Pura Besakih adalah sebuah komplek pura yang terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, yang berjarak 52,1 km dari Renon. Pura Besakih berada di lereng sebelah barat Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali. Letak Pura Besakih sengaja dipilih di desa yang dianggap suci karena letaknya yang tinggi, yang disebut Hulundang Basukih yang kemudian menjadi Desa Besakih. Nama Besakih diambil dari Bahasa Sanksekerta, wasuki atau dalam bahasa Jawa Kuno basuki yang berarti selamat. Selain itu, nama Pura Besakih didasari pula oleh mithologi Naga Basuki sebagai penyeimbang Gunung Mandara. Komplek Pura Besakih terdiri dari 1 Pura Pusat (Pura Penataran Agung Besakih) dan 18 Pura Pendamping (1 Pura Basukian dan 17 Pura Lainnya). Disebut mother of temple karena Pura Besakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali
Pura Besakih di bangun tahun 1284 oleh Rsi Markandeya yang merupakan seorang pemuka agama
Hindu keturunan India. Rsi Markandeya membangun Pura Besakih karena
mendengar suara gaib ketika bermeditasi di Dataran Tinggi Dieng. Ia dan
pengikutnya pun sampai membelah hutan di Jawa untuk sampai ke pulau Bali. Konon di kala itu belum terdapat selat
Bali seperti sekarang, karena pulau Jawa dan pulau Bali masih menjadi satu dan
belum terpisahkan oleh lautan. Karena saking panjangnya pulau yang kita sebut
sekarang dengan sebutan pulau Jawa dan pulau Bali, maka pulau ini di beri nama
pulau Dawa yang
artinya pulau panjang.
Banyaknya peninggalan zaman megalitik, seperti menhir, tahta batu, struktur teras pyramid yang ditemukan di kompleks Pura Besakih menunjukkan bahwa sebagai tempat yang disucikan nampaknya Besakih berasal dari zaman yang sangat tua, jauh sebelum adanya pengaruh agama Hindu. Pura Besakih saat ini selain menjadi tempat persembahyangan untuk umat hindu juga menjadi tempat wisata karena memiliki sejumlah daya tarik, selain keindahan alamnya juga karena dekat dengan beberapa tempat wisata yang sedang hits di Bali saat ini., seperti Taman Bunga Edelweis, Taman Jinja Bali (Taman unik ini menggunakan konsep ala Jepang )
Saat ini kawasan Pura Besakih
dalam tahap penataan. Penataan dilakukan sebagai upaya perlindungan kawasan
cagar budaya Pura Agung Besakih yang merupakan destinasi wisata kelas
dunia. Sering terjadi apabila adanya upacara besar di Pura Besakih maka akan
sangat ramai pengunjung untuk beribadah, sehingga untuk mengantisipasinya dibuat alur masuk dan keluar yang berbeda, sehingga tidak ada penumpukan,
termasuk sirkulasi jalan untuk kendaraan akan diatur. Penataan Pura Agung
Besakih dilakukan oleh Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya dengan
mekanisme rancang dan bangun (design and build) meliputi Area Manik Mas berupa
gedung parkir setinggi 4 lantai seluas 55.201 m2 berkapasitas 66 unit bus,
1.369 unit mobil, 18 unit kios besar, dan 12 unit kios kecil. Kemudian penataan
Area Bencingah berupa pembangunan kios pedagang sebanyak 358 kios dengan luas
total bangunan 7.587 m2 meliputi 196 kios besar (berukuran 4 m x 6 m) dan 162
kios kecil (berukuran 2,5 m x 3 m). Ditargetkan selesai konstruksinya pada akhir
2022 dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pada 2023. (foto maya )