Golf merupakan salah satu cabang olahraga dari permainan bola
kecil yang bertujuan untuk memasukkan bola ke dalam lubang yang disebut hole dari daerah yang telah ditentukan
menggunakan stick golf sebagai
pemukulnya. Seorang pegolf harus mampu mengendalikan pikiran dan fisiknya
sehingga membuahkan pukulan yang diharapkan.
Tantangan dalam olahraga golf tidak hanya berasal dari
internal, seperti kondisi fisik dan kondisi psikis pegolf akan tetapi juga dari
eksternal seperti karakterisktik setiap hole
dan faktor cuaca terutama arah angin. Seorang pegolf harus mampu menaklukkan
semua tantangan tersebut mulai dari tee
shoot hingga memasukkan bola ke hole
di green. Maka dari itu, seorang
pegolf harus mampu fokus dan melakukan perencanaan dengan matang sebelum
melakukan tee shoot dengan
memperhatikan tantangan yang ada, misalnya dengan menetapkan target jumlah
pukulan dalam setiap hole, posisi
berdiri saat tee shoot dan posisi clap stick karena hal tersebut akan
mempengaruhi arah bola.
Setiap hole dari
lapangan golf memiliki karakteristik yang berbeda mulai dari jarak tee box hingga green, kontur lapangan dan elevasi di area green. Kondisi tersebut mengharuskan seorang pegolf untuk terus
belajar di setiap holenya agar dapat
memasukkan bola sesuai target yang ditetapkan. Selain itu, pegolf juga harus
berpikir dan bertindak cepat apabila bola yang jatuh tidak sesuai dengan yang
diinginkan yaitu dengan merubah rencana arah bola pada pukulan berikutnya
dengan menggunakan stick yang sesuai.
Dalam olahraga golf, integritas juga merupakan modal yang
harus dimiliki seorang pegolf dimana terdapat kondisi bola jatuh dan
“tersembunyi” atau dalam posisi sulit untuk dipukul selanjutnya. Pegolf tidak
akan menyerah begitu saja untuk terhindar dari pinalty, akan tetapi berusaha untuk mencari bola yang jatuhnya
“tersembunyi” dan tetap memukulnya apabila masih memungkinkan untuk dipukul
karena itu merupakan kebanggaan seorang pegolf jika berhasil melakukannya.
Selain itu, olahraga golf juga mengajarkan kita untuk meraih
kesuksesan bersama. Hal tersebut dapat terlihat saat semua bola sudah memasuki
area green, maka pegolf yang bolanya
lebih jauh dari hole diberikan
kesempatan untuk memukul terlebih dahulu dan pegolf yang bolanya lebih dekat
dengan hole akan menunggu.
Berdasarkan uraian terkait olahraga golf di atas, tidak
berlebihan kiranya jika penulis menghubungkannya dengan pengelolaan kinerja
pada Kementerian Keuangan khususnya Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).
Menurut penulis, nilai-nilai penting dari olahraga golf yang dapat dijadikan
acuan dalam pengelolaan kinerja, yaitu sebagai berikut:
1.
Perencanaan
yang matang dan fokus pada tujuan
Dalam pengelolaan kinerja, perencanaan merupakan hal paling
krusial dan menentukan atas keberhasilan pencapaian tujuan. Salah satu
keberhasilan pencapaian tujuan yaitu dengan tercapaikan target Indikator
Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan. Dengan memperhitungkan semua
tantangan baik dari internal maupun eksternal yang dianggap akan menganggu
ataupun menghambat pencapaian target. Kita juga harus fokus melaksanakan semua
kegiatan yang telah direncanakan di awal tahun sehingga target IKU dapat tercapai
di akhir tahun.
2.
Terus belajar
Pencapaian target kinerja tidak semuanya berjalan mulus
sesuai dengan yang kita rencanakan, tentunya ada kondisi di luar prediksi kita
yang sangat signifikan menghambat pencapaian terget, seperti kondisi pandemi
Covid 19 yang saat ini kita rasakan, dimana saat rapat Dialog Kinerja
Organisasi setiap pegawai dituntut untuk melakukan manuver yang luar biasa, trial and error kegiatan bahkan banyak
hal-hal baru muncul yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh kita dalam
pencapaian target IKU.
3.
Integritas
Integritas sudah menjadi harga mati yang harus dimiliki oleh
seorang ASN Kementerian Keuangan. Namun, integritas tidak hanya sekedar
mengindar dari fraud saja. Akan tetapi dalam pengelolan kinerja ASN Kementeian
Keuangan juga dituntut untuk berintegritas, seperti dalam pengisian realisasai
capaian IKU pada aplikasi e-performance,
dimana pegawai harus jujur mengisi realisasi capaiannya dan atasan juga
harus jujur dalam melakukan validasi.
4.
Sukses Bersama
Pemilik peta strategi yang ulung akan mengerahkan sumber daya
secara maksimal untuk pencapaian target kinerja. Untuk IKU yang belum tercapai,
pemilik strategi dapat melakukan langkah strategis berupa pemberian tugas
lintas seksi, dimana unit yang IKU-nya telah tercapai akan membantu unit yang
IKU-nya belum tercapai sehingga di akhir tahun, semua IKU akan tercapai dan
menjadi kesuksesan bagi seluruh pegawai di organisasi tersebut yang tercapture
dari Nilai Kinerja Organisasi yang optimal.
Dengan menerapkan nilai-nilai yang ada pada olahraga golf, maka pengelolaan kinerja di DJKN akan berkualitas dan berintegritas sehingga akan membawa dampak yang positif, tidak hanya kepada para pegawai DJKN namun juga kepada kejayaan DJKN yang kita cintai.
Penulis: Budi Hardiansyah – Kasi Kepatuhan
Internal KPKNL Kisaran