Tahukah Anda
kalau Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali pada tahun 2022 ditetapkan sebagai kota
terbaik nomor 3 di dunia versi travel and leisure? Dalam bayangan kita, apalagi
bagi yang pernah mengunjungi Ubud, apakah sekarang Ubud telah berubah menjadi
kawasan perkotaan sebagaimana persepsi mainstream penampakan sebuah kota?
Dikutip dari CNN Indonesia, travel and leisure menilai
kota terbaik berdasarkan jajak pendapat pembaca dengan kriteria antara lain landmark,
budaya, kuliner, keramahan warga. Nah, berdasarkan kriteria tersebut Ubud Bali berhasil
memperoleh predikat terbaik nomor 3, mengalahkan sejumlah kota modern di dunia.
Dari beberapa kriteria dimaksud sepertinya memang Ubud memenuhi syarat untuk
itu. Namun demikian, sesungguhnya Ubud telah dianugerahi aset perkotaan dan
lingkungan budaya yang merupakan warisan sehingga Pemerintah Kabupaten Gianyar lebih
kepada domain penataannya. Warisan yang dimaksud antara lain adalah sejumlah
landmark seperti bangunan Pura Dalem Puri yang berada di tengah kota Ubud,
trasering persawahan di Tegalalang, Pasar seni Ubud, sampai dengan Pasar Seni Sukawati.
Dalam penataan kawasan Ubud dan sekitarnya agar tetap dan
semakin menarik wisatawan, Pemkab Gianyar secara kontinyu melakukan pengaturan
arus lalulintas kendaraan, di sejumlah ruas jalan diberlakukan arus satu arah,
pedestrian yang memadai bagi pejalan kaki terutama di pusat Kota Ubud, renovasi/revitalisasi
Pasar Seni Sukawati dan Ubud dengan berkolaborasi dengan pemerintah pusat, dan
juga penyediaan kantong parkir di pusat keramaian Ubud yaitu di sekitar Pasar
Seni Ubud. Selain itu beberapa landmark di sejumlah persimpangan jalan dibuat guna
menyemarakan view kota, patung arjuna salah satu contohnya. Untuk mendukung
wisata trasering sawah di Tegalalang juga disediakan kantong-kantong parkir
yang pengelolaannya dilakukan oleh warga sekitar, zoning artshop yang terletak
hampir di sepanjang jalan Kota Ubud-Tegalalang makin menunjukkan keteraturan
penataan kawasan. Adapun sejumlah hotel/penginapan maupun restoran yang tersebar
letaknya mulai Sukawati-Ubud-Tegalalang memberikan pilihan yang bervariasi
kepada wisatawan yang berkunjung.
Kegiatan-kegiatan keagamaan dan budaya di sejumlah titik tempat
ibadah (pura) dan balai-balai desa yang rutin dilaksanakan tampak semarak,
dimana terutama bagi wisatawan mancanegara adalah pemandangan budaya yang unik
yang dapat dinikmati sepanjang tahun, di beberapa pura besar juga disediakan bangunan
balai untuk menyaksikannya.
Pemkab Gianyar dan warganya sepertinya sadar betul bahwa
mereka memiliki aset yang bernilai tinggi baik aset berwujud dan yang tidak
berwujud yang dapat memberikan efek positif terhadap perekonomian lokal di
wilayahnya maupun regional Pulau Bali, yang mana apabila dalam pengelolaan
aset-aset tersebut semakin baik maka akan memberikan efek multiplier ekonomi yang
makin luar biasa. Selamat untuk Ubud atas predikat kota terbaik nomor 3 di
dunia.
(Septsonno//Muhamad
Furqon)