Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Jambi > Artikel
Pesona Kuala Tungkal, Pesisir Timur Jambi
Harnytan Anasthasia Siburian
Jum'at, 20 November 2020   |   27896 kali

Kuala Tungkal, merupakan ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat, salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jambi. Kota ini berada di antara 0°53’ – 0 °41’ Lintang Selatan dan 103°23’ – 104°21’ Bujur Timur. Nama Kuala Tungkal berasal dari kata Kuala yang berarti pertemuan sungai dengan sungai, atau sungai dengan laut. Kata Tungkal dikaitkan dengan nama sungai yang membelah wilayah Tanjung Jabung Barat hingga pantai timur. Kuala Tungkal dapat diartikan sebagai tempat bertemunya aliran sungai Tungkal dengan sungai lainnya di wilayah dekat pantai.  

Terletak di pantai Timur Kota Jambi, untuk menjangkau kota ini dibutuhkan waktu 3 jam melalui perjalanan darat, atau sekitar 135 km dari Kota Jambi. Pohon pinang yang tumbuh di sepanjang tepi sungai Batanghari menjadi pemandangan yang akan kita lihat untuk menuju kota ini. Sama seperti perkampungan kawasan pesisir laut lainnya, rumah-rumah panggung menjadi pilihan warga yang tinggal di pinggir sungai yang akan bermuara ke lautan. Bangunan yang terbuat dari kayu bulian berjejer rapat saat memasuki kawasan ini. Namun, kini di Tengah kota tersebut pemandangan rumah panggung berganti dengan ruko dan bangunan yang terbuat dari bata. Memasuki kawasan pusat perkantoran, terlihat beberapa bangunan dengan guratan modernisasinya. 

Kota di Atas Air

Menurut informasi yang diperoleh penulis, puluhan tahun lalu, pemerintah daerah Kuala Tungkal dan masyarakat setempat menimbun jutaan meter kubik kayu bulian untuk menyangga kota seluas 87.000 hektar ini. Kayu Bulian atau yang dikenal dengan Kayu Ulin atau kayu besi merupakan kayu yang sangat kuat dan awet, sehingga digunakan sebagai pondasi bangunan di dalam air atau lahan basah. Penimbunan kayu bulian atau kayu ulin dilakukan agar penduduk setempat dapat membangun rumah dan jalan dengan aman. Kota ini berkembang di muara sungai Tungkal. Dalam beberapa kesempatan, penulis mendapati pemukiman warga dibanjiri air pasang. Hal itu disebabkan karena sebagian besar wilayah Tanjung Jabung Barat sejajar dengan permukaan laut.

Kuliner Hidangan Laut

Berada di tepi laut timur Kota Jambi, Kuala Tungkal menjadi surganya hidangan laut. Hidangan laut yang masih segar diambil dari pesisir timur yang hasil lautnya melimpah. Terdapat beberapa restoran yang sering dikunjungi pendatang yang berkunjung ke kota ini. Daya tariknya adalah bahan baku yang segar dan cita rasanya yang nikmat. Salah satu tempat yang dikunjungi Penulis, adalah Restoran Nikmat. Saat memasuki  restoran ini, pengunjung akan disambut ramah oleh pelayannya. Sama seperti di kebanyakan restoran, pengunjung akan dipersilahkan memesan menu terlebih dahulu. Pilihan hidangannya pun bervariasi, mulai dari kepiting, ikan pari, cumi-cumi, udang, ikan senangin, dan masih banyak lagi aneka jenis seafood lainnya. Jika berkesempatan mengunjungi Kota Kuala Tungkal, restoran ini wajib dikunjungi.


Kampung Kerukunan Umat Beragama

Penduduk yang mendiami kawasan Kota Kuala Tungkal terdiri dari berbagai etnis dan berbagai macam suku dan agama seperti Melayu, Ambon, Bali, Bugis, Jawa, dan Tionghoa. Berbagai agama seperti Kristen, Katolik, Konghucu, Budha, dan mayoritas Penduduk yang mendiami kawasan Kota Kuala Tungkal terdiri penduduk menganut agama Islam. Salah satu Kelurahan di Kota Kuala Tungkal, yakni Kelurahan Sungai Nibung dicanangkan sebagai Kampung Kerukunan Umat Beragama, pasalnya sejumlah rumah ibadah dari agama yang berbeda berdiri berdampingan di kota ini. Masjid, gereja, kelenteng berdiri berdampingan dan masyarakat yang berbeda keyakinan hidup rukun dan menjaga toleransi antar umat beragama. Hal ini merupakan cerminan dari  slogan "SERENGKUH DAYUNG SERENTAK KE TUJUAN" yang melambangkan bahwa masyarakat yang berbeda etnis dan berbeda agama bersama-sama dalam memajukan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Barang Impor dari Negara Tetangga

Melanjutkan perjalanan menyusuri jalanan yang sesekali terdapat genangan air yang muncul saat pasang, tampak kawasan pertokoan, terlihat cukup ramai dan padat dengan bangunan. Beberapa bangunan tinggi tampaknya digunakan sebagai tempat budidaya burung walet. Di sisi jalan terdapat pertokoan yang menjual barang-barang bekas impor.  Sejak tahun 1990-an barang-barang yang berasal dari negara tetangga marak beredar di kota ini. Tidak sedikit, orang yang berasal dari daerah datang ke Kuala Tungkal untuk berburu barang bekas seperti pakaian, kasur, sepeda, dan perabot rumah tangga.

Pelabuhan Roro Kuala Tungkal

Pelabuhan Roll on Roll off (Roro) di Kuala Tungkal, Kabupaten Tajung Jabung Barat, Provinsi Jambi resmi beroperasi pada bulan Maret 2017. Pelabuhan ini menjadi jalur penyebrangan Kuala Tungkal—Dabo—Batam. Adanya pelabuhan ini, membawa dampak baik bagi perekonomian masyarakat Kuala Tungkal. Selain menjadi tempat berlabuh kapal dari luar daerah, pelabuhan ini juga kerap dikunjungi masyarakat untuk berwisata. Letaknya yang tidak jauh dari pusat Kota Kuala Tungkal membuat pelabuhan ini menjadi salah satu pilihan destinasi wisata masyarakat setempat.(tsy)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini