Cuti, satu kata menyenangkan bagi setiap pekerja. Cuti sendiri dapat
diartikan sebagai ketidakhadiran seseorang dalam hal pekerjaan selama beberapa
waktu, disertai dengan alasan tertentu dan resmi dari pihak yang
melaksanakannya. Cuti sendiri sangat banyak jenisnya, dimulai dari cuti
tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti melahirkan, cuti alasan penting, cuti
bersama, dan banyak jenis cuti lainnya. Banyak sekali peraturan yang memuat
terkait cuti, tetapi bagi pegawai Kementerian Keuangan sendiri, pelaksanaan
cuti diatur dalam Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-15/MK.1/2018 tentang
Pelaksanaan Cuti Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan. Dalam
tema kali ini, kita akan lebih berfokus pada cuti tahunan.
Kesempatan untuk mengambil cuti bagi pegawai biasanya tidaklah sama. Ini
dapat dipengaruhi oleh beban kerja yang berbeda-beda. Cuti memang hak dari
setiap pegawai yang bekerja, namun kewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan
haruslah lebih diutamakan. Faktor inilah yang terkadang menghambat pegawai
dalam mengambil cuti sejenak. Apakah dampaknya? Banyak sekali. Mulai dari
tingkat stress yang tinggi, tidak terselesaikannya pekerjaan dengan
sempurna, mood bekerja yang buruk, dan lingkungan pekerjaan yang terasa
tidak nyaman.
Cuti sebenarnya memberikan banyak dampak yang baik, tidak hanya bagi
pegawai, tetapi juga bagi instansi itu sendiri. Berikut merupakan salah satunya
pentingnya pengambilan cuti yakni:
1. Mengurangi tingkat stress
Manfaat satu ini sudah pasti dirasakan oleh para pegawai yang
telah melakukan cuti. Tuntutan pekerjaan yang dihadapi sehari-hari, deadline
yang tiada henti, tekanan atasan, merupakan hal yang rutin dihadapi pegawai.
Maka dari itu, cuti sangat tepat dalam hal stress release.
2. Menjernihkan pikiran
Dikarenakan stress yang berkepanjangan, sulit sekali
untuk menjaga pikiran tetap jernih. Kesalahan-kesalahan pastinya akan muncul.
Sudah tentu akan berdampak pada pekerjaan. Tetapi dengan cuti, pegawai dapat
memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan menyegarkan
pikiran sehingga siap untuk kembali bekerja dengan optimal.
3. Memiliki waktu beristirahat
Sering kali, istirahat yang dilakukan dikala weekend
tidaklah cukup. Bahkan beberapa pegawai masih saja bekerja dikala weekend.
Untuk itu perlu adanya waktu tambahan yang dapat digunakan untuk beristirahat
sendiri atau pun bersama keluarga, agar energi kembali terisi penuh untuk
menghadapi pekerjaan mendatang.
4. Meningkatkan kemampuan-kemampuan dasar lain
Selama bekerja, sulit sekali untuk mengembangkan kemampuan
yang lain dikarenakan banyaknya lot pekerjaan yang dimiliki. Dalam hal ini,
cuti berperan memberikan waktu bagi pegawai dalam meningkatkan kemampuannya
seperti dalam hal berkomunikasi, bernegosiasi, manajemen waktu, serta
berbahasa, yang secara tidak langsung akan menunjang kelancaran pekerjaan.
5. Meningkatkan interaksi sosial
Cuti yang diambil pegawai untuk berlibur biasanya dapat
meningkatkan interaksi sosial. Mungkin sulit bagi karyawan untuk banyak
berinteraksi dikala berkutat dengan pekerjaan di kantor, tapi dengan ini, softskill
yang dimiliki pegawai pun dapat terus berkembang.
6. Mendapat inspirasi baru
Setiap orang pastilah memiliki titik jenuh. Maka dari itu,
liburan dibutuhkan untuk menyegarkan dan menjernihkan pikiran, juga tidak
disangkal, dapat merangsang otak dalam mengeluarkan inspirasi dan ide-ide baru
yang berguna bagi pekerjaan.
7. Meningkatkan Produktivitas dan Kreativitas
Dari beberapa faktor-faktor diatas, sudah tentu akan berpengaruh
pada naiknya tingkat produktivitas dan kreativitas. Cuti dipercaya dapat
membawa pikiran menjadi lebih segar, sehingga dapat membawa energi dan
pemikiran baru setelah masuk bekerja.
8. Mengenal diri sendiri dengan lebih mendalam
Kesibukan dalam bekerja sering kali menyita waktu dalam
“memahami” diri sendiri. Dengan cuti bekerja, pegawai dapat mengenali diri
dengan lebih baik, yang bertujuan menggali kelebihan dan kekurangan diri
masing-masing, dan melakukan evaluasi.
Beberapa diatas adalah kelebihan dari pengambilan cuti pegawai. Dalam hal
pembahasan ini apakah cuti “rutin” perlu diambil? Ya. Cuti cenderung memiliki
manfaat positif, tidak hanya bagi pegawai, tapi juga bagi instansinya. Dan
“rutin” dalam hal ini juga tergantung bagi setiap pegawai, dikarenakan
berbedanya tingkat kejenuhan dari seseorang. Maka dari itu, cuti rutin dianggap
perlu diambil, karena bukan hanya berpengaruh pada kesehatan seseorang, tapi
juga berpengaruh pada kesehatan lingkungan pekerjaan.
Cuti adalah hak setiap pegawai. Namun, sebelum menuntut hak, kewajiban
harus dilaksanakan terlebih dahulu, yang dalam hal ini adalah pekerjaan. Jangan
sampai cuti yang diambil malah merepotkan diri sendiri atau orang lain
dikarenakan pekerjaan yang tidak rampung. Selesaikan pekerjaanmu dengan baik,
kemudian ambil cuti rutinmu.
Narasi/Foto : Feliza.