New
Normal yang diakibatkan oleh pandemi yang melanda hampir seluruh negara di
dunia, saat ini sudah tidak dapat dihindari lagi. Bukan hanya menyasar ke sektor
kesehatan, tetapi juga ke berbagai sektor lain seperti ekonomi, sosial,
pariwisata, pendidikan, dan lain-lain. Berbagai kegiatan sehari-hari yang
bisa menimbulkan kerumunan atau orang berkumpul mulai diatur sedemikian rupa
dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat demi memutus pandemi supaya
tidak meluas. Kegiatan yang sebelumnya harus dilakukan secara tatap muka
sekarang harus dilakukan secara virtual.
DJKN
selaku instansi pemerintah memiliki banyak kegiatan yang dilakukan
secara tatap muka. Rapat kerja, upacara, pelantikan, acara penganugerahan,
konsultasi, seminar, pelatihan, press conference, sosialisasi kebijakan
pemerintah, hingga berbagai acara peresmian merupakan sedikit dari berbagai
kegiatan lain yang sering diadakan secara tatap muka sebelumnya. Sekarang,
semua itu harus dilakukan secara virtual agar tetap mematuhi protokol kesehatan
yang berlaku. Pun jika harus dilaksanakan secara offline, kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan melaksanakan protokol kesehatan yang sangat ketat. Maka
dari itu, kita sebagai penyelenggara event harus “cerdik” dan menambah
kepintaran untuk mencari solusi di tengah segala keterbatasan.
Menambah
pengetahuan di bidang yang lain, seperti penguasaan teknologi, merupakan salah
satu cara yang dapat kita lakukan untuk dapat beradaptasi dengan keadaan saat
ini. Karena dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang
ini, kita masih dapat terhubung, meskipun hanya kontak secara “maya” tidak
secara fisik. Oleh karenanya, virtual event wajib diperdalam oleh
insan-insan di DJKN. Virtual Event saat ini menjadi hal yang dibutuhkan agar
kita dapat tetap terus berinovasi dan melakukan kegiatan seperti sebelumnya
tanpa gangguan karena pandemi ini. Hanya, memang dalam pelaksanaannya virtual
event membutuhkan effort yang tidak sedikit dan bahkan lebih besar apabila dari
sisi penyelenggaraan. Apalagi pada awal kita baru pertama kali mencoba
hal ini, rasa merepotkan pasti akan muncul di dalam benak kita. Perubahan ini
bukanlah suatu kemunduran, berbagai hal yang biasa kita lakukan sebelumnya dan
harus berubah juga memunculkan banyak keunggulan dan hal positif lain yang
timbul setelahnya.
Satu
hal yang menjadi keunggulan dalam virtual event yaitu dapat mengurangi potensi
adanya kerumunan orang di satu ruangan. Hal ini menjadi sangat fundamental di
era new normal seperti sekarang. Juga, karena dilakukan secara online, maka
virtual event dapat disaksikan di beberapa platform media sosial secara live,
seperti YouTube, Instagram, Zoom atau website yang sudah terintegrasi dengan
sistem dalam waktu bersamaan membuat acara kita menjadi lebih mudah diakses.
Karena peserta acara tidak perlu berpindah tempat untuk hadir mengikuti
acara kita. Dengan kata lain, kita dapat menghemat biaya akomodasi yang
biasanya dikeluarkan. Hemat biaya dan hemat waktu. Dalam beberapa kasus justru
event dalam jenis ini dapat lebih hemat dalam pelaksanaan. Bahkan, dengan
sarana yang memadai, kita dapat hadir di berbagai acara sekaligus dalam waktu
yang bersamaan. Selain itu, memanfaatkan teknologi yang sudah sangat berkembang lebih memudahkan orang bertemu tanpa bertatap muka bisa dijadikan suatu
langkah fleksibel dan visioner.
Contoh
yang paling baru dan dekat dengan ruang lingkup DJKN yang sudah kita laksanakan yaitu event Gerai Layanan Virtual (GLV). Acara GLV ini merupakan
perwujudan nyata dari konsep virtual event management. Kapan lagi, pejabat
eselon 1 dan pejabat eselon 2 dapat berkunjung ke berbagai KPKNL dalam waktu
yang singkat? Dari pulau Sumatera bisa langsung pindah ke pulau Sulawesi.
Meskipun baru pertama kali dilaksanakan, kelebihan yang terdapat di acara
virtual event dapat kita wujudkan dan manfaatkan dengan baik. Tentu masih
banyak ruang untuk dapat kita explore dengan lebih baik lagi untuk ke depannya.
Maka dari itu, kita harus lebih meng-explore “mainan” baru kita yang satu
ini.
Dalam
pelaksanaannya, virtual event management dapat sesimpel dengan kita memiliki
jaringan internet, perangkat gadget (HP atau PC), dan aplikasi yang mendukung video
call. Tetapi, mengelola kontak audience secara “maya” agar kita bisa
mendapatkan hasil yang maksimal dengan mengadakan acara
offline menjadi tantangan tersendiri. Hal tersebut dapat kita eskalasi dengan menggabungkan beberapa unsur yang dapat menunjang kegiatan ini, antara
lain :
1. Designer
2D, Designer 3D dan Animator
2. Virtual
Presenter Engineer
3. Mini
Broadcasting Equipment (Kamera,
Lighting, Mixer, Sound System, Micking/Headset/Clip on)
4. Setting
Green screen Studio
5. Social
Media Operator (Zoom, Youtube, Facebook, Instagram)
6. Mini Show
Event Manajemen (Producer,
Show Director, Operator Virtual Presentation, Floor Director dan LO)
7. Keynote
Speaker
8. Audience
Bukan
berarti unsur – unsur di atas merupakan sebuah kewajiban dalam menggelar sebuah
virtual event, tetapi unsur – unsur di atas dapat dimanfaatkan untuk
dikolaborasikan agar dapat memberikan impact yang maksimal untuk
mencapai tujuan dari acara tersebut. Bagi orang yang sering mengelola kegiatan
broadcasting, hampir semua perlengkapan virtual event dan team yang dibutuhkan
memiliki kesamaan, hanya saja dilakukan dalam format dan setting-an virtual,
sehingga dibutuhkan seorang designer 3D (3D Artist) dan engineer yang paham
betul mengatur step by step tampilan layar virtual yang dipresentasikan kepada
online audience.
Bukan
berarti virtual event tidak memiliki kelemahan, salah satu kekurangan alami
dari sebuah virtual event yaitu atensi dari para peserta yang bisa jadi lebih
rendah dibandingkan saat offline event. Hal yang wajar dan sangat bisa terjadi
karena peserta bisa terdistraksi dengan hal lain yang sedang terjadi di
sekelilingnya. Perlu menjadi perhatian bersama bahwa penyajian virtual event
juga berisiko kehilangan jumlah peserta, bisa saja mereka meninggalkan room
event karena bosan, penyajian tidak menarik, waktu yang terlalu lama dan
terlalu banyak slide presentasi. Satu hal yang dapat mengurangi hal tersebut
adalah konsep. Karena dengan konsep yang kuat dan menarik biasanya mampu
membawa peserta yang mengikuti virtual event tersebut untuk bertahan dan
mengikuti acara dengan saksama. Hal lain yang sangat penting dalam mengelola
virtual event, yaitu ketersediaan dan kekuatan jaringan internet, baik itu yang
disediakan oleh penyelenggara maupun oleh narasumber. Jaringan internet
layaknya oksigen di dalam kehidupan kita. Jika kita tidak lancar dalam
mendapatkan suplainya, banyak hal buruk yang akan terjadi pada diri kita.
Jangan
salah sangka, jika anda biasa menjadi seorang presenter di event - event
offline misalnya, maka artinya anda bisa dengan begitu saja membawakan sama
baiknya sebagai presenter di acara virtual event. Perbedaan yang ada di acara
offline dan online membutuhkan penyesuaian dari segi skill set yang diperlukan.
Hal ini menurut saya berlaku untuk seluruh pihak yang berkecimpung di dalam
pembuatan suatu acara.
Disrupsi
teknologi sudah bukan sebuah ramalan, hal tersebut sudah dan sedang terjadi di
berbagai sektor kehidupan. Virtual event management ini merupakan salah
satu contohnya. Ada atau tidaknya pandemi ke depannya kegiatan seperti ini
pasti menjadi suatu opsi yang dipertimbangan. Kita sebagai insan
DJKN, harus siap untuk terus bertranformasi mengikuti perkembangan zaman dengan
tidak berhenti untuk mempelajari hal–hal baru agar kita dapat selalu optimal
dalam menjalankan pekerjaan yang sudah diberikan kepada kita.
Penulis: Bagus Wicaksono (Pelaksana KPKNL Bontang)