Sejak zaman dahulu penyu telah menjadi makanan bagi
manusia. Baik daging maupun telurnya yang memiliki rasa enak dan karenanya telah
menjadi komoditas yang diekspor dalam bentuk beku atau yang sudah dikalengkan sebagai
bahan untuk pembuatan sop penyu, dan Lain lainnya. Penggunaan yang lain
meliputi ekstraksi minyak dari lemak penyu dan pengolahan cangkang, bulu, dan
makanan.
Ancaman utama terhadap populasi penyu adalah
kegiatan manusia, seperti pencemaran pantai dan laut perusakan habitat
peneluran, perusakan daerah mencari makan, gangguan pada jalur migrasi, serta
penangkapan induk penyu secara ilegal dan pengumpulan telur penyu. Nilai penyu
sisik lebih tinggi bila dibandingkan dengan penyu hijau atau jenis penyu yang
lain karena lebih tebal atau warnanya lebih bagus. Selain itu para pengrajin
kulit, cenderung memilih kulit sisik penyu sisik sebagai bahan baku pembuatan
barang-barang kerajinan untuk perhiasan badan maupun hiasan rumah tangga.
Penyu harus dijaga kelestariannya salah satunya
melalui pembinaan habitat peneluran. Ada tujuh spesies penyu laut di dunia,
tersebar di daerah tropis dan subtropis. Sebagian besar dapat hidup hampir 100
tahun dan dalam siklus hidupnya memerlukan berbagai tipe habitat, termasuk
pantai berpasir dan laut terbuka. Karena daerah penyebarannya yang sangat luas
dan memiliki berbagai bentuk habitat, maka penyu laut dapat berinteraksi dengan
aktivitas manusia dalam setiap tingkatan hidupnya. Dari tujuh jenis penyu di
dunia, tercatat enam jenis penyu yang hidup di perairan Indonesia yaitu penyu
hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelysimbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys
olivacea), penyu pipih (Natatordepressus), penyu belimbing (Dermochelys
coriacea), serta penyu tempayan (Caretta caretta).
Penangkaran Penyu Kota Pariaman terletak
terletak di Jalan Syeh Abdul Arif, Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara,
Sumatera Barat, UPT Konservasi Penyu dapat ditempuh selama 45 menit dari
Bandara Internasional Minangkabau. Di pusat konservasi DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan)
Kota Pariaman ini ada berbagai jenis penyu dan tukik yang bisa kita lihat
seperti penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik. Sejak 2009 Pusat konservasi
penyu ini telah melakukan penangkaran kurang lebih 30.000 ekor tukik dan
tukik-tukik tersebut kemudian dilepaskan ke laut. UPTD Pusat Konservasi Penyu
Pariaman juga menjadi salah satu objek eko-wisata dan wisatawan wisatawan
mancanegara juga menjadikan destinasi wisata ini sebagai salah satu tempat yang
mereka kunjungi ketika berada di Kota Pariaman.
(Teks/Foto : Guziarie Zul SH)