanja pegawai sebesar Rp335,3
miliar (tumbuh 11,58 persen
yoy). Berdasarkan fungsi, belanja BPP dapat
dilihat melalui beberapa fungsi yang bisa langsung dinikmati oleh masyarakat,
antara lain:
o
Fungsi Pelayanan Umum menjadi fungsi dengan pagu terbesar,
yang didominasi oleh belanja Transfer Ke Daerah (TKD) dan telah terealisasi
sebesar Rp3,19 triliun (16,61 persen).
o
Fungsi Ekonomi mayoritas dikelola oleh Kementerian PUPR dan
Kementerian Perhubungan dan telah terserap sebesar Rp222,45 miliar (11,41
persen).
o
Fungsi Pendidikan telah
terealisasi sebesar Rp169,39 miliar (10,58 persen) dan diampu sebagian besar oleh Kemendikbud Ristek,
Kemenag, dan Kementerian PUPR.
o
Fungsi Kesehatan yang dikelola oleh BKKBN, Kementerian Kesehatan,
dan BPOM telah terealisasi sebesar Rp27,35 miliar (13,10 persen).
o
Fungsi Perlindungan Sosial diemban oleh Kementerian Sosial dan
telah terealisasi sebesar Rp1,26 miliar (6,86 persen).
● Transfer ke Daerah (TKD) telah tersalur
sebesar Rp2,68 triliun, tumbuh 23,98 persen yoy. Kinerja penyaluran Dana Alokasi Khusus
(DAK) non fisik mampu tumbuh positif dibandingkan
dengan periode TAYL karena membaiknya sarat salur yang diajukan pemda. Penyaluran
Dana Desa di Tahun 2024 digunakan untuk Dana BLT penanganan Penduduk Miskin
Ekstrim, pembangunan Desa dan Pemberdayaan masyarakat Desa.
● Sebagai kesimpulan, Kinerja
perekonomian Sulteng kembali tumbuh kuat di kuartal IV. Seiring dengan inflasi
yang terkendali, peningkatan produksi pertanian, mobilitas masyarakat yang
semakin meningkat, pertumbuhan kinerja fiskal dan peningkatan kinerja beberapa
sektor lapangan usaha lainnya.
Analisis dan kajian lebih mendalam terkait kinerja fiskal
dan perekonomian Sulteng, khususnya telaah makro pelaksanaan anggaran dan
kaitan implementasi kebijakan fiskal dengan pencapaian output dan outcome yang
terwujud dalam capaian indikator perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,
kami sajikan dalam publikasi yang berjudul Kajian Fiskal Regional (KFR) Tahunan
2023 Provinsi Sulawesi Tengah atau kunjungi link s.id/KFRTahun2023Sulteng.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah (Kanwil DJPb Sulteng), Jalan Tj. Dako No.15, Palu.
Siaran Pers Kitapura APBN Provinsi Sulawesi Tengah