Balai Pengamatan
Antariksa dan Atmosfer Agam adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Deputi Bidang Sains Antariksa dan Atmosfer. Balai Pengamatan Antariksa
dan Atmosfer Agam terletak di daerah equator (khatulistiwa) di Kototabang,
Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat dengan ketinggian 864,5 meter
diatas permukaan laut.
Balai ini dibangun untuk
melengkapi data-data meteorologi untuk daerah Indonesia bagian barat. Fasilitas
ini diresmikan oleh Menteri Riset dan Teknologi DR. Muhammad AS Hikam pada
tanggal 26 Juni 2001 dengan nama Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang. Tugas
dari balai ini adalah melaksanakan pengamatan, perekaman, pengolahan dan
pengelolaan data antariksa dan atmosfer.
Secara umum, LAPAN
mengelola empat jenis BMN. Pertama, tanah dan bangunan seperti gedung kantor,
rumah negara, laboratorium, gudang dan bengkel. Kedua, bahan baku terkait
teknologi satelit, roket, penerbangan, sains dan antariksa, serta penerbangan
jauh. Selain itu, LAPAN juga memiliki antena, teleskop, satelit, pesawat,
dan alat-alat untuk uji integrasi perakitan. Terakhir, LAPAN juga memiliki aset
tak berwujud berupa hasil kajian, data citra penginderaan jauh, dan desain
industri.
Dalam hal ini, Balai
Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam memiliki beberapa antena dalam
pengamatan atmosfer, seperti Radar Atmosfer Ekuatorial (EAR), Radio
Acoustic Sound System (RASS), Distrometer and Optical
Rain Gauge (ORG), X-band Rain Radar, Celilometer, dan VSAT.
Sebagai Informasi, bahwa
beberapa antena tersebut berfungsi sebagai pengamatan turbulensi atmosfer (1,5-20
km), pengamatan irregularitas ionosfer (>90 km), dan alat untuk mendapatkan
data tingkat curah hujan yang terjadi terus-menerus.
Selain itu, Balai
Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Agam juga berperan dalam dunia edukasi
khususnya di Sumatera Barat. Dimana, beberapa lembaga tinggi ataupun sekolah
menengah secara rutin melakukan kunjungan dan pembelajaran pada balai pengamatan
tersebut.
Dinamika pengelolaan
Barang Milik Negara (BMN) terus berkembang. Oleh karena itu, pengelolaannya
harus dilakukan dengan kerja keras serta saling bersinergi. Untuk mewujudkan
pengelolaan BMN yang efektif, efisien, optimal dan akuntabel harus dilakukan
dengan continues improvement dan sinergi positif.
Penulis: Corina Nafia - KPKNL Bukittinggi