Manusia terlahir sebagi
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dalam kehidupannya.
Interaksi dengan sesama dapat menimbulkan berbagai dampak positif maupun
negatif apabila kita tidak pandai menempatkan diri di dalam lingkungan. Untuk terciptanya
hubungan yang selaras dengan sesama, penggunaan etika
berkomunikasi yang tepat sangat memegang peranan penting. Komunikasi yang
positif tentu akan memiliki dampak yang positif, sebaliknya seringkali permusuhan
terjadi, diakibatkan komunikasi yang negatif.
Tanpa
disadari ada beberapa kata yang memiliki banyak manfaat 'ajaib', bahkan kata-kata tersebut dapat membuat orang menjadi
bahagia. Ada tiga kata ajaib yang
dapat menjadi kunci keberhasilan komunikasi dengan umpan balik (feedback)
positif sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (pemberi pesan). Tiga kata
tersebut adalah kata “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”. Tiga kata ini
memiliki kekuatan yang luar biasa, jika diucapkan dengan cara yang benar dan
tepat waktunya. Efek positif dari penggunaan ketiga kata ini mampu
mengubah lawan menjadi kawan, mengubah benci menjadi cinta, bahkan menyulap
amarah menjadi kasih sayang.
1. Tolong
Faktanya, memang kita
sering terlupa bahwa meminta bantuan dapat dilakukan dengan cara-cara yang
lebih santun dan enak didengar. Mudah saja, cukup dengan menambahkan kata “tolong", maka semua terdengar lebih baik. Apa sulitnya
menambahkan satu kata di deret kalimat permintaan bantuan itu? Menggunakan
kata “tolong” tidak pernah merendahkan diri kita sebagai orang
yang meminta bantuan. Justru menandakan bahwa kita menghormati orang yang
hendak memberi bantuan kepada kita.
Kata “tolong” membuat
kita lebih sadar akan kelemahan dan keterbatasan yang dimiliki. Dengan mengucap
“tolong” kita lebih mampu untuk menerima diri sendiri secara apa adanya, dan
melihat apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan. Kata “tolong” memberikan
energi positif bagi lawan bicara kita dan mereka akan termotivasi untuk
melakukan hal yang kita butuhkan dengan lebih baik
Memberikan perintah dengan
menggunakan kata “tolong” pada awal kalimat juga akan
memberikan efek psikologis yang berbeda jika dibandingkan dengan perintah tanpa
kata “tolong”. Tanpa diawali kata “tolong”, kita seolah-olah hanya sekedar menyuruh orang lain
namun jika diawali dengan kata “tolong”, maka kita menyuruh orang lain yang
dilandasai atas penghargaan terhadap orang tersebut. Kata “tolong” mengandung kekuatan yang dasyat untuk mengubah pendirian
seseorang, yang tadinya merasa enggan untuk membantu, karena merasa ada
penghargaan atas dirinya, maka akan membuat sesorang melakukan yang dimohonkan
dengan sukarela.
2. Maaf
Mungkin kata ini menjadi
kata yang paling sulit diucapkan. Karena pada dasarnya manusia memiliki ego dan
gengsi yang tinggi untuk mengakui kesalahan. Pada kenyataannya, tidak jarang
pula, yang bersalah justru yang paling besar aura perdebatannya, semata-mata
hanya untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah atau bukan ia yang paling
salah.
Dengan kata “maaf”, kita dapat menurunkan ego atas ke-Maha Benar-an yang
ada di dalam diri. Sesungguhnya tidak ada manusia yang tidak memiliki
kesalahan, yang membedakannya dari
orang-orang yang melakukan kesalahan tersebut ialah tindakan yang mereka
lakukan setelahnya. Apakah dia akan menyesali perbuatannya dengan meminta “maaf”, atau
tidak?. Tentu kita semua setuju bahwa tindakan yang tepat untuk dilakukan
setelah seseorang melakukan sebuah kesalahan ialah meminta “maaf”. Namun
nyatanya tidak demikian setelah melakukan kesalahan, umumnya seseorang lebih
sering melakukan pembenaran mengenai kesalahan yang mereka lakukan daripada
meminta maaf.
Untuk mengatakan “maaf”, secara tidak langsung memberikan makna bahwa kita
memiliki rasa tanggungjawab terhadap apa yang telah kita lakukan. “Maaf” bukan berarti menujukan bahwa seseorang itu lemah atau
kalah, tetapi juga memberikan arti untuk menghargai orang lain dan membawa
kedamaian pada kita sendiri. Orang yang mampu mengakui kesalahannya justru
adalah pemenang sejati. Dengan “maaf” kita jadi lebih mengerti bahwa
selain perasaan kita sendiri ada perasaan orang lain yang berhak dihargai.
Jangan pernah menuntut lebih kepada orang lain untuk menghargai kita, jika kita
belum tergerak untuk belajar menghargai orang lain.
3. Terima Kasih
Tanpa kita sadari, kita
selalu mengabaikan bahwa segala hal baik yang orang lain lakukan kepada kita
adalah satu bentuk bantuan dan kemudahan yang menghadirkan energi positif dalam
diri kita. Pada kenyataannya kita masih saja selalu berat
mengakui bahwa kebaikan-kebaikan tersebut layak untuk diapresiasi. Bahkan untuk
sekedar mengucapkan “terima kasih” kita terbebani dengan berbagai alasan.
“Ya kan memang itu tugas dia”, “Itu memang hal yang biasa dia lakukan”,
“Dia melakukannya karena membalas kebaikanku” dan alasan lainnya.
Bentuk penghargaan atas
upaya seseorang itu tidak harus berbentuk medali, piala, lencana emas, apalagi
uang. Hal paling sederhana, murah, dan mudah yang dapat kita lakukan adalah
mengucapkan “terima kasih”. Sekecil apa pun bantuan yang telah
ia berikan, karena tanpa kita sadari, hal itu sangat membantu kita di
kala kesulitan.
Kata “terima kasih” membuat kita lebih menghargai
hal-hal kecil dan memahami bahwa semua hal baik di dunia ini memiliki makna
yang besar. Kata "terima kasih” juga memberikan kesan yang baik
bagi orang lain. Karena akan
membuat seseorang merasa dihargai, mereka akan melakukan lebih baik lagi di
lain waktu, dan hal tersebut nantinya juga dapat membawa dampak positif bagi
kita. Begitu pula sebaliknya.
Ucapan “terima kasih” tidak hanya saat kita mendapatkan
barang atau materi, namun juga di saat kita mendapatkan pertolongan, begitupun
saat mandapat pujian atau apapun yang dapat memberi rasa senang atau nyaman
dalam kehidupan kita. Mengucapkan “terima kasih” dapat diartikan juga sebagai rasa
syukur terhadap apa yang telah diperoleh.
Memahami kekuatan ketiga
kata tersebut dan menggunakannnya dalam kehidupan
sehari-hari tidaklah sulit, semuanya kembali pada kemauan dan
kesadaran kita untuk terciptanya kehidupan yang lebih baik dengan cara
berkomunikasi yang tepat. Untuk itu mari kita membiasakan diri berkata-kata
yang baik mulai dari sekarang. Lingkungan yang dihiasi dengan
pikiran positif, kalimat-kalimat positif, dan energi positif akan menghasilkan
suatu kehidupan yang lebih baik dan produktif.
Sumber :
1. Elisabeth Sylvie, Tiga Kata Ajaib
Dalam Kehidupan Sehari-Hari
2. Salman Ali Rofiq,
Tiga Kata Ajaib, Dahsyatnya Energi Ungkapan “”Tolong”, “Maaf”, dan “Terima
Kasih”.
3. Shinta Ulwiya, Tiga Kata Ajaib Yang Menghadirkan Energi Poistif
4. Hanung W L, 3 Kata Ajaib yang Sering Terlupakan: Maaf,
Tolong, dan Terima Kasih