Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bontang > Artikel
Compassionate Leadership Dalam Menghadapi Masa Pandemi
Eva Nuryani
Rabu, 22 September 2021   |   1263 kali

        Pandemi sudah berlangsung hampir dua tahun dan belum terdapat tanda-tanda akan berakhir. Suasana masih penuh dengan ketidakpastian. Pembatasan izin bepergian ke luar daerah termasuk pengetatan persyaratan perjalanan menimbulkan tekanan tersendiri bagi sebagian orang. Sementara itu, target kinerja yang ditetapkan tetap menantang. Di masa yang seperti inilah diperlukan kepemimpinan yang welas asih (compassionate leadership) sehingga menimbulkan keinginan pegawai untuk ikut berkontribusi, membangun sinergi dan meningkatkan kinerjanya.

        Banyak sekali literatur yang membahas mengenai definisi kepemimpinan. Menurut Sarros and Butchatsky (1996), leadership is defined as the purposeful behavior of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organizer or common good."  Menurut definisi tersebut, kepemimpinan merupakan suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberi manfaat individu dan organisasi. Kepemimpinan berarti melibatkan pihak lain yaitu karyawan atau bawahan yang mempunyai kemauan untuk menerima arahan dari pimpinan, mempunyai kekuasaan untuk menggugah pengikutnya mencapai kinerja yang memuaskan. Seorang pemimpin harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggung jawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. 

           Dalam compassionate leadership, seorang pemimpin memberikan rasa welas asih (compasion) dalam kepemimpinannya. Manfaat dari kepemimpinan welas asih ini antara lain:

1. Membangun loyalitas, semakin banyak karyawan yang menghormati pemimpinnya dan tergerak oleh welas asih atau kebaikan pemimpin maka semakin loyal kepada pemimpinnya.  (studi oleh Jonathan Haidht dari New York University)

2. Membangun inovatif, membudayakan welas asih di organisasi akan mendorong semangat anggota untuk bereksperimen dan mengasah kreativitas (Studi oleh Fiona Lee dari Universty of Michigan).

3. Menghadirkan perasaan aman, dukungan untuk bereksperimen menghadirkan rasa aman karena tidak takut disalahkan. selain itu juga dapat memberi efek positif untuk aktivitas otak karena ketika karwayan stress maka respon pada otaknya menjadi lebih rendah.

Apakah compassionate leadership (kepemimpinan welas asih) identik dengan kepemimpinan oleh perempuan?

        Tidak dipungkiri bahwa terdapat stereotipe negatif tentang kepemimpinan perempuan yang muncul akibat dari pemikiran individu dan kolektif yang berasal dari latar belakang sosial budaya dan karakteristik pemahaman masyarakat terhadap gender serta tingkat pembangunan suatu wilayah. Dari hasil temuan, ternyata tidak ditemukan adanya perbedaan gaya antara gaya kepemimpinan laki-laki dan perempuan meskipun terdapat sedikit perbedaan namun keunggulan dan kelemahan potensi kepemimpinan perempuan dan laki-laki merupakan hal yang saling mengisi. 

Bagaimana cara untuk menjadi pemimpin yang welas asih?

1. Notice Suffering, kemampuan mengidentifikasi adanya penderitaan  karena pandemi dan membangun sensitifitas.

2. Interprenete Suffering, hindari mindset bahwa suffering merupakan kesalahan besar, bahwa orang lain tidak layak mendapatkan perhatian kita dan kita tidak punya apa-apa untuk membantu mereka.

3. Feel emphathy, merasakan empati merupakan jembatan ke arah tindakan sehingga kita bisa merasakan yang orang lain rasakan.

4. Take Action, melakukan tindakan apa yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka mulai dari hal sederhana. Bukan "Anda yang harus menyelesaikannya tapi mari kita selesaikan bersama".


Penulis: Eva Nuryani (Kasi HI KPKNL Bontang)


Referensi:

1. https://swa.co.id/swa/trends/compassionate-leadership-dibutuhkan-untuk-kekompakkan-tim

2. https://pijar.ppm-manajemen.ac.id/blog/pojok-pintar-manajemen-3/post/compassionate-leadership-in-pandemic-era-a-new-approach-for-todays-leadership-501

3. https://leadershipsecret2016.wordpress.com/2015/01/22/teori-kepemimpinan/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini