Selama bulan suci
Ramadhan ini, kita disuguhkan sebuah sinetron legendaris berjudul Preman
Pensiun 5 yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. Sinetron yang
diperankan oleh Epy Kusnandar sebagai Kang Mus tersebut menceritakan tentang
hijrahnya kelompok preman yang selama ini memegang bisnis keamanan di pasar,
terminal dan jalanan pimpinan Kang Mus yang dulunya merupakan anak buah Kang
Bahar seorang preman besar di Kota Bandung.
Skenario, pemilihan
lokasi syuting, casting pemeran, alur cerita, dan bahkan dialog (sehari-hari) yang
dipergunakan dalam sinetron tersebut merupakan salah satu magnet yang menarik
para penikmat sinema produk dalam negeri untuk terus memelototi layar kacanya
dan setia menunggu penayangannya dari hari ke hari. Tak heran, rating sinetron
Preman Pensiun cepat merambat naik, dan diberikan keistimewaan dengan jam
tayang di premier time.
Namun yang membuat
penulis tertarik dengan sinetron ini adalah loyalitas dan kepatuhan para mantan
anggotanya kepada Kang Mus, padahal dari sisi fisik maupun kemampuan bela
dirinya, Kang Mus akan mudah dikalahkan oleh mantan anggotanya apabila mereka melakukan
perlawanan. Bahkan ketika akan hijrah untuk mengelola usaha kecimpring (cemilan
khas Bandung yang terbuat dari olahan singkong), Kang Mus telah mendeklarasikan bahwa dirinya sudah
pensiun dari bisnis yang selama ini mereka jalankan sehingga dia bukan lagi
pimpinan mereka dan memberikan kebebasan kepada para anak buahnya untuk tetap
di bisnis yang selama ini mereka geluti atau memilih usaha lain. Tanpa disangka,
ternyata para anak buahnya memilih untuk mengikuti jejak Kang Mus keluar dari
bisnis yang selama ini telah menghidupi mereka beserta keluarganya.
Setiap perubahan pasti
akan menghadapi kendala, begitu juga yang terjadi dengan mantan anak buah Kang
Mus, yaitu Murad, Pipit, Ujang dan Cecep yang tidak memiliki skill apapun untuk
memulai atau menekuni usaha lain. Pada titik inilah kembali sosok Kang Mus
berperan menjadi pencerah bagi mereka. Kang Mus membimbing mereka untuk memilih
usaha yang cocok. Murad yang baru menerima warisan akan bercocok tanam singkong
yang hasilnya nanti akan dijual ke Kang Mus sebagai bahan baku kecimpring, Kang
Mus juga menitipkan Pipit ke Murad untuk diajak usaha bersama, sedangkan Ujang
menjadi asisten Kang Mus dan Cecep ikut membantu usaha Kang Mus sebagai
pengantar kecimpring ke toko-toko.
Apakah ada yang bisa dipetik
dari jalan cerita sinetron Preman Pensiun ini ? Penulis tidak ragu untuk
mengatakan ada, yaitu soal leadership
dan berani berubah.
Leadership
Loyalitas dan
kepatuhan mantan anggota preman kepada sosok Kang Mus, menurut penulis tidak
terlepas dari leadership Kang Mus
yang kuat melalui kemampuannya memberikan keteladanan dan menjadi mentor yang baik bagi
anggotanya. Dalam sebuah organisasi, pemimpin harus mampu mencari cara yang
efektif dalam memberikan pelayanan dan pencapaian target kinerja. Cara tersebut
dapat dilakukan melalui pembinaan dengan metode yang tepat kepada seluruh pegawai di unit
yang dipimpinnya.
Di DJKN sendiri,
pimpinan di semua level dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik dan
menjadi role model bagi bawahannya
dari sisi integritas dan kinerja baik dalam pelaksanaan tugas maupun kehidupan
sehari-hari.
Guna mencari pemimpin
yang berkualitas, DJKN telah melakukan proses manajemen talenta yaitu suatu rangkaian kegiatan terencana dan
terukur untuk mengelola pegawai terbaik yang memiliki kualifikasi, kompetensi
dan kinerja optimal sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal
Kekayaan Negara nomor 2/KN/2018 sehingga pemilihan pemimpin di DJKN dilakukan by design bukan by condition.
Dalam proses
manajemen talenta, seorang talent akan didampingi oleh seorang
mentor, baik tetap
maupun tidak tetap yang akan melakukan bimbingan maupun alih pengetahuan untuk
meningkatkan keterampilan/kompetensi tertentu yang dibutuhkan talent dalam rangka mencapai
target pengembangan
individu yang telah ditentukan.
Melalui program
manajemen talenta diharapkan lahir pemimpin
masa depan di DJKN yang memiliki leadership
yang kuat sehingga membawa DJKN ke titik kesuksesan yang lebih tinggi lagi.
Berani Berubah
Keberanian Kang
Mus dan anggotanya untuk berubah/hijrah dari bisnis yang selama ini telah
menjadi satu-satunya sumber mata pencaharian mereka ke usaha yang halal harus
diberikan acungan jempol karena mereka menyakini setiap perubahan yang baik selalu
akan diberikan kemudahan dalam setiap prosesnya.
Jika direfleksikan
ke DJKN, perubahan paradigma dari asset
administrator menjadi asset manager
melalui implementasi prinsip
highest and best use, revenue centre dan cost efficiency telah membuahkan hasil, dimana DJKN mampu
memberikan sumbangsih penerimaan negara berupa PNBP aset sebesar 3,5 triliun
rupiah pada tahun 2020 lalu.
Perubahan yang
dilakukan di DJKN telah membuat DJKN menjadi unit eselon I di Kementerian
Keuangan yang tidak lagi dipandang sebelah mata. Hal tersebut dibuktikan dengan
keterlibatan langsung DJKN dalam Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI dan
sebagai anggota tim transisi pengembalian pengelolaan Taman Mini Indonesia
Indah kepada Kementerian Sekretariat
Negara untuk meningkatkan penerimaan negara dari sisi pemanfaatan BMN-nya serta
berperan aktif dalam program pemulihan ekonomi nasional melalui program lelang
produk UMKM.
Perubahan lainnya
yaitu dari kegiatan yang dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) yang dibentuk
oleh DJKN yaitu Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang memiliki kontribusi
besar dalam penyelesaian program strategis nasional. Perubahan proses bisnis
lelang yang semula konvensional menjadi e-auction
juga mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan karena mampu
menghilangkan kesan negatif dari lelang serta menjadikan lelang sebagai cara
penjualan yang transparan dan kompetitif.
Belajar dari leadership dan keberanian melakukan
perubahan dari Kang Mus, jika kedua variabel ini dilaksanakan secara holistik oleh
seluruh jajaran DJKN dan bukan hanya retorika semata, maka penulis yakin cita-cita
DJKN menjadi
distinguished asset manager dapat terwujud sesuai roadmap DJKN. Sebagai
penutup, penulis teringat pada quote salah seorang mantan presenter sebuah tv
swasta nasional, Najwa Shihab, yang menyatakan bahwa “kepemimpinan yang gigih bekerja, niscaya menghasilkan
perubahan yang kasat mata, mengentaskan persoalan dengan nyata, bukan sekedar
bumbu retorika”. Ayo semangat kawan menjadi distinguished
asset manager !!
Penulis: Budi Hardiansyah – Kasi Kepatuhan Internal KPKNL Kisaran