Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Mengenal Prinsip Pareto dan Kegunaannya untuk Meningkatkan Efisiensi dalam Bekerja
Mochammad Teguh Ariyanto
Selasa, 14 Desember 2021   |   57324 kali

Tentunya dalam bekerja kita selalu mengharapkan untuk dapat melakukannya secara efisien. Bekerja secara efisien sendiri sangat erat kaitannya dengan manajemen waktu. Sering kali kita menghabiskan banyak waktu untuk fokus mengerjakan seluruh hal, bukan pada hal-hal pokok yang akan menjadi penentu pada hasil kerja. Lalu bagaimana caranya untuk mengalokasikan waktu kerja agar lebih efisien?

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam bekerja adalah dengan menerapkan Prinsip 20/80, atau yang biasanya disebut Prinsip Pareto. Prinsip ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari negara Italia pada awal abad ke -20, yaitu Vilfredo Pareto. Pada tahun 1906, Vilfredo menggunakan Prinsip Pareto untuk menganalisa persebaraan kekayaan/pendapatan di negara Italia, yang mana pada penelitiannya diketahui bahwa 80 persen pendapatan/kekayaan di Italia dimiliki oleh 20 persen dari jumlah populasi.

Pada sekitar tahun 1940, Dr. Joseph Juran, seorang insinyur dan konsultan manajemen Amerika menggunakan Prinsip Pareto dalam pelaksanaan quality control dalam produksi. Dalam penelitiannya, ia mendemonstrasikan bahwa 80 persen produk cacat diperoleh dari 20 persen masalah dalam produksi yang kemudian dapat ditingkatkan.

Pada dasarnya, Prinsip Pareto ialah prinsip yang mengedepankan penggunaan aset terbaik dalam suatu entitas secara efisien untuk memberikan nilai yang maksimal. Namun sering kali prinsip yang juga disebut Prinsip 20-80 ini disalahartikan. Angka 80 persen dan 20 persen sebenarnya merupakan suatu kebetulan yang jika dijumlahkan menjadi 100 persen. Persepsi yang salah tersebut timbul dari beberapa contoh nyata, seperti contoh-contoh di atas. Namun sebenarnya angka input tidak harus menggunakan angka 20 persen, begitu juga angka output tidak harus menggunakan angka 80 persen. Hal terpenting dalam menggunakan Prinsip Pareto ialah input dengan persentase kecil akan mempengaruhi sebagian besar output.

Aplikasi Prinsip Pareto

Dalam dunia kerja, Prinsip Pareto dapat digunakan dalam berbagai aspek, misalnya dalam tataran manajerial, prinsip ini dapat digunakan untuk menentukan reward untuk 20 persen pegawai yang berkontribusi terhadap 80 persen kinerja, dan memberikan pelatihan tambahan bagi pegawai yang tidak termasuk dalam 20 persen tersebut. Skenario kerja lain yang dapat menggunakan prinsip ini ialah penentuan perbaikan yang diperlukan dalam membangun media sosial dan menarik minat masyarakat, dengan beberapa pertanyaan “pada usia berapa yang merepresentasikan 20 persen pengunjung media sosial kita?”, atau “pada jam berapa 80 persen orang mengunjungi media sosial kita?”. Dengan mengetahui hal-hal tersebut akan memudahkan kita dalam melakukan evaluasi dan perbaikan, baik dari tema konten maupun waktu upload yang dapat memberikan tambahan pengunjung pada media sosial yang kita kelola.

Sudah seharusnya sebuah organisasi memberikan usaha terbaik untuk hasil terbaik pula. Dengan menggunakan Prinsip Pareto, diharapkan usaha terbaik tersebut dapat lebih difokuskan pada hal-hal yang menjadi kunci terhadap capaian kinerja suatu organisasi.


Penulis : Mochammad Teguh Ariyanto, Pelaksana Seksi Hukum dan Informasi

Referensi:

-       Pawitan, Gandhi. Amithya Paramasatya. 2008. Aplikasi Analisis Pareto Dalam Pengendalian Inventori Bahan Baku Pada Bisnis Restoran

-       Carla Tardi. 2020. 80-20 Rule. diakses dari https://www.investopedia.com/terms/1/80-20-rule.asp

-       Lauren Pope. 2021. How to Waste Less Time at Work With the Pareto Principle. diakses dari https://www.g2.com/articles/pareto-principle

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini