Indonesia
adalah salah satu negara yang memiliki beragam suku bangsa. Menurut sensus
penduduk Badan Pusat Statistik pada 2010, ada lebih dari 300 kelompok suku
bangsa di Indonesia, yang jika dirinci terdapat sekitar 1.340 suku bangsa di
Indonesia. Nama suku bangsa di Indonesia
seperti, suku Jawa, Sunda, Batak, Betawi, Madura, Bugis, Melayu dan lainnya.
Lantas, apa yang menjadi penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di
Indonesia. Berbagai sumber menyebutkan, bahwa ada beberapa faktor yang jadi
penyebab keberagaman suku bangsa dan budaya di Indonesia salah satunya adalah Indonesia
merupakan negara yang luas, memiliki
beragam kondisi alam, dan negara kepulauan yang lebih dari 15 ribu pulau di
seluruh Indonesia.
Dengan
beragam kondisi tersebut, beragam budaya dapat ditemukan di Indonesia salah
satunya adalah bermacam tutup kepala dari bentuk maupun nama dari berbagai
daerah. Tradisi penutup kepala di Indonesia yang memang sangat unik .
Setiap
daerah tentu memiliki penutup kepala dengan tujuan dan makna masing-masing, antara lain yaitu :
1. Udeng
Penutup kepala yang satu ini berasal dari Bali. Setiap lipatan yang ada pada udeng memiliki makna tertentu. Udeng biasa digunakan saat kegiatan keagamaan, pertemuan tradisional, upacara adat, bahkan tidak jarang juga dijumpai untuk dipakai sehari-hari. Saat berkunjung ke Bali, Anda akan dengan mudah menemukan banyak penjual udeng khususnya di tempat wisata.
2. Songkok
Penutup kepala khas melayu ini juga memiliki beberapa sebutan lain diantaranya peci atau kopiah. Saat ini, songkok identik dengan umat muslim dan biasa digunakan saat beribadah. Penutup kepala yang satu ini bertujuan untuk mencegah rambut menutupi dahi. Di Indonesia, songkok atau kopiah banyak dijumpai dengan warna hitam. Bentuk serta ketinggian penutup kepala yang satu ini cukup beragam.
3. Blangkon
Blangkon menjadi penutup kepala yang berasal dari Jawa. Meskipun sekilas terlihat sama, blangkon memiliki ciri khas dari wilayah masing-masing seperti Blangkon Ngayogyakarta, Blangkon Surakarta, Blangkon Kedu, dan Blangkon Banyumasan. Di bagian belakang blangkon terdapat tonjolan yang menandakan bentuk rambut pria pada masa itu. Pria yang memiliki rambut panjang Harus mengikat dan memasukkan rambutnya ke dalam tonjolan belakang blangkon atau biasa disebut mondholan.
4. Seraung
Jika dilihat sekilas, seraung memiliki bentuk topi yang lebar.
Penutup kepala tradisional ini biasa digunakan oleh masyarakat Dayak saat
beraktivitas di luar ruangan. Biasanya, seraung digunakan saat masyarakat akan
beraktifitas di hutan. Bahan yang digunakan untuk membuat penutup kepala ini
juga terbilang unik, yakni menggunakan daun kering yang dianyam. Untuk
mempercantik, penutup kepala tradisional ini dilapisi dengan kain atau
manik-manik sebelum digunakan.
5. Kupiah Meukeutop
Penutup kepala yang satu ini juga merupakan bagian dari pakaian
adat khas Aceh. Warnanya yang sangat beragam serta bentuknya yang tinggi
menjadi ciri khas Kupiah Meukeutop.
Dalam acara pernikahan tradisional, tidak jarang pengantin pria
menggunakan penutup kepala ini selama acara berlangsung. Penutup kepala ini
menjadi khas dan sangat unik karena dilapisi dengan pernak-pernik dan kain
songket khas Aceh. Pernak-pernik yang ada pada Kupiah Meukeutop dipasang dengan
sangat detail dan rapi sehingga menghasilkan motif indah dan khas.
6. Tanjak
Tanjak merupakan sebutan penutup kepala yang berasal dari Palembang. Tanjak memiliki bentuk yang sangat unik dan dibuat dari kain songket. Jika biasanya penutup kepala yang satu ini digunakan oleh bangsawan hingga sultan, namun tidak dengan tanjak. Di Palembang, tanjak sering digunakan sebagai penutup kepala saat acara pernikahan dan biasa digunakan oleh keluarga pria. Selain digunakan saat acara resepsi, penutup kepala tanjak juga sering digunakan saat acara adat berlangsung.
7. Ti’i Langga
Ti’i Langga yang berasal dari Pulau Rote memiliki bentuk yang sangat unik dan menarik. Penutup kepala yang satu ini dibuat dengan bahan dasar daun lontar. Ti’i Langga memiliki dua jenis yakni polos dan berwarna. Anda bisa menjumpai penutup kepala ini di provinsi Nusa Tenggara Timur. Ti’i Langga memiliki bentuk topi yang cukup lebar serta memiliki tanduk. Tanduk yang biasa disebut antena dan memiliki 9 tingkat ini memiliki tinggi sekitar 40 hingga 60 cm. Dulunya penutup kepala ini digunakan untuk pria dan wanita, namun saat ini hanya kaum pria saja yang menggunakannya. Ti’i Langga merupakan bagian dari pakaian tradisional dan kini sering digunakan dalam berbagai acara adat.
8. Kuluk Beselang Metuo
Penutup kepala yang satu ini telah lama digunakan oleh kaum wanita di Jambi. Banyak tujuan dan fungsi dari penutup kepala satu ini diantaranya melindungi kepala serta menunjukkan status sosial pemakainya. Ada cukup banyak jenis dari penutup kepala yang satu ini dan biasa dibedakan sesuai dengan siapa yang menggunakannya serta acara apa yang sedang berlangsung. Penutup kepala tradisional yang satu ini kini memiliki versi modern yang biasa disebut turban.
9. Totopong
Totopong mungkin sering Anda jumpai tetapi Anda tidak tahu nama sebenarnya. Penutup kepala khas Sunda yang satu ini sering digunakan dalam film Kabayan. Berbeda dengan udeng, totopong memiliki berbagai variasi bentuk. Mulai dari barambang semplak, parekos nangka, parekos jengkol, serta masih banyak lagi yang lainnya. Setiap variasi bentuk totopong memiliki keunikan dan keistimewaan masing-masing.
10. Topi bulu Burung ruai
Ketika Anda berada di Dayak, pasti Anda akan melihat orang yang memakai topi bulu burung ruai yang indah. Penutup kepala yang satu ini memancarkan keindahan yang luar biasa. Penggunaan bulu burung ruai juga memiliki makna tersendiri. Burung ruai yang indah menggambarkan kecantikan perempuan Dayak dan kelincahannya mengingatkan akan kelincahan nenek moyang dalam melestarikan indahnya alam. Penutup kepala yang satu ini mudah dijumpai saat acara adat kebesaran. Sekarang ini, topi bulu burung ruai tetap dilestarikan dan tetap menjadi penutup kepala khas Dayak.
Nah, itulah 10 penutup kepala yang ada di Indonesia, Pak Jokowi sudah pernah memakainya, kalian
(foto diambil dari berbagai sumber)