Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Padang > Artikel
Konservasi Penangkaran Penyu di Kota Pariaman Objek Wisata Edukasi di Sumatera Barat
Ayu Fitriana
Kamis, 07 Juli 2022   |   5362 kali

Sejak zaman dahulu penyu telah menjadi makanan bagi manusia. Baik daging maupun telurnya yang memiliki rasa enak dan karenanya telah menjadi komoditas yang diekspor dalam bentuk beku atau yang sudah dikalengkan sebagai bahan untuk pembuatan sop penyu, dan Lain lainnya. Penggunaan yang lain meliputi ekstraksi minyak dari lemak penyu dan pengolahan cangkang, bulu, dan makanan.

Ancaman utama terhadap populasi penyu adalah kegiatan manusia, seperti pencemaran pantai dan laut perusakan habitat peneluran, perusakan daerah mencari makan, gangguan pada jalur migrasi, serta penangkapan induk penyu secara ilegal dan pengumpulan telur penyu. Nilai penyu sisik lebih tinggi bila dibandingkan dengan penyu hijau atau jenis penyu yang lain karena lebih tebal atau warnanya lebih bagus. Selain itu para pengrajin kulit, cenderung memilih kulit sisik penyu sisik sebagai bahan baku pembuatan barang-barang kerajinan untuk perhiasan badan maupun hiasan rumah tangga.

Penyu harus dijaga kelestariannya salah satunya melalui pembinaan habitat peneluran. Ada tujuh spesies penyu laut di dunia, tersebar di daerah tropis dan subtropis. Sebagian besar dapat hidup hampir 100 tahun dan dalam siklus hidupnya memerlukan berbagai tipe habitat, termasuk pantai berpasir dan laut terbuka. Karena daerah penyebarannya yang sangat luas dan memiliki berbagai bentuk habitat, maka penyu laut dapat berinteraksi dengan aktivitas manusia dalam setiap tingkatan hidupnya. Dari tujuh jenis penyu di dunia, tercatat enam jenis penyu yang hidup di perairan Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelysimbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Natatordepressus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), serta penyu tempayan (Caretta caretta).

Penangkaran Penyu Kota Pariaman terletak terletak di Jalan Syeh Abdul Arif, Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara, Sumatera Barat, UPT Konservasi Penyu dapat ditempuh selama 45 menit dari Bandara Internasional Minangkabau. Di pusat konservasi DKP (Dinas Kelautan dan Perikanan) Kota Pariaman ini ada berbagai jenis penyu dan tukik yang bisa kita lihat seperti penyu lekang, penyu hijau dan penyu sisik. Sejak 2009 Pusat konservasi penyu ini telah melakukan penangkaran kurang lebih 30.000 ekor tukik dan tukik-tukik tersebut kemudian dilepaskan ke laut. UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman juga menjadi salah satu objek eko-wisata dan wisatawan wisatawan mancanegara juga menjadikan destinasi wisata ini sebagai salah satu tempat yang mereka kunjungi ketika berada di Kota Pariaman.

 

(Teks/Foto : Guziarie Zul SH)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini