Lhokseumawe - Senin, 10 Januari 2022, Kemenkeu Satu yang terdiri dari KPKNL Lhokseumawe,
KPPN Lhokseumawe, KPP Pratama Lhokseumawe, KPPBC TMP C Lhokseumawe, KP2KP Lhoksukon, dan Stasiun RRI Lhokseumawe mengadakan
kegiatan penyaluran bantuan kepada korban banjir di Aceh Utara. Banjir yang terjadi
pada akhir tahun 2021 dan awal tahun 2022 yang memakan korban 862 Kepala Keluarga,
3.897 Jiwa, 11 Dusun ini menggerakkan hati para pegawai untuk membantu para
korban bencana.
Kegiatan ini diketuai oleh Kepala Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Lhokseumawe, Bono Yudianto
didampingi Kepala Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Lhokseumawe, Semfebri
Marihot Simbolon, Kepala Kantor Bea Cukai diwakili Kasub Bagian Umum, Widhodho,
Kepala Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama Lhokseumawe yang diwakili oleh Plt.
KP2KP Lhoksukon, Teuku Syukri dan Kepala Stasiun RRI Lhokseumawe, Dadan
Sutaryana dengan titik kumpul kegiatan ditentukan di KPPBC TMP C Lhokseumawe pukul
08.00 WIB.
Keberangkatan dimulai dari KPPBC TMP C
Lhokseumawe pukul 09:35 WIB dengan 10 (sepuluh) kendaraan roda empat termasuk 4
(empat) diantaranya kendaraan Pick-up sebagai kendaraan pengangkut barang
bantuan. Terdapat 3 (tiga) titik yang dikunjungi oleh tim, yaitu Kantor Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara, Gampong Kuta
Lhoksukon, Gampong Beringin LB, dan Gampong Tanjong Haji Muda, Kecamatan Matangkuli
dalam berkoordinasi terkait penyaluran bantuan untuk para korban banjir. Dimana
bantuan diterima oleh Kepala instansi atau Keuchiek di kecamatan-kecamatan
tersebut. Adapun jenis bantuan yang disalurkan meliputi Vitamin C, Susu Murni,
Popok Bayi, Perangkat Alat Shalat, Kain Sarung, Alat Kebersihan, Minuman Kaleng
Penambah Ion tubuh, Telur Ayam, Mie Instans dan lain-lain.
Kegiatan penyaluran bantuan berakhir pukul 12.00 WIB. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan dapat membantu korban-korban bencana banjir di Lhoksukon, Aceh Utara. Kegiatan ini juga diharapkan berperan dalam meningkatkan kepedulian kita terhadap sesama. Selain itu sebagai pengingat bahwa alam patut untuk dijaga dan dilestarikan guna mencegah musibah banjir.