Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Kisaran > Artikel
Meneladani Sisi Leadership dan Dare To Changes Kang Mus Preman Pensiun kedalam Mindset Pengelolaan Kekayaan Negara
Mahmud Ashari
Kamis, 22 April 2021   |   16357 kali

Selama bulan suci Ramadhan ini, kita disuguhkan sebuah sinetron legendaris berjudul Preman Pensiun 5 yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta. Sinetron yang diperankan oleh Epy Kusnandar sebagai Kang Mus tersebut menceritakan tentang hijrahnya kelompok preman yang selama ini memegang bisnis keamanan di pasar, terminal dan jalanan pimpinan Kang Mus yang dulunya merupakan anak buah Kang Bahar seorang preman besar di Kota Bandung.

Skenario, pemilihan lokasi syuting, casting pemeran, alur cerita, dan bahkan dialog (sehari-hari) yang dipergunakan dalam sinetron tersebut merupakan salah satu magnet yang menarik para penikmat sinema produk dalam negeri untuk terus memelototi layar kacanya dan setia menunggu penayangannya dari hari ke hari. Tak heran, rating sinetron Preman Pensiun cepat merambat naik, dan diberikan keistimewaan dengan jam tayang di premier time.

Namun yang membuat penulis tertarik dengan sinetron ini adalah loyalitas dan kepatuhan para mantan anggotanya kepada Kang Mus, padahal dari sisi fisik maupun kemampuan bela dirinya, Kang Mus akan mudah dikalahkan oleh mantan anggotanya apabila mereka melakukan perlawanan. Bahkan ketika akan hijrah untuk mengelola usaha kecimpring (cemilan khas Bandung yang terbuat dari olahan singkong), Kang Mus telah mendeklarasikan bahwa dirinya sudah pensiun dari bisnis yang selama ini mereka jalankan sehingga dia bukan lagi pimpinan mereka dan memberikan kebebasan kepada para anak buahnya untuk tetap di bisnis yang selama ini mereka geluti atau memilih usaha lain. Tanpa disangka, ternyata para anak buahnya memilih untuk mengikuti jejak Kang Mus keluar dari bisnis yang selama ini telah menghidupi mereka beserta keluarganya.

Setiap perubahan pasti akan menghadapi kendala, begitu juga yang terjadi dengan mantan anak buah Kang Mus, yaitu Murad, Pipit, Ujang dan Cecep yang tidak memiliki skill apapun untuk memulai atau menekuni usaha lain. Pada titik inilah kembali sosok Kang Mus berperan menjadi pencerah bagi mereka. Kang Mus membimbing mereka untuk memilih usaha yang cocok. Murad yang baru menerima warisan akan bercocok tanam singkong yang hasilnya nanti akan dijual ke Kang Mus sebagai bahan baku kecimpring, Kang Mus juga menitipkan Pipit ke Murad untuk diajak usaha bersama, sedangkan Ujang menjadi asisten Kang Mus dan Cecep ikut membantu usaha Kang Mus sebagai pengantar kecimpring ke toko-toko.

Apakah ada yang bisa dipetik dari jalan cerita sinetron Preman Pensiun ini ? Penulis tidak ragu untuk mengatakan ada, yaitu soal leadership dan berani berubah.


Leadership

Loyalitas dan kepatuhan mantan anggota preman kepada sosok Kang Mus, menurut penulis tidak terlepas dari leadership Kang Mus yang kuat melalui kemampuannya memberikan keteladanan dan menjadi mentor yang baik bagi anggotanya. Dalam sebuah organisasi, pemimpin harus mampu mencari cara yang efektif dalam memberikan pelayanan dan pencapaian target kinerja. Cara tersebut dapat dilakukan melalui pembinaan dengan metode yang tepat kepada seluruh pegawai di unit yang dipimpinnya.

Di DJKN sendiri, pimpinan di semua level dituntut untuk memberikan keteladanan yang baik dan menjadi role model bagi bawahannya dari sisi integritas dan kinerja baik dalam pelaksanaan tugas maupun kehidupan sehari-hari.

Guna mencari pemimpin yang berkualitas, DJKN telah melakukan proses manajemen talenta yaitu suatu rangkaian kegiatan terencana dan terukur untuk mengelola pegawai terbaik yang memiliki kualifikasi, kompetensi dan kinerja optimal sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara nomor 2/KN/2018 sehingga pemilihan pemimpin di DJKN dilakukan by design bukan by condition.

Dalam proses manajemen talenta, seorang talent akan didampingi oleh seorang mentor, baik tetap maupun tidak tetap yang akan melakukan bimbingan maupun alih pengetahuan untuk meningkatkan keterampilan/kompetensi tertentu yang dibutuhkan talent dalam rangka mencapai target pengembangan individu yang telah ditentukan.

Melalui program manajemen talenta diharapkan lahir pemimpin masa depan di DJKN yang memiliki leadership yang kuat sehingga membawa DJKN ke titik kesuksesan yang lebih tinggi lagi.


Berani Berubah

Keberanian Kang Mus dan anggotanya untuk berubah/hijrah dari bisnis yang selama ini telah menjadi satu-satunya sumber mata pencaharian mereka ke usaha yang halal harus diberikan acungan jempol karena mereka menyakini setiap perubahan yang baik selalu akan diberikan kemudahan dalam setiap prosesnya.

Jika direfleksikan ke DJKN, perubahan paradigma dari asset administrator menjadi asset manager melalui implementasi prinsip highest and best use, revenue centre dan cost efficiency telah membuahkan hasil, dimana DJKN mampu memberikan sumbangsih penerimaan negara berupa PNBP aset sebesar 3,5 triliun rupiah pada tahun 2020 lalu.

Perubahan yang dilakukan di DJKN telah membuat DJKN menjadi unit eselon I di Kementerian Keuangan yang tidak lagi dipandang sebelah mata. Hal tersebut dibuktikan dengan keterlibatan langsung DJKN dalam Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI dan sebagai anggota tim transisi pengembalian pengelolaan Taman Mini Indonesia Indah kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk meningkatkan penerimaan negara dari sisi pemanfaatan BMN-nya serta berperan aktif dalam program pemulihan ekonomi nasional melalui program lelang produk UMKM.

Perubahan lainnya yaitu dari kegiatan yang dilakukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) yang dibentuk oleh DJKN yaitu Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang memiliki kontribusi besar dalam penyelesaian program strategis nasional. Perubahan proses bisnis lelang yang semula konvensional menjadi e-auction juga mendapat banyak apresiasi dari berbagai kalangan karena mampu menghilangkan kesan negatif dari lelang serta menjadikan lelang sebagai cara penjualan yang transparan dan kompetitif.

Belajar dari leadership dan keberanian melakukan perubahan dari Kang Mus, jika kedua variabel ini dilaksanakan secara holistik oleh seluruh jajaran DJKN dan bukan hanya retorika semata, maka penulis yakin cita-cita DJKN menjadi distinguished asset manager dapat terwujud sesuai roadmap DJKN. Sebagai penutup, penulis teringat pada quote salah seorang mantan presenter sebuah tv swasta nasional, Najwa Shihab, yang menyatakan bahwa “kepemimpinan yang gigih bekerja, niscaya menghasilkan perubahan yang kasat mata, mengentaskan persoalan dengan nyata, bukan sekedar bumbu retorika”. Ayo semangat kawan menjadi distinguished asset manager !!

Penulis: Budi Hardiansyah – Kasi Kepatuhan Internal KPKNL Kisaran

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini