Fotografi
sejak awal kemunculannya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak momen indah yang berhasil diabadikan oleh kegiatan
fotografi ini. Merekam berbagai aktifvitas manusia dimanapun berada dan
membekukannya dalam sebuah karya foto menjadikan kegiatan ini sangat menarik
untuk dilakukan. Sebuah karya foto mampu mengungkapkan perasaan kita, hubungan
antar manusia hingga menampilkan keindahaan ciptaan Tuhan. Fotografi adalah
sebuah seni, oleh karena itu untuk mendapatkan hasil karya seni maka kita
berkesempatan juga mempelajari hal-hal berkaitan dengan teknik fotografi yang
baik. Ada kaidah-kaidah yang terkandung dalam seni fotografi itu sendiri.
Dengan mempelajari teknik fotografi serta sering mempraktikannya, kita akan
semakin memahami estetika dari sebuah foto agar menghasilkan foto yang indah
dan menarik . Selain itu kita semakin terlatih menyampaikan suatu pesan lewat
media foto kepada siapapun yang melihatnya.
Perkembangan
teknologi dan ide yang terjadi dalam bidang fotografi sangat berpengaruh
terhadap karakteristik dan hasil karya fotografi di jaman sekarang. Kinerja
hardware kamera yang disematkan pada smartphone semakin hari semakin baik
dengan kualitas hasil gambar yang mampu ditangkap juga semakin memanjakan mata
penggunanya. Teknologi kamera pada smartphone (gawai) dan
keterjangkauan kamera SLR memungkinkan lebih banyak orang untuk menemukan
tempat mereka di belakang lensa dari sebelumnya, aktif memotret apa saja yang
mereka anggap gambar yang bagus. Membuat kamera yang awalnya memerlukan waktu
lama untuk menghasilkan sebuah foto, menjadi
hanya dalam hitungan detik.
Sehingga sebuah foto
memiliki nilai dokumentasi karena mampu merekam sesuatu yang tidak mungkin akan
terulang kembali. Dengan dukungan kamera yang disematkan pada smartphone,
sekarang ini semua orang adalah fotografer, karena mereka mampu menghasilkan
foto dengan kualitas yang bagus. Aktivitas fotografi saat ini tidak lagi harus
menggunakan kamera khusus, tetapi justru lebih banyak menggunakan kamera dari
fasilitas handphone yang digunakan untuk mengabadikan segala kegiatan sehari
hari.
Fotografi biasanya diaplikasikan
sebagai keperluan dokumentasi. Sudarma (2014:2) memberikan pengertian
bahwa media foto adalah salah satu media
komunikasi, yakni media yang
bisa digunakan untuk
menyampaikan pesan/ide kepada
orang lain. Media foto atau istilahkan dengan fotografi merupakan sebuah media
yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan suatu momen atau peristiwa penting. Fotografi
dokumentasi sendiri merupakan salah satu bagian dari fotografi yang paling
banyak diaplikasikan dalam setiap level masyarakat, karena fleksibilitasnya,
yang tidak berpaku pada aturan dasar fotografi, dan juga fungsinya, yaitu
mengabadikan suatu peristiwa yang terjadi dalam keseharian manusia baik level
individu, sampai level organisasi yang lebih besar.
Hal ini membuat fotografi dokumentasi
menjadi salah satu media utama dalam menyampaikan makna dan informasi. Contohnya dalam kegiatan
keluarga, jurnalistik, hingga
pengarsipan dalam lembaga, untuk
keperluan relasi dalam kehidupan sosial, misalnya snapshot dan fotografi
selebriti, persuasi komersial,
seperti halnya fotografi
dalam dunia fashion.
Fotografi dokumentasi
juga dipakai untuk keperluan eksplorasi kreatif maupun reflektif, seperti
halnya dalam fotografi seni yang menghasilkan gambar dengan teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan fungsi waktu, misalnya
air terjun yang terlihat seperti kapas, cahaya lampu yang terlihat menjadi
garis-garis abstrak hingga membentuk tulisan.
Fotografi dokumentasi kerap kali digunakan sebagai media publikasi
perusahaan, baik level startup sampai level multinasional, juga
instansi/institusi pemerintahan dalam peluncuran produk baru, kegiatan-kegiatan
positif, juga informasi yang relevan bagi konsumen/stakeholder agar engagement
antara stakeholder dan
perusahaan/instansi terus terjaga. Di era ini dimana semua informasi beredar
dengan sentuhan jari, media sosial
menjadi salah satu pilihan utama dalam menyebarkan publikasi dan/atau
dokumentasi tersebut. Meski tak terikat aturan dalam penerapannya, fotografi
dokumentasi akan terlihat lebih menarik dan berbeda jika kita mengetahui tips
yang dibutuhkan dan kesalahan umum yang diambil oleh fotografer pemula. Karena
foto tersebut nantinya akan menjadi citra dan image positif
perusahaan/instansi yang mempublikasikannya.
Masalah Umum Dalam
Fotografi Dan Cara Bagi Fotografer
Awam/Pemula
Permasalahan yang sering
dihadapi oleh fotografer pemula saat memotret masih kerap terjadi, apalagi
saat memegang kamera/lensa baru. Ada baiknya bagi pemula
memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1.
Kurang mengambil foto
Kebanyakan fotografer pemula hanya
mengabadikan suatu peristiwa atau kegiatan dalam satu atau dua buah foto,
padahal banyak opsi pengambilan dari sudut yang berbeda yang dapat memberi
kesan yang lebih menarik pada sebuah foto.
2.
Foto blur atau shaky (bergetar)
Foto yang dihasilkan tampak blur atau
buram, biasa terjadi karena pencahayaan yang buruk atau pemotret tidak memberi waktu pada kamera
untuk memproses gambar yang diambil, padahal diperlukan jeda beberapa detik
oleh kamera untuk memproses gambar.
3.
Foto over/underexposed.
Pencahayaan yang terlalu berlebihan
atau tidak cukup dapat menyebabkan hasil pengambilan tidak sesuai keinginan si
pemotret.
4. Tools over skills
Pemotret terlalu memercayakan hasil pemotretan pada
spesifikasi kamera/gawai, padahal kemampuan fotografi mengambil peran yang
lebih penting dibandingkan peralatan itu sendiri.
Tips fotografi Dokumentasi bagi Pemula
Setelah mengetahui berbagai permasalan fotografi bagi pemula,
selanjutnya mari bersama menyimak aneka tips fotografi sebagai referensi bagi
pemula untuk berani memulai menghasilkan fotografi dokumentasi yang menarik dan
publishable .
1. 1. Tentukan angle
pengambilan
Angle pengambilan foto secara dasar terbagi menjadi 5 (lima) jenis, masing-masing jenis memberi kesan tersendiri pada hasil foto.
a. Low angle
Jenis pengambilan sejajar
dengan objek foto ini merupakan jenis angle yang paling cocok
diterapkan dalam dokumentasi kegiatan sehari-hari.
b. High angle
Jenis pengambilan dari atas objek foto, memberikan kesan lemah dan inferior pada objek foto. Jenis angle ini cocok diterapkan pada makanan, hewan peliharaan, dan seterusnya.
c. Eye level
Jenis pengambilan sejajar
dengan objek foto ini merupakan jenis angle yang paling cocok
diterapkan dalam dokumentasi kegiatan sehari-hari.
d. Bird eye view
Jenis
pengambilan dari tempat yang sangat tinggi (drone
view) ini mencakup seluruh objek
pada gambar, sehingga tidak ada fokus pada objek tertentu. Dimaksudkan
untuk mengambil secara keseluruhan apa yang ada di frame kamera.
e. Frog eye view
Jenis pengambilan sejajar dengan tanah (tiarap) ini cocok diterapkan untuk objek foto yang berada tepat di atas tanah.
2. 2. Komposisi foto
Komposisi
foto berperan penting dalam menggambarkan apa yang terjadi dalam sebuah foto,
komposisi foto yang buruk dapat mengaburkan atau bahkan menghilangkan makna
foto bagi orang yang melihatnya. Penggunaan grid
pada kamera membantu kita dalam menciptakan komposisi foto yang baik.
3. 3. Atur Pencahayaan
Pencahayaan
yang baik bukanlah yang terang semata,
melainkan yang cukup dan sesuai dengan keadaan saat foto diambil. Sebisa
mungkin gunakan cahaya natural ruangan, jika tidak memungkinkan, kita bisa atur
pencahayaan pada kamera gawai secara manual, atau, gunakan peralatan lighting tambahan agar hasil foto
maksimal. Pastikan pencahayaan sudah cukup memadai karena proses penyuntingan
pencahayaan pascafoto lebih sulit
dilakukan ketimbang prafoto.
4. 4. Teruslah mencoba!
Tidak ada
orang yang terlahir langsung menjadi fotografer handal, dengan latihan yang
konsisten, kita dapat terus memperbaiki hasil foto menjadi seperti yang kita
inginkan. Kita juga dapat meng-upgrade
peralatan fotografi untuk menyeimbangkan dengan skill kita yang terus meningkat.
Tips fotografi dokumentasi di atas merupakan
basic competency yang sekiranya
dapat membantu kita lebih aware dengan
ilmu fotografi, sehingga kualitas foto yang dihasilkan
akan lebih menarik sebagai sebuah karya. Lebih jauh, dalam membuat sebuah dokumentasi yang
baik, maka diperlukan pemahaman etika dan konsep fotografi yang tepat sehingga momen penting yang terjadi pada
sebuah kegiatan dapat tersampaikan dengan utuh meskipun hanya melalui sebuah
gambar. Teknik dokumentasi tersebut juga akan semakin lengkap apabila
dilengkapi dengan kemampuan pengolahan gambar/editing sehingga gambar yang
dihasilkan tidak hanya merekam kegiatan saja, namun juga memiliki nilai seni
dan mampu menyampaikan berbagai pesan yang tersirat kepada semua orang.
Penulis : Daud Fathul Kautsar (Pelaksana Seksi Hukum dan Informasi)
Mewakili Keluarga Besar KPKNL Biak
Referensi Tulisan :
1. https://www.pelatihan-sdm.net/fotografi-jurnalistik/
2. https://www.plazakamera.com/masalah-paling-umum-dalam-fotografi-dan-cara-memperbaikinya
3. http://digilib.unimed.ac.id/356/1/Seni fotografi sebagai dokumentasi.pdf
4. https://www.e-journal.potensi-utama.ac.id/ojs/index.php/PROPORSI/article/view/527
5. M.Ifran Sanni; Yudi
Dian; Ramdhan, Pemanfaatan Angle
Fotografi Pada Foto Dokumentasi, Alumni Magister STIM LPMI Jakarta1 , STMIK
Raharja Jurusan Teknik Informatika