Baru-baru ini Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) menggelar pra rakernas DJKN tahun 2021. Dalam salah satu kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Kekayaan Negara,Rionald Silaban menyampaikan harapan akan
banyaknya inovasi yang tercipta setelah dilaksanakan Rakernas tahun ini, dan
juga menginginkan agar ide-ide yang dihasilkan merupakan ide-ide yang implementatif, terukur serta hasil yang disampaikan nantinya benar-benar research-based innovation. Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Keuangan
Sri Mulyani Indrawati bahwa salah satu kunci untuk menjadi high income country ialah terus meningkatkan kualitas SDM, inovasi
serta terus meningkatkan produktivitas. Inovasi juga menjadi hal penting bagi
pemerintah untuk mencapai output dan outcome yang lebih optimal dan sebagai
penggerak daya saing dan pertumbuhan ekonomi.
Namun dalam pembuatan inovasi sendiri masih banyak
yang kesulitan untuk memulainya. Hal ini disebabkan karena kurang pahamnya langkah-langkah atau pendekatan dalam pembuatan
inovasi. Sering kali kita ingin membuat inovasi namun sulit untuk memunculkan
ide-ide baru atau kita punya ide namun sulit untuk merealisasikannya. Banyak
juga pegawai yang sudah memulai inovasi namun tidak terarah dan tidak sesuai
dengan target/hasil yang diharapkan sehingga terkadang membuat pegawai yang
melakukan inovasi merasa ingin berhenti melakukan inovasi. Hal ini menjadi hambatan
dalam menciptakan budaya inovasi yang baik, oleh sebab itu diperlukan suatu
konsep pembuatan inovasi yang terstandar untuk dapat diterapkan secara maksimal.
Salah satu konsep yang ada dan dapat diterapkan
dalam pembuatan inovasi yaitu konsep Kaizen. Kaizen sendiri merupakn filosofi
dan budaya yang berasal dari masyarakat Jepang berupa suatu cara berpikir untuk
perbaikan dan kemajuan secara terus menerus dalam kehidupan seseorang,
keluarga, masyarakat atau lingkungan pekerjaan. Kaizen dikenal juga dengan nama
Continuous Improvement atau
perbaikan/peningkatan yang dilakukan secara terus menerus. Banyak
perusahaan di dunia telah berhasil menggunakan prinsip-prinsip
kaizen untuk mendorong perbaikan di semua lini proses. Konsep kaizen atau Continuous Improvement juga sering diarahkan
oleh pimpinan-pimpinan dalam organisasi. Namun demikian, dukungan legal terhadap perubahan
secara terus menerus di lingkungan organisasi hendaknya diikuti dengan disusunnya pedoman standar pembuatan perubahan atau inovasi. Dengan
adanya pedoman tersebut diharapkan terciptanya inovasi-inovasi yang terstandar
dan berdasarkan research-based innovation.
Dalam memaksimalkan penerapkan kaizen, perlu
dipahami bahwa diperlukan sebuah pendekatan metode yang terstruktur dan
sistematis agar tercipta sebuah improvement
atau inovasi yang optimal. Metode yang dapat digunakan yaitu Plan, Do, Check, Action (PDCA). PDCA ini
sebagai sarana menjamin terlaksananya kesinambungan dari kaizen, serta
menerapkan standarisasi guna mencapai kestabilan proses dan berkaitan dengan
pemeliharaan, sehingga memudahkan pembuat inovasi untuk membaca, memahami dan
memantau progres inovasi tersebut dan juga memudahkan bagi orang awam atau tim
analis untuk mempelajari proses pembuatan inovasi tersebut.
PDCA sesuai dengan singkatannya memiliki 4 tahapan
yang terdiri dari Plan (Rencana), Do (melakukan), Check (mengevaluasi), Action
(tindak lanjut). Tahapan-tahapan tersebut menghasilkan suatu siklus tanpa akhir
dengan hasil integral pada setiap siklus yang dilakuka. Siklus ini yang
menjadi inti dari konsep kaizen yaitu continuous
improvement. Pada masing-masing tahapan dapat dirinci kedalam beberapa
aktivitas. Aktivitas- aktivitas tersebut dikenal dengan nama 8
langkah untuk perbaikan.
Pada tahapan Plan
(Rencana) terdiri dari 4 aktivitas yaitu menentukan tema, menetapkan target,
analisis faktor penyebab dan menemukan sumber penyebab, dan mencari ide-ide
rencana perbaikan. Tahapan ini merupakan tahapan awal yang menentukan untuk
memulai inovasi karena diperlukan perencanaan yang terperinci. Banyak yang
kesulitan dalam memulai tahapan ini sehingga perlu penelaahan yang dalam. Dalam
aktivitas menentukan tema dapat dilakukan dengan membaca artikel, berdiskusi
dengan rekan kerja, atau berdiskusi atau mentoring dengan atasan. Kemudian kelompokan
setiap kegiatan berdasarkan lingkup pekerjaan, setelah itu daftarkan
masalah-masalah yang muncul pada lingkup pekerjaan tersebut. Untuk
mengelompokan masalah-masalah tersebut kita dapat menganalisa dengan sesuatu
yang menyimpang dari keinginan, menyimpang dari target, menyimpang dari
standar. kemudian dari analisa tersebut buatlah prioritas yang secara
signifikan berkontribusi terhadap target utama atau yang memiliki benefit
terbesar. Dalam menentukan prioritas dapat menggunakan hukum pareto (20:80),
histogram, dan grafik. Pada tahap ini jangan ragu untuk mendaftarkan
masalah-masalah yang ada mulai dari yang kecil sampai dengan yang besar.
Dalam aktivitas menetapkan target perbaikan kita
bisa mengacu pada metode SMART. SMART ini merupakan singkatan dari Spesific, Measurable, Achieveable, Relevant,
dan Time Bound. Dengan metode ini
kita bisa ulas target perbaikan yang akan ditetapkan dengan pertimbangan
seperti apa item atau hal yang akan dievaluasi, berapa nilai yang akan dicapai, bagaimana item atau hal tersebut dapat dicapai, apakah target itu relevan untuk
dicapai, serta berapa lama target dapat dibutuhkan. Penetapan target ini
juga dapat berdasarkan target yang ditetapkan oleh organisasi, target pengguna
layanan, kondisi terbaik yang pernah dicapai, hasil analisa, kesepakatan
bersama. Setelah target ditetapkan, aktivitas selanjutnya adalah
menganalisis faktor penyebab atau sumber/akar dari masalah yang muncul. Dalam
menentukan akar penyebab masalah yang muncul dapat menggunakan tools Fish Bone dan 5M (Methode, Material, Man, Money, Machine). Pastikan
setiap item sumber masalah yang dimunculkan memiliki data dan fakta yang
signifikan, berdasarkan pengalaman dalam menjalaninya, dan berdasarkan diskusi
dengan rekan kerja dan atasan atau pihak-pihak terkait. Setelah sumber
masalah ditetapkan, kemudian kita melanjutkan dengan aktivitas mencari ide-ide
perbaikan. Fokuskan ide-ide perbaikan ini untuk memecahkan masalah-masalah yang
telah ditetapkan, sehingga dari ide-ide ini muncul sebuat inovasi. Dalam mencari
ide-ide perbaikan kita dapat berdiskusi
dengan tim inovasi, rekan kerja, atasan atau pihak terkait dengan ruang lingkup
pekerjaan. Munculkan sebanyak mungkin ide-ide perbaikan. Setelah itu tentukan
1 ide perbaikan yang memiliki dampak yang signifikan dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang ada serta memiliki biaya dan risiko yang rendah dalam mengimplementasikan
ide tersebut.
Pada tahapan Do
(Melakukan) terdiri dari 1 aktivitas yaitu implementasi rencana perbaikan.
Tahap ini kita mulai mengerjakan berbagai hal yang telah direncanakan
sebelumnya. Namun sebelum memulainya kita perlu membuat pengertian bersama atau
menyamakan persepsi terkait ruang lingkup, objek serta hal-hal yang perlu
dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah ditentukan. Pastikan dalam
mengumpulkan data selalu menggunakan data yang valid. Pada tahap ini kita juga dapat menggunakan pihak ketiga pada
implementasi rencana perbaikan, namun perlu dilakukan monitoring secara berkala
progres yang berjalan agar sesuai dengan rencana dan target yang diharapkan.
Perlu diingat bahwa inovasi ini merupakan inovasi secara bertahap, sehingga
tidak perlu terlalu memaksakan perbaikan secara menyeluruh. Yang perlu kita perhatikan adalah kesesuaian rencana dengan implementasi rencana
perbaikan.
Pada tahapan check
(Evaluasi) terdiri dari 1 aktivitas yaitu evaluasi hasil. Tahap ini kita
mengevaluasi hasil dari implementasi rencana perbaikan, kita dapat memeriksa
hasil implementasi sedikitnya setelah berjalan 2 bulan. Kemudian deskripsikan
kondisi awal sebelum dilakukan inovasi dengan setelah dilakukan inovasi. Pada
tahap do dan check dapat dilakukan berulang kali sampai mendapatkan hasil yang
sempurna dan terhindar dari kesalahan yang berulang.
Pada tahap Action (Tindak Lanjut) terdiri dari 2 aktivitas yaitu Standarisasi dan Rencana perbaikan selanjutnya. Aktivitas standarisasi diperlukan untuk mencegah masalah yang sama dapat kembali terulang. Tanpa standar, dengan berjalannya waktu atau dengan cepatnya perputaran mutasi pegawai, sedikit demi sedikit dapat kembali menggunakan cara yang lama. Standarisasi dapat dilakukan dengan perubahan kebijakan, usulan SOP baru, dan juga dilakukannya pelatihan dan sosialisasi. Aktivitas yang terakhir yaitu rencana perbaikan selanjutnya. Aktivitas ini lah yang menjadi inti dari konsep kaizen karena setelah menentukan rencana perbaikan selanjutnya proses PDCA akan berulang kembali mulai dari tahap awal lagi yaitu plan dan mengulang semua tahap secara berurutan dan sistematis sampai dengan sistem atau tata kelola organiasi telah stabil dan mencapai peningkatan secara terus menerus.
Guna mengoptimalkan Konsep kaizen atau continuous improvement yang terstruktur
dan sistematis terhadapat penerapan budaya inovasi perlu adanya keterlibatan
semua pihak terutama para top
manajemen. Top manajemen ini merupakan
penentu warna dari sebuah organisasi serta penentu keberhasilan dalam menciptakan
lingkungan yang mendukung penerapkan budaya inovasi. Disamping itu juga perlu
adanya keterbukaan proses dengar pendapat terkait ide atau saran yang muncul
serta memberikan feedback yang membangun,
sehingga menumbuhkan semangat dan motivasi para pegawai dalam melaksanakan
inovasi atau perbaikan secara terus menerus.
Daftar Pustaka
1. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita/baca/25279/Bangun-Ekosistem-Virtual-Working-Space-Dirjen-KN-Wujudkan-Ide-yang-Inovatif-Implementatif-dan-Terukur.html
2.
https://investor.id/business/kualitas-sdm-memadai-kunci-keluar-dari-middle-income-trap
3.
seminar Nasional inovasi daerah “pembangunan
inovatif, pemimpin kreatif, dan daerah kompetitif”
4.
https://www.sarel.co.id/meningkatkan-kreativitas-dan-inovasi.html
5.
https://www.kajianpustaka.com/2021/01/kaizen.html
6.
https://glints.com/id/lowongan/kaizen-adalah/#.YRv024gzbIV
7.
https://pqm.co.id/6-perusahaan-ini-berhasil-maksimalkan-keuntungan-kaizen/
8. https://teknik-industri-rachman.blogspot.com/2019/09/perbedaan-antara-metode-pdca-dan-dmaic.html
9.
Paramita, Patricia Dhiana. PENERAPAN KAIZEN DALAM PERUSAHAAN
10. https://accurate.id/marketing-manajemen/pdca-adalah/
11. http://shiftindonesia.com/plan-do-check-act-pdca/
12. Yoyota
Indonesia Institute, 8 Step Aktivitas QCC
13. Astra
International, Astra Management System
14. https://glints.com/id/lowongan/pdca-adalah/#.YRv0xogzbIV
15. https://accurate.id/marketing-manajemen/kaizen-adalah/
16. https://pqm.co.id/4-strategi-mewujudkan-budaya-continuous-improvement-di-organisasi/