Marhaban ya Ramadhan..
Ramadan 1445 Hijriah
telah berlangsung selama beberapa hari. Di Indonesia, Ramadhan dapat dipandang
dari dua sisi yaitu sisi relijius dan sisi ekonomi.
Dari sisi relijius,
Ramadhan memperlihatkan perilaku yang berbeda bagi pemeluk agama Islam maupun
yang bukan pemeluk agama Islam. Bagi pemeluk agama Islam, mayoritas melaksanakan
ibadah puasa dan berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah baik sholat lima
waktu berjamaah, sholat dhuha, sholat tarawih hingga iktikaf maupun bersedekah.
Bagi bukan pemeluk agama Islam, mayoritas pun menerapkan toleransinya untuk
tidak makan di depan orang yang sedang berpuasa. Aktivitas yang kerapkali
dilaksanakan adalah yang identik dengan berbagi, bersilaturahmi maupun
bermaaf-maafan.
Dari sisi ekonomi,
Ramadhan menjadi salah satu waktu dengan spending
index tinggi yang menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana yang kita
tahu, penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi masyarakat.
Di bulan Ramadhan, konsumsi ini meningkat drastis baik dari sisi belanja
makan-minum maupun belanja sandang alias pakaian dan aksesoris lebaran. Pelaku
ekonomi paham akan hal tersebut sehingga muncul model-model pakaian yang
bernuansa relijius yang ditawarkan pada bulan Ramadhan.
Selain itu, aktivitas
silaturahmi pun menjadi salah satu penyokong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Mayoritas
penduduk menyukai momen berkumpul bersama pada saat bulan Ramadhan atau pada
saat hari raya Idul Fitri misalnya kegiatan buka puasa bersama menjadi marak ataupun halal
bihalal setelah lebaran pun menjadi aktivitas khusus. Berkumpulnya orang-orang
tersebut, dalam adat ketimuran identik dengan makanan. Dalam adat ketimuran
menyuguhkan hidangan terbaik hamper merupakan kewajiban. Terbaik di sini
kemudian kerap diartikan dalam kualitas terbaik dan kuantitas yang banyak.
Lagi-lagi tercipta spending dengan
jumlah dan perputaran uang yang meningkat.
Tingginya demand akan makanan dan produk-produk
busana tersebut jelas bersambut dengan tingginya supply dari pelaku ekonomi. Yang menjadi kekhawatiran kemudian
adalah daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat didukung dengan adanya Tunjangan
Hari Raya yang diberikan pemilik kerja baik perusahaan swasta, pemerintah
maupun perorangan yang memberikan kepada pegawainya untuk menyambut datangnya
hari lebaran. Untuk masyarakat golongan menengah ke bawah pun banyak sedekah
bertaburan. Semua ini bertujuan agar kegembiraan menyambut hari raya Idul Fitri
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.
Selamat Berpuasa.
Mohon Maaf Lahir dan Batin.