Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Palu > Artikel
Berfikir Kreatif Dan Inovatif Dalam Pelayanan Publik
Abd. Choliq
Minggu, 19 April 2020   |   66948 kali

Dewasa ini segala aspek kehidupan dituntut untuk bersaing menunjukkan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan dapat bertahan untuk tetap bersaing dalam panggung globalisasi. Sebuah organisasi seharusnya mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang ada dalam dunia yang penuh gejolak global tersebut. Sebagai contoh, perkembangan bisnis dunia yang sangat pesat menimbulkan persaingan pasar yang ketat dan alot. Setiap harinya muncul pelaku bisnis yang menghasilkan dan mengenalkan produknya dengan kreativitas dan inovasi baru, sehingga persaingan pun tidak bisa dihindarkan lagi. Jika para pelaku usaha tidak berusaha menjadi diri yang kreatif dan inovatif dalam menghasilkan produknya, maka usahanya akan tergilas oleh kompetitor lain.

Menurut Peter Drucker, dalam memimpin suatu organisasi, seorang manajer tidak hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan administratif atau pengambilan keputusan (decision making) saja, tetapi ia arus melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih kreatif. Jadi pimpinan mempunyai peranan yang sangat penting dalam inovasi, yaitu:

1.    Memberi dukungan, otorisasi, dan bimbingan kepada staf untuk melakukan inovasi.
2.    Menciptakan iklim yang kondusif untuk berkembangnya inovasi dalam organisasi.
3.    Bersama-sama terus mengembangkan kapasitas diri dan pegawai untuk berinovasi.

Selanjutnya membawa organisasi menjadi yang terbaik di lingkungan Kementerian Keuangan tentunya tidak terlepas dari kreativitas. Berawal dari tantangan dalam memimpin, kreativitas akan muncul secara berdampingan. Bagaimanakah tips menjadi pemimpin yang kreatif dan sukses? Maka seorang pemimpin bisa menciptakan kondisi yang Balance Between Customer Experience and Staff Experience  yaitu seimbang antara pengalaman pelanggan (customer) dan pengalaman staff, juga mampu menciptakan kondisi kerja happy staff create happy customer yaitu membuat staff yang bahagia  untuk menciptakan pelanggan bahagia juga, apa komitmen yang harus dimiliki pertama oleh seorang leader?, untuk itulah seorang pemimpin harus bisa mengelola sumber daya manusianya karena  asset terbesar suatu organisasi  adalah human.

Staff experience bagian human menjadi bagian penting dalam organisasi untuk mengetahui dan memberikan solusi atas keluhan pelanggan atau stakeholder . Keluhan dari penerima layanan merupakan satu hal yang sangat penting, karena dengan adanya keluhan tersebut akan memungkinkan organisasi untuk dapat mengidentifikasi kegagalan produk atau layanan yang diberikan. Penanganan keluhan merupakan peluang yang sangat berharga bagi organisasi untuk mengidentifikasi tindakan-tindakan perbaikan dalam rangka menciptakan kepuasan penerima layanan sehingga organisasi dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Mengidentifikasi kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan complainer, sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam menangani keluhan yang terjadi Untuk memberikan pengetahuan kepada para pelayan publik tentang kompetensi yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan complainer, sehingga keluhan dapat ditangani dengan baik, apalagi dengan adanya isu penyebaran virus corona akan berdampak signifikan terhadap perekonomian global.  

Issu atau sudah menjadi permasalahan penyebaran virus SARS-CoV-2 sebagai penyebab pandemi Covid-19 menjadi kegelisahan dan kekhawatiran banyak kalangan, termasuk Indonesia. Meski pemerintah sudah mengambil berbagai langkah strategis, tapi peran kaum muda untuk aktif memastikan advokasi kesehatan masyarakat disebut penting. Kaum muda menjadi kelompok masyarakat sipil yang memiliki jangkauan luas dan sumber daya potensial untuk mendorong kebijakan yang efektif dalam memastikan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. Untuk mendorong peran kaum muda ini, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) dan Solidaritas Berantas COVID-19 (SBC), telah menerima aplikasi dari 267 kaum muda dari seluruh Indonesia.

Di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19 saat ini, pasti ada peluang atau kesempatan (opportunity) bagi pelaku usaha mengembangkan bisnisnya. Maka dari itu, di saat-saat penuh tantangan seperti ini, kuncinya adalah optimisme, kreativitas, inovasi. "Wabah SARS di Tiongkok pada 2003 lalu menjadi momentum pertumbuhan toko online Wabah SARS di Tiongkok pada 2003 lalu menjadi momentum pertumbuhan toko online e. Taobao milik Alibaba yang kini mendunia," 

Di Indonesia, ekspansi Susi Air juga bergerak cepat usai bencana tsunami Aceh pada akhir 2004. Ketika itu, pesawat Susi Air menjadi armada udara pertama yang berhasil masuk membawa bantuan ke Aceh. Sebelum tsunami Aceh, Susi Air hanya menggunakan armada pesawat untuk transportasi hasil laut seperti ikan dan lobster. Namun, kejadian tsunami membuat Susi Pudjiastuti menyadari betapa tingginya kebutuhan angkutan udara penumpang di wilayah terpencil. Sejak itulah, Susi Air menjadi spesialis maskapai perintis. "Artinya, jika melihat dengan jernih, selalu ada peluang di balik musibah," . Sebelumnya pembelajarannya dilakukan secara classical karena isu pandemi virus Covid-19 akhirnya pembelajaran dengan Learning From Home (LFH) secara  online melalui media zoom dan kuliah whats app group (wag,) seperti juga telah dilakukan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan –SDM Magelang Pelatihan Kepemimpinan dan Pengawas (PKP) I.

Kreativitas dan inovasi bagi organisasi adalah sebuah kebutuhan yang sangat vital, karena kreativitas menjadi tulang punggung bagi kelangsungan hidup suatu organisasi. Menurut Zimmerer dan Scrborough, kreativitas merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah menjadi peluang. Sedang inovasi merupakan kemampuan untuk  menerapkan solusi-solusi kreatif terhadap masalah dan peluang guna menumbuhkan usaha. Kreativitas dan inovasi memang dua kata yang saling terkait dan saling melengkapi. Kreativitas dan inovasi. Pemikiran kreatif (insepsi Ide) yang harus diterapkan melalui pemikiran (pelaksanaan ide) dengan kondisi akhir inovasi tersebut telah dilaksanakan sebagai pembaruan ide.

Untuk menciptakan organisasi yang kreatif  dibutuhkan organisasi yang bisa melakukan perubahan lingkungan yang terus meningkat dengan cepat, dalam bidang teknologi, dalam standar produk, dan juga dalam  persaingan. Semua ini telah menimbulkan perhatian yang lebih besar di dalam organisasi-organisasi mengenai pentingnya kreativitas dan inovasi. Untuk kepentingan itu, maka organisasi perlu menggali kreativitas organisasi yang tersembunyi. Karena organisasi memiliki orang-orang yang memiliki ketajaman dalam kreativitas dan inovasi. Hanya dikarenakan oleh kondisi yang tertutup, kurang menghargai potensi sumber daya manusia, tidak dibukanya intrapreneurship (semangat kewirausahaan dalam organisasi). Adapun yang terpenting dalam kreativitas organisasi adalah bagaimana mengembangkan suatu suasana atau keadaan agar kreativitas organisasi dapat tumbuh dan berkembang dengan subur. Untuk itu, organisasi perlu: menyediakan wadah bagi orang-orang yang memiliki kreativitas; adanya lingkungan di dalam organisasi yang memungkinkan ide-ide kreatif dapat dilaksanakan; dan adanya kelayakan atas pelaksanaan ide kreatif, baik dari sisi biaya dan kemanfaatannya. Perkembangan teknologi saat ini melahirkan cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan di berbagai sektor, seperti manufaktur, perbankan, jasa dan lain sebagainya. Kondisi ini kemudian menuntut adanya sumber daya manusia  yang kreatif, inovatif serta berdaya saing.

Lembaga pemerintahan tanpa kreativitas dan inovasi akan berakibat organisasi yang kurang berkembang dan kinerjanya akan selalu menjadi sorotan masyarakat, kritikan, dan apatis bagi institusi itu sendiri. Oleh karena itu kreativitas dan inovasi pada setiap lembaga pemerintah yang ingin maju harus menguatkan di internalnya terlebih dahulu, dengan demikian ketika di internalnya sudah kuat dan menghasilkan produk organisasi yang siap dan solid, otomatis ketika menghadapi permasalahan eksternal organisasi dapat diatasi. Organisasi harus menanamkan budaya kerja yang mendukung sebagai terciptanya kreativitas dan inovasi baru. Salah satu cara adalah dengan memberdayakan sumber daya manusia agar selalu bersikap kritis dan menindaklanjuti sifat kritisnya dengan tindakan yang nyata untuk secepatnya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Kemudian sikap tersebut diberikan kesempatan untuk melakukan proses aktualisasi diri.


(Penulis : Seksi Hukum dan Informasi)


Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini