Air merupakan sumber daya alam yang melimpah karena dapat
ditemukan di setiap tempat di permukaan bumi. Ia merupakan sumber daya alam
yang sangat penting dan dibutuhkan setiap mahluk hidup. Bagi manusia, kebutuhan
akan air adalah mutlak karena hampir semua aktivitas manusia memerlukan air.
Di samping jumlah atau volume air yang besar yang dibutuhkan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yang tidak kalah penting adalah
kualitas air yang memenuhi standar. Tidak semua sumber air ketersediaannya
dalam kualitas yang layak untuk dikonsumsi. Seperti air tanah yang ada di bumi
tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa
atau mineral lain yang larut di dalamnya, sering kali juga mengandung bakteri
atau mikroorganisme lainnya. Hal ini tidak berarti bahwa semua air di bumi
telah tercemar, khususnya untuk air tanah tergantung pada: kondisi spesifik
geologi, kondisi hidrologi, dan juga dari ulah manusia yang ada di areal dan di
sekitar sumber air tersebut. Semakin buruk kualitas air yang tersedia akan
semakin besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sumber air yang
bersih dan layak untuk dikonsumsi. Adanya senyawa atau unsur lain dan bakteri
atau mikroorganisme di dalam sumber air akan berpotensi menimbulkan dampak yang
tidak diinginkan bagi manusia terutama bagi kesehatan manusia.
Selain itu, salah satu permasalahan yang dihadapi terkait
kehadiran dan peran air adalah ketersediaan air bersih baik secara kuantitas,
kualitas, maupun kontinuitas yang berpotensi memicu krisis air bersih di
Indonesia jika penyediaan air bersih tidak tumbuh seimbang dengan
pertumbuhan penduduk. Mengingat semakin maju tingkat hidup masyarakat, akan
semakin tinggi pula kebutuhan akan air.
Lihat saja di sekeliling kita, lahan-lahan hijau semakin
berkurang akibat kebutuhan permukiman. Hutan-hutan semakin berkurang seiring
pembukaan lahan bagi perkebunan maupun pertanian. Hal-hal tersebut disadari
atau tidak akan mempengaruhi ketersediaan dan debit air bersih di muka bumi.
Oleh karena itu, peran pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sangat penting
dalam mengendalikan pengelolaan kelestarsian air bersih.
Penulis masih ingat dalam salah satu sekuel film action yang
sangat populer, yaitu James Bond dengan judul Quantum of Solace. Dalam salah
satu fragmennya, agen rahasia yang dikenal dengan sandi 007 tersebut menguak
salah satu tujuan kegiatan musuh besarnya, yang bernaung dalam organisasi
Spectre, yaitu untuk menguasai sumber mata air agar bisa mengendalikan populasi
dan ekonomi suatu daerah. Dalam hal ini penulis ingin menggarisbawahi bahwa air
bersih pada suatu masa akan menjadi salah satu barang mewah dan langka jika
pemerintah tidak ikut campur dalam pengelolaannya. Bahkan sedemikian pentingnya
keberadaan air, Pemerintah Indonesia menuangkan concern-nya dalam salah satu
pasal di Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pasal 33 (3) “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
Sedemikian pentingnya peran air dalam
kehidupan, namun dalam praktik sehari-hari manusia seringkali abai bahwa benda
cair tersebut perlu untuk dilestarikan dan dipergunakan sebijak mungkin.
Penulis juga ingat salah satu “kritikan” dari kolega penulis yang berasal dari
salah satu lembaga institusi United Nations pada kegiatan supervisi proyek air
bersih di wilayah Nusa Tenggara Barat medio tahun 2010. Dalam momen tersebut,
yang bersangkutan menyampaikan kritik antara lain prihatin dengan cara
pemakaian air bersih di Indonesia yang masih boros dan tidak terkendali. Boros dan tidak terkendali disini mungkin masih dalam parameter relative,
tergantung dari kacamata masing-masing pihak. Namun demikian, jika melihat
praktek dalam kehidupan sehari-hari, sejak bangun tidur sampai dengan tidur
kembali, penulis sendiri sering menyadari bahwa penggunaan air yang penulis
lakukan memang masih boros. Saat menggosok gigi misalnya, air wastafel masih
sering mengucur deras, padahal mulut masih dipenuhi busa odol dan sikat gigi
masih bergerak ke kanan-kiri, atas-bawah. Atau pada saat mencuci baju, air
keran masih mengucur deras berlimpah ruah meluber dari volume ember. Benar-benar
kondisi yang sangat tidak bijak dalam penggunaan air.
Oleh karena itu, dengan momen peringatan Hari Air Seduni yang jatuh pada hari ini, tanggal 22 Maret, penulis mengajak kita semua, khususnya diri penulis sendiri, untuk lebih bijak dalam menggunakan dan mengelola air. Pada saat ini air masih berlimpah di muka bumi, khususnya di Indonesia. Namun, apa jadinya jika kita tidak peduli dan tidak mau memulai langkah-langkah bijak dalam menggunakan air. Oleh karena itu, marilah kita bijak dalam penggunaan air dan melestarikan air. Di mulai dari sekarang, saat ini juga, dari diri kita sendiri, agar anak cucu kita dapat menikmati air kehidupan yang saat ini kita nikmati. Agar air tidak menjadi sekedar dongeng di masa yang akan datang.
Selamat Hari Air Sedunia 2021.
Penulis: Mahmud Ashari (Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Kisaran)