Kementerian Keuangan mempunyai lima nilai: integritas, profesionalisme, sinergi , pelayanan, dan kesempurnaan. Dari kelima nilai tersebut, integritas diletakkan di bagian yang terdepan dari kelima nilai. Hal ini bermakna seluruh insan dalam bekerja di Kementerian Keuangan senantiasa menjunjung tinggi integritas.
Gambar 1. Hubungan Nilai dengan Visi Misi Organisasi
Gambar 1. menggambarkan piramida
hubungan Nilai dengan Visi dan Misi organisasi. Nilai organisasi senantiasa
menjiwai gerak langkah seluruh insan organisasi dalam mencapai visi dan misi
bersama. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik,
atau diinginkan.
Kerangka Kerja Integritas
Besarnya
perhatian pimpinan Kementerian keuangan terhadap integritas kemudian melahirkan
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor KMK-323/KMK.09/2021 tentang Kerangka
Kerja Integritas. KMK merupakan bagian upaya untuk mewujudkan Kementerian
Keuangan yang berintegritas dan bebas dari praktik korupsi serta memberikan
acuan untuk membangun budaya integritas. Secara menyeluruh, Kerangka Kerja
Integritas dapat dilihat pada Gambar 2. Pada gambar tersebut dapat kita pahami
bahwa 5 Nilai Kementerian Keuangan menjadi pondasi bagi tegaknya bangunan
budaya integritas. Bangunan budaya integritas ini juga sangat bergantung pada
komitmen pimpinan untuk mewujudkannya. Hal ini sejalan dengan banyak penelitian
yang mengkaitkan keberhasilan membentuk budaya integritas dengan kepemimpinan.
Seorang
pemimpin dituntut untuk memulai membangun budaya integritas pada organisasi
yang dipimpinnya dengan cara:
1) Senantiasa
mempromosikan nilai-nilai integritas kepada semua stakeholder organisasi (tone of the top). Internalisasi nilai
integritas tidak hanya terbatas kepada bawahan atau pegawai, namun juga pihak
terkait seperti pengguna jasa (customer),
dan mitra kerja lainnya.
2) Menampakkan
praktik nilai-nilai integritas pada perilaku sehari-hari (walk the talk). Jangan sampai perilaku justru bertentangan dengan
nilai-nilai integritas yang dipromosikan kepada bawahan.
3) Menjadi role model. Seorang pemimpin diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya dalam setiap perilaku.
Gambar 2. Kerangka Kerja Integritas Kementerian Keuangan
Riani (2021) mengutip Gartner bahwa
bagi sebagian besar perusahaan, upaya untuk membangun budaya (integritas)
dimulai dari puncak yang diawali para eksekutif senior, memastikan mereka
memberikan contoh penerapan nilai-nilai etika perusahaan dalam berkomunikasi
dan berinteraksi dengan timnya. Namun, upaya ini seringkali menemui kegagalan
karena terbentur dengan sumber terbesar yang mempengaruhi persepsi budaya dan
keputusan etis dari pegawai, yaitu para rekan kerja. Keberhasilan penerapan
budaya integritas juga sangat bergantung pada segenap sumber daya manusia di
suatu organisasi.
Apakah kita tidak cukup
berintegritas?
Beberapa
panduan berikut dapat digunakan cermin bagi kita untuk menilai apakah kita
cukup berintegritas.
- Menyikapi kepentingan pribadi. Terkadang, kita dihadapkan pada
situasi dimana terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi. Seorang yang berintegritas senantiasa menyampingkan kepentingan
pribadi dalam mengambil keputusan organisasi. Selalu mendahulukan kepentingan
diri sendiri dari kepentingan lainnya dapat menyebabkan perilaku yang
menyakitkan, mengganggu, atau bahkan ilegal.
- Standar moral pribadi. Peraturan tertulis tidak semuanya
mengatur tingkah laku secara detail. Meskipun melanggar janji kepada seorang
teman bukanlah pelanggaran hukum, namun secara moral hal itu salah, terutama
jika dilakukan untuk kepentingan pribadi. Begitu pula, berbohong untuk
keuntungan pribadi, yang tidak melanggar hukum (kecuali dilakukan untuk
menutupi tindak pidana) juga merupakan salah satu tindakan yang sangat menguji
batas integritas seseorang.
-
Merasa diawasi. Ingat ketika kita mengatakan
integritas pribadi adalah “melakukan apa yang benar, bahkan jika tidak ada
orang lain yang melihat atau mendengarkan”. Awasi siapa pun yang tampaknya
selalu melakukan "hal yang benar" ketika mereka yakin orang lain,
terutama "bos" sedang mengawasi. Mereka mencoba yang terbaik untuk
menjadi pusat perhatian dan dilihat oleh orang-orang yang dapat memajukan karir
mereka atau yang akan mendukung mereka untuk sesuatu yang ingin mereka capai,
tetapi dia tidak bertindak seperti itu ketika mereka yakin tidak ada yang
melihat. Apakah kita masuk kategori ini?
- Defensif. Orang yang terus-menerus membela
diri dan banyak mengemukakan alasan mengapa sesuatu tidak dilakukan atau
dilakukan dengan tidak benar, justru mengungkap kesalahan dan kekurangan
mereka. Seseorang yang berintegritas akan mengakui kesalahan dan bekerja untuk
memperbaikinya.
Menumbuhkan pribadi yang berintegritas
Menurut Riani (2021), berikut upaya
yang dapat dilakukan untuk membangun integritas secara pribadi:
-
Tunjukkan
bahwa kita jujur, berintegritas, dan profesional sepanjang waktu.
-
Kerjakan
tugas lebih dari yang diharapkan orang lain kepada kita.
-
Kembangkan
akuntabilitas. Belajar untuk mengakui dan meminta maaf jika melakukan
kesalahan.
-
Dengarkan
dan hormati pendapat dan keputusan orang lain. Bahkan untuk hal-hal yang
mungkin tidak kita sukai.
Diantara upaya juga dengan menghormati
dan mengikuti aturan organisasi. Mengikuti aturan organisasi memungkinkan kita
membuat keputusan yang sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi.
Penutup
Keberhasilan
membentuk budaya integritas tidak hanya bergantung pada pimpinan, namun juga
segenap insan Kementerian Keuangan. Semakin banyak pegawai yang berusaha
menjadi pribadi yang berintegritas, semakin terbentuk pula budaya integritas
pada suatu organisasi. Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai insan
Kementerian Keuangan, dengan berbekal semangat continious improvement, berupaya memperbaiki diri kita dari waktu
ke waktu untuk membentuk budaya integritas di tempat kerja dimana kita
ditugaskan.
Penulis:
Januardo S., Kepala Seksi Kepatuhan Internal KPKNL Bukittinggi
Referensi:
Bahan
Tayang Internalisasi Kerangka Kerja Integritas (KMK-323/KMK.09/2021) pada Focus
Group Discussion Pejabat Administrator tanggal 10 September 2021
Bahan Tayang Integritas dan Buaya Organisasi. Disampaikan pada Webinar Perkuat Integritas, Kokohkan Budaya Organisasi pada tanggal 25 Oktober 2021.
https://hbr.org/2020/07/how-to-build-a-company-that-actually-values-integrity.
Diakses pada 9 November 2021.
https://www.slideteam.net/vision-and-mission-strategic-management-with-objectives-values-and-action.html. Diakses pada 9 November 2021.
https://www.nationaldefensemagazine.org/articles/2019/12/2/companies-need-culture-of-integrity.
Diakses pada 15 November 2021.
https://www.michaelpage.com.au/advice/career-advice/productivity-and-performance/what-integrity-workplace. Diakses pada 15 November 2021.
https://mrsimon.ai/personal-integrity/.
Diakses pada 16 November 2021.
https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai . Diakses pada 16 November 2021.