Bukittinggi - Indonesia merupakan negara kaya sudah bukan lagi
rahasia lagi. Kekayaan sumber daya alam dan lainnya terbentang dari Sabang
hingga Merauke. Tidak hanya itu, Indonesia memiliki stasiun radio yang
telah berdiri pada tahun 1945. Radio Republik Indonesia (RRI) merupakan
radio yang mempunyai posisi yang strategis, sebab realitasnya RRI masih
merupakan satu-satunya jaringan nasional dan mampu menjangkau hampir seluruh
wilayah Indonesia.
Pada awal kemerdekaan, RRI berperan penting sebagai penghubung
pemerintah dengan rakyat dalam menghadapi perjuangan bangsa dan mengumumkan
kemerdekaan Republik Indonesia. Peran RRI sampai saat ini sangat jelas selain
membantu menyampaikan program-program pemerintah kepada masyarakat, RRI
tentunya sangat berperan membantu menjaga stabilitas NKRI dengan memberikan
informasi yang mendidik.
Radio Republik Indonesia (RRI)
Bukittinggi yang terdaftar sebagai Barang Milik Negara (BMN) di Kantor Pelayanan
Kekayaan negara dan Lelang (KPKNL) Bukittinggi juga memiliki sebuah BMN yang
unik. Barang Milik Negara tersebut adalah berupa Museum RRI Bukittinggi. Dimana
museum tersebut memiliki alat-alat penyiaran yang digunaka pada tahun 1950an
sampai dengan tahun 1990an.
Museum yang berada di Jalan Dr. Abdul Rivai No.22, Kayu Kubu
Bukittinggi ini telah berdiri pada 14 Januari 1946. Alat penyiaran yang berada
pada museum juga telah menjadi saksi ketika Kota Bukitinggi berperan sebagai
kota perjuangan. Dimana pada tanggal 19 Desember 1948, Bukittinggi ditunjuk
sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.
Museum inilah yang menjadi kunci penyiaran dan pemancar informasi (radiogram) ketika
tampuk pemerintahan untuk sementara diserahkan ke Sjafruddin Prawiranegara yang
saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk pemerintah
darurat di Bukittinggi.