Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Lahat > Artikel
Mengenal Delapan Wilayah Kerja KPKNL Lahat
Prilla Geonestri Ramlan
Senin, 14 September 2020   |   2260 kali

Terletak di barat daya Provinsi Sumatera Selatan, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Lahat yang merupakan salah satu instansi vertikal di lingkungan DJKN  berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Kanwil DJKN Sumatera Selatan, Jambi, dan Bangka Belitung. Didirikan berdasarkan PMK Nomor 135/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), KPKNL Lahat secara resmi beroperasi tahun 2007 dengan tugas melaksanakan pelayanan di bidang kekayaan negara, penilaian,piutang negara, dan lelang  

Sama seperti unit vertikal di lingkungan DJKN lainnya,  KPKNL Lahat memiliki pembagian wilayah kerja sebagaimana diatur dalam PMK Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara yang telah diubah menjadi PMK Nomor 263/PMK.01/2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Berdasarkan peraturan dimaksud, KPKNL Lahat mempunyai 8 (delapan) wilayah kerja yang meliputi:

1)      Kabupaten Lahat;

2)      Kabupaten Musi Rawas;

3)      Kabupaten Muara Enim;

4)      Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir;

5)      Kabupaten Empat Lawang;

6)      Kabupaten Musi Rawa Utara;

7)      Kota Pagar Alam; dan

8)      Kota Lubuk Linggau.

Kance Lahat ingin tahu lebih detail tentang wilayah kerja KPKNL Lahat? Yuk kita bahas satu per satu!

1)   Kabupaten Lahat

Kabupaten Lahat adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki 22 (dua puluh dua) kecamatan pasca pemekaran. Kabupaten yang memiliki motto Seganti Setungguan ini juga memiliki beragam objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, di antaranya bukit Serelo, Curup Maung, Curup Buluh Gumay Ulu, dan Sekolah Gajah Perangai. Motto Seganti Setungguan yang dimiliki daerah ini merupakan falsafah hidup masyarakat  yang melambangkan pengertian persatuan dan kesatuan yang kokoh, semangat gotong-royong, setia kawan yang mendalam, setia kata dan berpendirian teguh serta bertanggung jawab. Kabupaten Lahat adalah induk dari Kabupaten Empat Lawang serta Kota Pagar Alam dengan jumlah penduduk  409.348 jiwa. Selain sektor pariwisata, dua sektor lain yang menjadi penggerak perekonomian daerah ini adalah sekor pertanian dan pertambangan.

 2)   Kabupaten Musi Rawas

Daerah yang memiliki motto Bumi Lan Serasan Sekentenan ini dulunya temasuk dalam wilayah keresidenan Palembang. Hal ini diawali oleh jatuhnya Kesultanan Palembang dan perlawanan Benteng Jati serta Enam Pasirah dari Pasemah Lebar ke tangan pemerintah Belanda. Sistem pemerintahan yang digunakan saat dahulu ialah Dekonsentrasi, yang menyebabkan Keresidenan Palembang dibagi atas wilayah binaan (Afdeling) yang kemudian dikerucutkan kembali menjadi Onder Afdeling (Oafd). Untuk Musi Rawas sendiri berada pada Afdeling Palembangsche Boven Laden. Pada tahun 1933, jaringan kereta api Palembang-Lahat-Lubuk Linggau dibuka oleh pemerintah Belanda. Hal inilah yang menyebabkan dipindahkannya Ibu Kota Oafd Musi Ulu (Muara Beliti) ke Lubuk Linggau, yang menjadi cikal bakal Ibukota Kabupaten Musi Rawas. Pada tanggal 17 Februari 1942, Kota Lubuk Linggau diduduki oleh Jepang dan diadakan perubahan instansi dan jabatan ke dalam bahasa Jepang. Perubahan inilah yang menjadi titik tolak Hari Jadi Kabupaten Musi Rawas. Saat ini, Ibu Kota Kabupaten Musi Rawas berada di Muara Beliti dan memiliki 14 (empat belas) kecamatan dengan jumlah penduduk sebanyak 403.799 jiwa. Kabupaten Musi Rawas Utara dan Kota Lubuk Linggau adalah 2 wilayah pemekaran yang berasal dari Kabupaten Musi Rawas.

 3)   Kabupaten Muara Enim

Bumi Serasan Sekundang, begitulah julukan dari Kabupaten Muara Enim yang memiliki penduduk sejumlah 628.661 jiwa per tahun 2018. Daerah agraris ini terdiri atas 22 (dua puluh dua) kecamatan, 246 (dua ratus empat puluh enam) desa dan 10 (sepuluh) kelurahan. Sejalan dengan kekayaan agrarianya, Kabupaten Muara Enim mengandalkan sektor perkebunan dalam menunjang perekonomiannya. Tak hanya perkebunan, sektor pertambangannya pun turut berpengaruh cukup besar dalam menggerakkan perekonomian daerah ini, baik komposisi dengan migas maupun tanpa migas. Dalam komposisi migas, peranan dominan sektor pertambangan dibentuk oleh dominasi produk minyak dan gas bumi, sementara dalam komposisi tanpa migas, sumbangan batubaralah yang dominan. Dalam perkembangannya kabupaten ini dimekarkan menjadi 3  kabupaten/kota yakni Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir dan Kota Prabumulih. Adapaun Kota Prabumulih masuk dalam wilayah kerja KPKNL Palembang.

 4)   Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir

Kabupaten ini merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) yang beribukota Talang Ubi,  Pengesahan Kabupaten ini jatuh pada tanggal 11 Januari 2013 melalui Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir di Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten yang memiliki akronim PALI ini berada di tengah Provinsi Sumatera Selatan dan memiliki motto Serepat Serasan. Adapun topografi PALI merupakan daerah rawa yang berhadapan langsung dengan daerah aliran Sungai Musi. Selain pertanian dan perikanan, sektor migas dan SDA menjadi potensi andalan yang dapat dikembangkan oleh Kabupaten PALI.

 5)   Kabupaten Empat Lawang

Tebing Tinggi adalah ibukota dari Kabupaten Empat Lawang yang diresmikan pada tanggal 20 April 2007 dengan motto Saling Keruani sangi kerawati. Jumlah penduduk daerah ini per tahun 2019 tercatat sejumlah 250.465 jiwa dengan mayoritas penduduknya merupakan Suku Lintang, lalu disusul oleh Suku Pasemah, Suku Saling, Suku Kikim dan suku minoritas lain seperti Jawa dan Sunda. Dari sektor pariwisata, Kabupaten Empat Lawang memiliki Curug Tanjung Alam dan Air Lintang Pendopo yang dapat menjadi potensi menjanjikan untuk dikelola menjadi wisata alam.

 6)   Kabupaten Musi Rawas Utara

Kabupaten Musi Rawas resmi terbentuk pada tanggal 10 Juli 2013 yang disahkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, Muratara merupakan salah satu kabupaten paling barat di Provinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah sekitar 600.865,52 Ha yang dihuni oleh 188.680 jiwa. Lahan di wilayah ini paling banyak dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan, baik yang dimiliki dan dikelola oleh rakyat maupun oleh perusahaan. Tak hanya lahan, Muratara turut memiliki sungai-sungai utama yang besar di antaranya Sungai Rupit dan Sungai Rawas.  Selain itu terdapat pula Danau Raya di Kecamatan Rupit yang merupakan potensi wisata bagi Kabupaten Musi Rawas pemilik motto Berselang Serundingan.

 

7)   Kota Pagar Alam

Pemilik motto Pagar Alam secerah Alam yang terletak di sebelah barat daya Kabupaten Lahat ini merupakan hasil pemekaran yang memiliki luas wilayah sekitar 633,66 km². Kota Pagar Alam, dengan jumlah penduduk sebanyak 146.973 jiwa ini merupakan salah satu subterminal agribisnis (STA) di Provinsi Sumatera Selatan karena tanahnya memiliki tingkat kesuburan yang sangat tinggi. Tak heran jika hasil bumi atau bahkan objek wisata alam di kota ini sangat beragam. Adapun objek wisata yang terkenal di Kota Pagar Alam antara lain perkebunan teh Lereng Dempo, air terjun Curup Embun, Curup Mangkuk dan Curup Tujuh Kenangan, Danau Tebat Gheban, Danau Tebat Libagh, dan yang lainnya.

 8)   Kota Lubuk Linggau

Kota Lubuk Linggau merupakan kota setingkat kabupaten yang diresmikan pada tanggal 17 Agustus 2001 dengan jumlah penduduk sebanyak 222.900 jiwa. Kota ini memiliki posisi geostrategis dengan menjadi kota perlintasan jalur tengah Sumatera yang menghubungkan Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Bengkulu di sisi Barat, Provinsi Lampung di sisi Selatan dan wilayah lainnya di bagian utara Pulau Sumatera. Dengan bertemunya berbagai arus lalu lintas tersebut, Kota Lubuk Linggau menjadi kota transit berbagai kepentingan sosial, ekonomi dan budaya. Saat ini, Lubuk Linggau memiliki sebuah bandara yang berjarak sekitar 5 km dari pusat kota, yaitu Bandar Udara Silampari. Selain bandara, Lubuk Linggau juga memiliki Stasiun Kereta Api yang semakin mempermudah akses bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kota pemilik motto Sebiduk Semare ini.

 Nah bagaimana nih Kance Lahat? Apakah artikel kali ini cukup menambah wawasan Kance terkait wilayah kerja KPKNL Lahat? Semoga ulasan Admin kali ini bermanfaat untuk Kance sekalian ya.

 

(Sumber :

www.lahatkab.go.id

http://www.pagaralamkota.go.id/

http://lubuklinggaukota.go.id/

www.musirawaskab.go.id

https://www.muaraenimkab.go.id/

https://www.palikab.go.id/

www.empatlawangkab.go.id

www.muratarakab.go.id

https://id.wikipedia.org/wiki)

 

 -Seksi Hukum dan Informasi-

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini