Suatu saat ada
satu keluarga merencanakan untuk mengunjungi Saudaranya. Mereka menggunakan
transportasi udara untuk mengunjungi Saudara tersebut. Di bandara mereka
menunggu keberangkatan pesawat yang akan membawa mereka ke bandara tujuan.
Sambil menunggu, mereka sekeluarga melakukan kegiatan dengan mengunjungi outlet
yang ada di sekitar bandara serta melakukan kegiatan lain seperti bermain
ditempat permainan yang disediakan untuk anak-anak. Tidak terasa karena
kegiatan tersebut, tiba saatnya mereka menaiki pesawat yang akan membawa mereka
ketempat tujuan mereka. Sebelum pesawat diberangkatkan terdengar pemberitahuan
melalui pengeras suara bahwasannya pesawat dengan tujuan Bandara tertentu siap
untuk diberangkatkan, para penumpang penerbangan tersebut agar mempersiapkan
diri untuk menaiki pesawat. Panggilan tersebut diulangi beberapa kali untuk
memberikahukan kepada para penumpang jurusan tersebut agar tidak terlambat
dalam menaiki pesawat yang akan diberangkatkan. Didalam kabin pesawat, para
penumpang menempati tempat duduk sesuai dengan nomor kursi yang telah
ditentukan oleh petugas darat pasawat tersebut. Pramugari membantu para
penumpang untuk menempati tempat duduknya dan merapihkan barang bawaan yang
dimasukan kedalam kabin pesawat. Ada petugas pramugari yang menghitung jumlah
penumpang pesawat tersebut yang akan dicocokan dengan manives yang diberikan
oleh petugas darat. Saat belum cocok jumlah antara manives petugas darat dengan
petugas didalam cabin pesawat, pemberitahuan melalui pengeras suara akan
dilakukan kembali untuk mencegah tertinggalnya penumpang yang telah melakukan
pendaftaran keberangkatan. Setelah dilakukan pemberitahuan melalui pengeras
suara yang terakhir, diputuskan bahwa pesawat tersebut diberangkatkan menuju bandara
tujuan.
Kegiatan pemberitahuan
melalui pengeras suara tersebut dapat dianalogikan dengan kegiatan monitoring
yang dilakukan ditempat kita bekerja, sedangkan kegiatan penghitungan jumlah
penumpang oleh petugas cabin dan memberitahukannya kepada petugas darat dapat
dianalogikan dengan kegiatan evaluasi sehingga oleh pimpinan penerbangan
tersebut dapat diambil keputusan untuk memberangkatkan pesawat ke bandara
tujuan atau menunggu penumpang yang belum memasuki pesawat. Kegiatan monitoring
dan evaluasi di tempat kerja kantoran memang tidak dapat dirasakan oleh para
pegawai secara langsung karena memang kegiatan tersebut tidak terdampak seperti
tertinggalnya penumpang atas keberangkatan pesawat yang akan mereka tumpangi.
Kegiatan monitoring dan evaluasi diganakan pimpinan organisasi untuk mengambil
keputusan terkait kebijakan yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan
organisasi.
Kegiatan
monitoring dilakukan setelah penetapan perencanaan di awal tahun, sehingga
dapat diketahui tujuan akhir yang akan dicapai pada tahun yang bersangkutan.
Kegiatan monitoring dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan
kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil capaian saat
dilaksanakan monitoring tersebut. Monitoring juga dilakukan dalam rangka
mengetahui permasalahan yang terjadi selama kegiatan yang telah dijalankan. Diakhir
kegiatan monitoring, dilakukan kegiatan evaluasi untuk mengetahui efektifitas
pelaksanaan pekerjaan dan juga untuk mengetahui terjadi permasalahan atau
tidaknya selama masa kegiatan pencapaian tujuan (target). Jika terjadi
permasalahan, dapat diambil langkah-langkah yang diperlukan dalam mengatasi
permasalahan yang timbul tersebut. Dan dalam melakukan pengentasan permasalahan
dapat pula diantisipasi terjadinya permasalahan yang sama dimasa setelah
dilakukan monitoring. Kegiatan evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil monitoring. Evaluasi dilaksanakannya untuk mengetahui
pencapaian sasaran atas kegiatan yang telah dilaksanakan dengan perencanaan
yang telah ditetapkan diawal.
Monitoring dan
evaluasi dilaksanakan dengan tujuan :
1. Untuk
mengkaji kesesuaian kegiatan dengan perencanaan.
2. Mengidentifikasi
masalah dari pelaksanaan kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut.
3. Melakukan
penilaian pola kerja dan manajemen yang digunakan secara tepat untuk mencapai
tujuan
4. Untuk
mengetahui keterkaitan kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan agar didapatkan
indeks kemajuan kegiatan dalam pencapaian tujuan.
Kegiatan
monitoring dan evaluasi ini dilaksanakan dengan melibatkan pihak yang
melaksanakan kegiatan pencapaian tujuan, tidak hanya dilakukan oleh pihak yang
menyediakan data kepada pimpinan.
Dalam lingkup
KPKNL perencanaan tujuan yang akan dicapai dituangkan dalam kontrak kinerja kemenkeu three dalam hal ini Kepala
Kantor sebagai pemilik peta strategi. Dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi, seksi Kepatuhan Internal mengumpulkan data dari unit teknis yang
melaksanakan kegiatan operasional kantor. Hasil pengumpulan data tersebut
dituangkan dalam suatu tabel laporan capaian kinerja sebagai bahan monitoring
oleh Kepala Kantor sebagai dasar pengambilan keputusan. Setelah data disajikan
melalui laporan capaian kinerja, selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan. Dalam laporan capaian kinerja tersebut,
pencapaian target ditetapkan secara triwulan sehingga pengukuran kinerja
organisasi dilakukan juga secara triwulan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
yang dilaksanakan secara triwulanan ini melibatkan unit teknis untuk mengetahui
permasalahan yang ada. Di dalam laporan capaian kinerja pencapaian target
disimbolkan dengan warna merah yang menunjukan bahwa target yang telah
ditetapkan tidak tercapai, simbol warna kuning menunjukan bahwa target hampir
tercapai dan warna hijau menunjukan bahwa target telah tercapai dalam suatu
periode pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Kendala yang
dihadapi oleh unit teknis yang melaksanakan kegiatan pencapaian target dan
tujuan organisasi disampaikan oleh unit teknis yang bersangkutan, sehingga
pengambil keputusan dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh unit
teknis tersebut. Adakalanya kendala yang dihadapi oleh satu unit berasal dari
lingkungan internal kantor yaitu dari unit supporting ataupun dari unit teknis
lainnya. Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi ini, kendala tersebut dapat
didiskusikan oleh seluruh unit di dalam kantor tersebut sehingga pemecahan
kendala yang dihadapi dapat dibuat pengambilan keputusan secara tepat. Apabila
kendala yang dihadapi berasal dari lingkungan eksternal, seluruh unit dalam
kantor dapat terlibat dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi. Sehingga
pengambil keputusan mendapatkan masukan dari seluruh unit yang terlibat dalam
kantor tersebut.
Kerjasama
seluruh unit dalam kantor menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan akhir
atas perencanaan yang ditetapkan. Apabila tidak terdapat kerjasama antar unit
di dalam kantor menyebabkan pengambil keputusan melakukan pengambilan keputusan
tidak tepat dalam penyelesaian masalah maupun dalam pencapaian tujuan organisasi.
Oleh karena itu, kegiatan monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan selama masa
pencapaian tujuan harus melibatkan seluruh unit dalam lingkungan kantor.
Satu hal yang
harus diketahui bersama oleh seluruh unit dalam kantor adalah mengenai cut of date pengambilan data dalam melakukan monitoring
dan evaluasi. Tanggal pengambilan data dari lingkungan kantor harus sama dan
sesuai dengan kebutuhan monitoring itu sendiri. Salah satu contoh monitoring
triwulan I, data disajikan per tanggal 31 Maret atau akhir bulan Maret. Data
per tanggal tersebut dipakai untuk seluruh kegiatan yang telah dilakukan selama
periode semester I tahun berjalan. Data yang disajikan tersebut akan menjadi
perdebatan apabila ada monitoring yang dilakukan oleh unit teknis dengan mengambil
data dari sistem yang telah dijalankan per tanggal tertentu, dimana tanggal
capaian tidak sama dengan periode triwulan I tahun berjalan. Contohnya pelaksanaan
monev oleh unit teknis di tanggal 5 April tahun berjalan dengan mengambil data
terkini dari sistem. Hal ini jika dibandingkan dengan data monitoring dan
evaluasi capaian kinerja triwulan I, akan terjadi perbedaan data. Dengan
perbedaan data tersebut, pengambil keputusan akan sulit untuk menentukan
langkah yang akan diambil kedepannya mengingat penyajian data berbeda antara
capaian kinerja organisasi dengan capaian kinerja unit teknis. Kejelasan cut of date pengambilan data dalam
pelaksanaan monev harus dijelaskan kepada pengambil keputusan untuk menentukan
langkah selanjutnya. Kembali ke narasi di asal terkait dengan penerbangan, data
manivest penerbangan diambil dari batas waktu chek in penumpang untuk menaiki pesawat. Sehingga untuk penumpang
yang terlambat check in, tidak dapat
dimasukan kedalam manivest penerbangan sehingga awak cabin pada saat melaporkan
penghitungan jumlah penumpang diatas pesawat yang disampaikan kepada pilot akan
disamakan dengan jumlah penumpang pada batasan manivest penerbangan tersebut.
(Dwiyanto Sinung Wibowo / Kepala Seksi Kepatuhan Internal KPKNL Metro)