Siapa
tak kenal Danau Laut Tawar? Bagi masyarakat Aceh, danau ini sudah pasti sering
terdengar. Bahkan masyarakat diluar Aceh pun tak jarang yang mengenal danau
ini. Danau Laut Tawar terletak di Dataran Tinggi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah,
Aceh. Danau ini merupakan danau
tektovulkanik yang terbentuk bersamaan dengan Sesar Semangko. Itulah sebabnya
mengapa Danau Laut Tawar ini terbentang sangat luas, yakni sebesar 5.472 hektar, dengan panjang 17 km serta
lebar 3,219 km.
Untuk mencapai danau ini, jika berjalan dari
kota Lhokseumawe akan membutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalan darat, dan
memakan waktu sampai dengan 10 jam jika berjalan dari kota Medan. Tetapi semua lelah
akan terbayar saat tiba di tempat. Danau Laut Tawar mampu membuat siapa saja
terpana dengan pesonanya. Kamu dapat menikmati keindahannya dari kota Takengon,
yang berada di sisi barat danau ini.
Selain menikmati dari tepian, cara lain
menikmati Danau Laut Tawar adalah dengan mengitarinya menggunakan sekoci, perahu karet, sampan,
hingga speed
boat. Untuk menikmati fasilitas ini pun
kamu tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam, hanya dengan maksimal Rp20.000,00
per orang kamu sudah dapat berkeliling dan mendapat pelampung. Jangan lupa saat
memasuki daerah danau, kamu diwajibkan membayar tiket masuk sebesar Rp5.000,00
per orangnya.
Setelah mengitari danau, hal yang wajib kamu
lakukan ada singgah di spot dermaga. Salah satunya adalah Dermaga Pante Menye.
Dermaga ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan dikarenakan spot ini
memiliki desain kayu unik seperti kapal besar. Disini juga banyak disediakan
tempat duduk unik untuk para wisatawan. Spot foto di dermaga ini sangat instagramable,
tak heran selalu menjadi magnet bagi wisatawan yang datang, apa lagi disaat
akhir pekan.
Fasilitas dari Danau Laut Tawar memang sangat
lengkap. Terdapat area parker, toilet, mushalla, sekoci, perahu karet, sampan, speed boat, restoran, serta penginapan terhampar di sekitarnya danau. Sudah
terbayang healing dengan berenang di tepian danau, berspeed boat ria bersama
teman-teman dan keluarga, dan tidak lupa mengabadikan kenangan di Dermaga Pante
Menye.
“Ingatanku selalu melayang-layang,
Terbayang-bayang,
Akan eloknya tanah dingin,
Berlabuh rindu yang amat kuingin,
Danau lut tawar, pusaka tanah gayo”.
Narasi/Foto : Feliza/Tim HI