Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Serba Serbi Bulan Ramadhan di Indonesia
Ellen Maharani
Senin, 18 Maret 2024   |   202 kali

Marhaban ya Ramadhan..

Ramadan 1445 Hijriah telah berlangsung selama beberapa hari. Di Indonesia, Ramadhan dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi relijius dan sisi ekonomi.

 

Dari sisi relijius, Ramadhan memperlihatkan perilaku yang berbeda bagi pemeluk agama Islam maupun yang bukan pemeluk agama Islam. Bagi pemeluk agama Islam, mayoritas melaksanakan ibadah puasa dan berbondong-bondong ke masjid untuk beribadah baik sholat lima waktu berjamaah, sholat dhuha, sholat tarawih hingga iktikaf maupun bersedekah. Bagi bukan pemeluk agama Islam, mayoritas pun menerapkan toleransinya untuk tidak makan di depan orang yang sedang berpuasa. Aktivitas yang kerapkali dilaksanakan adalah yang identik dengan berbagi, bersilaturahmi maupun bermaaf-maafan.

 

Dari sisi ekonomi, Ramadhan menjadi salah satu waktu dengan spending index tinggi yang menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana yang kita tahu, penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia berasal dari konsumsi masyarakat. Di bulan Ramadhan, konsumsi ini meningkat drastis baik dari sisi belanja makan-minum maupun belanja sandang alias pakaian dan aksesoris lebaran. Pelaku ekonomi paham akan hal tersebut sehingga muncul model-model pakaian yang bernuansa relijius yang ditawarkan pada bulan Ramadhan.

 

Selain itu, aktivitas silaturahmi pun menjadi salah satu penyokong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Mayoritas penduduk menyukai momen berkumpul bersama pada saat bulan Ramadhan atau pada saat hari raya Idul Fitri misalnya kegiatan buka puasa bersama menjadi marak ataupun halal bihalal setelah lebaran pun menjadi aktivitas khusus. Berkumpulnya orang-orang tersebut, dalam adat ketimuran identik dengan makanan. Dalam adat ketimuran menyuguhkan hidangan terbaik hamper merupakan kewajiban. Terbaik di sini kemudian kerap diartikan dalam kualitas terbaik dan kuantitas yang banyak. Lagi-lagi tercipta spending dengan jumlah dan perputaran uang yang meningkat.

 

Tingginya demand akan makanan dan produk-produk busana tersebut jelas bersambut dengan tingginya supply dari pelaku ekonomi. Yang menjadi kekhawatiran kemudian adalah daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat didukung dengan adanya Tunjangan Hari Raya yang diberikan pemilik kerja baik perusahaan swasta, pemerintah maupun perorangan yang memberikan kepada pegawainya untuk menyambut datangnya hari lebaran. Untuk masyarakat golongan menengah ke bawah pun banyak sedekah bertaburan. Semua ini bertujuan agar kegembiraan menyambut hari raya Idul Fitri dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

 

 

Selamat Berpuasa.

Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini