Menurut pengelompokan generasi pada The Millennial
Generation Reseach Review yang dilakukan oleh National Chamber Foundation,
generasi milenial adalah mereka yang lahir antara tahun 1980 hingga 1999. Secara
umum, generasi milenial memiliki kepekaan teknologi yang lebih baik dari
generasi sebelumnya, yaitu generasi Baby Boomer. Kepekaan teknologi tersebut
dapat dilihat dari penggunaan smartphone yang sangat tinggi dan aktivitas
sehari-hari yang dilakukan serba online.
Kepekaan teknologi generasi milenial didukung oleh inovasi pada
sektor pasar modal. Perusahaan-perusahaan sekuritas kemudian berlomba-lomba
untuk menawarkan kemudahan dalam mengakses dan bertransaksi di pasar modal
indonesia. Jika dulu pembuatan rekening saham dilakukan secara langsung melalui
tatap muka, maka saat ini banyak perusahaan sekuritas yang memberikan kemudahan
untuk pembukaan rekening saham secara online.
Sensus Penduduk 2020 mencatatkan generasi milenial pada posisi
kedua dengan jumlah penduduk paling dominan, yaitu mencapai 25,87 persen dari
populasi. Karakteristik generasi milenial yang melek teknologi dan kemudahan
dalam berinvestasi di pasar modal membuat posisi generasi milenial menjadi relatif
dominan di pasar modal Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam publikasi yang
dilakukan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pada demografi investor per
September 2021, KSEI mencatatkan dominiasi investor milenial yaitu sebesar
59,23 persen dari total investor di Indonesia.
Angka pada demografi tersebut menunjukkan bahwa milenial
cenderung memiliki literasi keuangan yang baik. Namun, jika dibandingkan dengan
jumlah milenial secara keseluruhan di Indonesia, hanya sekitar 3 persen milenial yang telah melakukan akitivitas
investasi. Dengan demikian, secara umum generasi milenial di Indonesia masih
memerlukan edukasi yang baik tentang investasi agar angka investor milenial
dapat bertumbuh di masa depan.
Mengenal Investasi
Menurut KBBI, investasi adalah penanaman uang atau modal
dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Dalam
hal ini, keputusan melakukan investasi mengharuskan seseorang untuk menunda
atau mengurangi konsumsi untuk melakukan pendanaan investasi. Investasi
dilakukan dengan cara membeli aset produktif, yaitu aset yang memberikan imbal
hasil yang lebih besar dibandingkan dengan biaya investasinya.
Angka 3 persen milenial yang berinvestasi merupakan angka
yang relatif rendah. Milenial perlu menyadari pentingnya meningkatkan welfare
di masa kini, terlebih lagi welfare masa depan. Generasi milenial memerlukan
kesadaran untuk melindungi aset yang dimiliki saat ini dari penurunan nilai
kekayaan yang disebabkan oleh inflasi.
Selain faktor inflasi dan peningkatan nilai aset, generasi milenial dapat melakukan investasi untuk mempercepat tujuan keuangan. Generasi milenial perlu membuat tujuan keuangan pribadi yang jelas, misalnya kebebasan finansial saat pensiun. Pada masa pensiun, melenial tidak lagi mempunyai sumber penghasilan di masa depan, namun melalui investasi yang dilakukan semasa muda, kebutuhan hidup di masa pensiun dapat terpenuhi dengan baik dengan imbal hasil investasi yang dilakukannya selama ini.