Hukum dan
Informasi: antara Otak Kiri dan Otak Kanan
Oleh: Hakim SB
Mulyono
Sebagaimana
sudah diketahui, di dalam struktur organisasi Kementerian Keuangan, tepatnya di
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL), hukum dan informasi
disatukan dalam Seksi Hukum dan Informasi (HI). Seksi ini menjalankan tugas dan
fungsi (tusi) yang beragam, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian besar, yakni yang membutuhkan otak kiri dan otak kanan.
Namun sebelumnya
mari kita bahas secara singkat terlebih dahulu perbedaan fungsi otak kiri dan
otak kanan. Otak kiri sering dideskripsikan memiliki kemampuan dominan dalam
hal hitungan atau matematika dan juga sangat dominan dalam fungsi bahasa:
memproses apa yang kita dengar dan berperan dalam fungsi bicara. Bagian ini
mengerjakan fungsi logika dan komputasi matematika. Sedangkan otak kanan
identik dengan kreativitas, kemampuan spasial. Bagian ini juga melakukan tugas
matematika, tetapi hanya tentang perbandingan dan estimasi.
Kembali kepada
Seksi HI. Secara kasat mata, hukum dan informasi adalah dua hal yang saling
berseberangan namun juga saling melengkapi. Hukum dan informasi bagaikan malam
dan siang. Hukum lebih mengandalkan otak kiri, sementara informasi lebih
mengandalkan otak kanan.
Lebih rinci, di antara tugas-tugas di seksi HI yang membutuhkan peran otak kiri antara lain penanganan perkara, bantuan hukum dan pemberian pendapat hukum, pengelolaan dan pemeliharaan perangkat, jaringan, infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, penyajian dan pelayanan informasi, pengelolaan informasi dan dokumentasi, dan hubungan kemasyarakatan, implementasi sistem aplikasi, penyiapan bahan penyusunan rencana strategik, laporan akuntabilitas, dan laporan tahunan, penatausahaan berkas kasus piutang Negara (BKPN), sampai dengan verifikasi penerimaan pembayaran piutang negara dan hasil lelang.
Dalam
menjalankan tugas memastikan tersedianya infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) juga dibutuhkan otak kiri dan otak kanan. Pemanfaatan otak
kiri misalnya ketika PIC TIK perlu menganalisa permasalahan jaringan, mengutak-utik
program yang membutuhkan kecerdasan logika. Di saat yang sama juga memanfaatkan
otak kanan misalnya merencanakan jalur VPN yang tepat sesuai denah ruangan yang
hal ini membutuhkan kreativitas.
Berdasarkan standar
kompetensi minimal, kompetensi inti yang harus dipenuhi seseorang sebelum
menjabat sebagai kasi HI adalah in-depth problem solving and analysis (otak
kiri), managing others (otak kanan), dan relationship management (otak kanan). Sebagaimana
ditunjukkan dalam kata di dalam kurung, hal tersebut membutuhkan peran otak
kiri sekaligus otak kanan. Sementara kompetensi khususnya adalah planning dan
organizing (otak kiri dan kanan), quality focus (otak kiri), dan influencing
and persuading (otak kanan).
Namun secara
umum, hukum dan informasi memang dua fungsi yang berbeda. Hukum lebih
mengandalkan otak kiri, sementara informasi lebih mengandalkan otak kanan. Itulah
alasan kenapa seseorang menjadi kepala seksi HI atau ia di tempatkan di seksi
HI; tak lain karena secara kualitas memang ia dibutuhkan di tempat yang
memerlukan keseimbangan otak kiri dan otak kanan.
CMIIW