Apa Itu Coaching dan Mentoring?
N/A
Sabtu, 20 Agustus 2016 |
6161 kali
Bukittinggi – Pagi pukul 10:30 WIB (19/08), sebuah video berdurasi pendek diputar di Aula Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bukittinggi. Mengisahkan bagaimana seorang pelatih berhasil membangkitkan potensi terpendam seorang pemain baseball yang pada gilirannya membangkitkan semangat keseluruhan tim.
Video ini menjadi pembuka acara Knowledge Sharing dengan tema Coaching and Mentoring. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Syukriah HG, Kepala KPKNL Bukittinggi dan dihadiri pegawai KPKNL Bukittinggi
“Tidak semua dari kita mendapatkan kesempatan ikut diklat,” kata Syukriah. “Knowledge sharing adalah ajang berbagi ilmu yang didapatkan dari diklat sekaligus latihan berbicara formal di depan banyak orang.”
Kegiatan knowledge sharing merupakan bagian dari tanggung jawab pegawai yang telah mengikuti sebuah diklat untuk membagikan ilmunya kepada pegawai lainnya. Syukriah meminta para peserta untuk mengemukakan pendapat pribadi tentang video klip tersebut. Secara bergiliran masing-masing pegawai mengajukan pendapatnya. Pendapat yang beragam mengemuka dan mengerucut pada kesimpulan bahwa video tersebut tentang kegigihan seorang pelatih dalam membangunkan potensi terpendam yang dimiliki oleh pemain baseball. Apa yang ditunjukkan dalam video adalah praktik coaching dan mentoring.
Diklat dengan tema tersebut telah diikuti oleh Kepala Seksi Pelayanan Lelang Irfan Nugraha. Berdasarkan ilmu yang dia didapatkannya dalam diklat, Irfan tampil mempresentasikan tentang apa dan bagaimana proses Coaching dan mentoring.
“Coaching dan mentoring itu dua hal yang berbeda,” kata Irfan membagi ilmu diklatnya. Dia menjelaskan tentang pentingnya dua hal tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Keduanya perlu dimiliki oleh seorang pemimpin agar timnya melakukan apa yang benar dengan benar dalam mencapai tujuan organisasi. Menurut Irfan, mentoring dilakukan oleh pimpinan kepada bawahannya, sementara coaching bisa dilakukan oleh siapa saja yang memiliki jiwa kepemimpinan. “Siapapun bisa melakukan coaching kepada orang lain, namun mentoring biasanya dilakukan pimpinan kepada bawahannya," imbuh Irfan.
Pada sesi akhir kegiatan tersebut, Kepala Seksi Hukum dan Informasi Hakim SB Mulyono memberikan kesimpulannya bahwa setiap orang memiliki potensi namun tidak semuanya mengetahui apa potensi yang dimilikinya. “Kadang kita membutuhkan orang lain untuk melihat apa potensi yang kita miliki,” kata Hakim. “Proses coaching dan mentoring hanya bisa terjadi dalam kondisi di mana seorang pelatih mempercayai potensi seseorang dan bersedia melatih bertemu dengan seseorang yang bersedia dilatih dan mempercayai sang pelatih.”
Knowledge sharing yang berlangsung secara sersan alias serius tapi santai ini dilanjutkan dengan ramah tamah di Ruang Serbaguna. Dengan ceria para pegawai KPKNL Bukittinggi berbondong-bondong menyerbu menu lokal berupa gulai kambiang, ikan bakar, kerupuk jangek, dan sambal lado ijo. Menu sederhana namun lezat ini diolah sendiri secara gotong royong oleh para ibu-ibu keluarga besar KPKNL Bukittinggi
Acara makan siang bersama ini berlangsung dalam suasana penuh keakraban, kebersamaan, dan semangat kekeluargaan. Sambil menyantap gulai kambiang, mereka saling bercengkrama dan saling berbicara. Kedua kegiatan ini mengingatkan kita pada apa yang dalam buku The 8th Habits karya Stephen Covey disebut sebagai: “menemukan suara Anda dan mengilhami orang lain untuk menemukan suara mereka.”
(Teks: Hakim SB Mulyono, Foto: Muhammad Ilham Aldavi, Mulyadi SB, & Tim Publikasi KPKNL Bukittinggi)
Foto Terkait Berita