Media Sosial
Sarana Sosialisasi yang Efektif dan Efisien bagi Instansi Pemerintah
Kupang – Media sosial saat
ini memang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas sehari-hari sebagian besar
orang Indonesia. Mulai dari yang hanya sekedar mencari hiburan sampai yang
mencari penghasilan, disadari atau tidak
media sosial benar-benar sudah menjadi bagian yang selalu terlibat di dalamnya.
Menyadari akan hal itu, saat ini banyak instansi pemerintah yang sudah aktif
terjun ke media sosial agar dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Seluruh
instansi pemerintah mulai serius mengembangkan media sosial yang dimiliki baik
itu medsos kantor pusat maupun kantor vertikal. Kementerian Keuangan merupakan
salah satu instansi pemerintah yang sangat memperhatikan pengelolaan medsosnya.
Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas medsos di instansi vertikalnya,
Kanwil DJPBn Provinsi NTT mengadakan open class selama dua hari yang
mengusung tema Optimalisasi Konten Media Sosial Kantor pada Hari Rabu (4/9) dan
Desain Presentasi Visual pada Hari Kamis (5/9) dengan menghadirkan narasumber
dari BDK Denpasar yaitu Gathot Subroto.
Pria yang merupakan Brand Ambassador Fujifilm
X ini menerangkan bahwa dengan media sosial bisa menjadi sarana sosialisasi
yang murah dan efektif bagi instansi pemerintah jika benar-benar dikembangkan
dengan serius. Isi konten yang menarik secara visual dinilai lebih mampu
menarik perhatian masyarakat terkait sosialisasi yang disampaikan. Selain itu
biaya yang dikeluarkan hampir tidak ada jika sosialisasi melalui medsos,
sehingga sudah pasti lebih efisien daripada dengan cara-cara lama seperti
mengumpulkan stakeholders di suatu tempat lalu datang langsung ke lokasi
untuk menjelaskan. “Oleh karena itu, tugas admin medsos tiap instansi adalah
membuat bagaimana media sosial kantor ini menarik dan informatif, sehingga
informasi yang kita sampaikan dapat menyentuh orang lebih banyak,” jelasnya.
Pada hari kedua Gathot memberi pengarahan mengenai cara membuat presentasi
berbasis visual yang dapat dipakai untuk acara formal agar terlihat lebih
modern, menarik tetapi tetap informatif. Menurut pria yang hobi fotografi ini,
otak manusia lebih cepat 60% dalam menyerap informasi berupa visual
dibandingkan dengan teks. Maka dari itu esensi dari presentasi menggunakan software
seperti Power Point atau Keynote akan lebih maksimal bila menggunakan gambar
atau visual dibandingkan hanya berupa teks atau poin-poin. “Presentasi itu
adalah sebuah skenario, Si pembuat dan presenter harus paham betul materi yang
dibawakan, sehingga isi dari tiap slide itu hanya sebagai penambah power
dari materi yang disampaikan,” jelasnya. Selain itu Gathot menghimbau agar
jangan lagi membuat slide yang penuh dengan tulisan karena hal itu sudah pasti
menimbulkan rasa bosan pada audiens sehingga materi yang disampaikan
akan sulit untuk diserap. (Hinji)