Berada di pelosok timur negeri ini tidak membuat kami jera untuk tetap menjadi ASN Kemenkeu. Berada jauh dari keluarga dan orang yang disayangi, biaya moda transportasi udara, serta faktor keamanan adalah cobaan terberat yang harus kami tanggung untuk memenuhi komitmen yang telah kami sepakati sejak awal, yaitu bersedia ditempatkan dimana saja. Kami tidak mencoba berkeluh kesah, karena kami tahu ini adalah keputusan yang kami harus dilakukan dan dihadapi, satu prinsip yang berusaha terus kami pegang yaitu memenuhi tanggung jawab kami. Itulah kehidupan normal disini, di pulau Biak, Papua, suatu pulau dengan alam yang indah dan menjadi salah satu dari beberapa hal yang menjadi hiburan bagi kami.
Maret 2020, saat itu kami sedang mengejar target Revaluasi Aset (reval) K2-K10 untuk dapat dinaikkan ke BAR IP, pejuang reval KPKNL Biak berhasil mengerjakan K2-K10 hingga 100%. Mengingat bulan Mei 2020 terdapat libur lebaran yang cukup panjang dan mempertimbangkan biaya transportasi untuk pulang, momen tersebut menjadi momen yang sangat dinantikan agar dapat memaksimalkan jumlah hari bersama orang yang disayangi, cuti pun kami tabung untuk momen-momen seperti itu. Oleh karena itu kami rela lembur untuk dan melanjutkan mengerjakan reval K1 lebih awal agar tidak mengganggu waktu bersama keluarga. hasilnya KPKNL Biak berhasil mengerjakan reval K1 ke BAR IP hingga 75% saat proses naik turun status ke BAR IP di SIMAN ditutup.
Pada
saat itu isu penyebaran virus Covid-19 mulai menjadi perhatian serius di
Indonesia, di lingkungan Kemenkeu sendiri telah dikeluarkan beberapa surat
edaran Menteri Keuangan seperti SE-5/MK.1/2020, SE-7/MK.1/2020 dst. Satu hal
yang menjadi perhatian penting pada surat-surat edaran tersebut adalah larangan
untuk cuti dan perjalanan domestik. Saat mengetahui hal tersebut tentu saja
kami terguncang, rencana untuk pulang pada libur lebaran batal. Banyaknya
isu-isu pegawai yang tidak mengindahkan arahan tersebut, sempat membuat kami
tergoda untuk pulang ke tempat keluarga berada, namun pada forum diskusi
internal yang dilakukan KPKNL Biak, menghasilkan kesepahaman bahwa risiko yang
kami bawa kepada keluarga jika pulang akan sangat besar dan dengan mengikuti
ego masing-masing juga hanya akan memperburuk situasi, terutama kami sebagai
ASN juga wajib untuk menjaga situasi agar tetap kondusif. Disaat seperti ini,
kami dituntut untuk menjadi figur yang optimis dan bertanggung jawab sehingga menjadi
contoh bagi rekan-rekan lainnya. Sebagian besar pegawai KPKNL Biak masih
tergolong muda, sehingga wajar jika terkadang masih terdapat keluh kesah dari
beberapa pegawai, sehingga tantangan yang dihadapi adalah bagaimana kami saling
memberikan pengertian kepada rekan-rekan yang membutuhkan agar tetap ikhlas dan
semangat dalam mengemban amanah.
Masa Covid-19 tidak menurunkan semangat kami, terbukti dari sisa target reval 2020 yang belum selesai, saat ini semuanya telah kami tindaklanjuti ke tahap Penilaian Selesai (100%), dan hanya menunggu proses perubahan status di SIMAN dibuka kembali untuk bisa menjadi BAR IP. Sembari menunggu hal tersebut, saat ini kami sedang dalam proses membantu reval KPKNL Ambon agar dapat selesai lebih cepat. Bagi kami, reval adalah proses secara keseluruhan DJKN, bukan hanya terbatas pada KPKNL Biak saja, sehingga prinsip gotong-royong maupun kebersamaan sangat dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan reval DJKN.
Masalah
Covid-19 ini adalah krisis besar yang harus kita sadari dan hadapi bersama,
terbukti tidak lama kemudian ekonomi di berbagai negara mulai berjatuhan. Kita
harusnya merasa bersyukur karena masih diberi kesehatan, dan bersama-sama
berusaha agar Tanah Air kita tidak jatuh lebih dalam yang mengakibatkan banyak
orang yang kehilangan anggota keluarga dan ditambah dengan krisis ekonomi yang
memperburuk keadaan. Dihadapan krisis bersama yang menyangkut hajat hidup orang
banyak, diri kita dan keluarga sendiri, semua ego pribadi maupun sektoral harus
kita singkirkan, bangkitkan rasa empati dan krisis dalam diri masing-masing, kita
harus bersatu dan tanggap dalam menghadapi Covid-19 ini. Tidak ada waktu untuk saling
iri melihat orang lain yang masih dapat berkumpul bersama keluarga atau sebab
lainnya, semua itu adalah rezeki yang sudah diatur Yang Maha Kuasa. Cukup
dengan ikhlas dan fokus terhadap apa yang menjadi tanggung jawab dan yang bisa
kita lakukan untuk memperbaiki situasi, suatu hari hal-hal yang kita lakukan
tersebut akan menjadi kebanggaan serta kepuasan batin tersendiri bagi kita, yang
dapat kita ceritakan kepada generasi selanjutnya di hari-hari tua kita.
Tulisan
ini dibuat bukan bertujuan untuk membanggakan hasil yang kami capai, maupun
memperlihatkan beratnya cobaan yang dihadapi, mungkin juga bukan merupakan
suatu inovasi yang baru, dan dengan format penulisan yang seadanya, tapi yang
kami harapkan dari tulisan ini adalah agar dapat menjadi inspirasi bagi
rekan-rekan lainnya yang juga sedang berjuang menghadapi cobaan yang sama di
seluruh Nusantara, agar tetap optimis dan semangat, jadilah Pemimpin yang menjadi
contoh dan pelita disaat semua terlihat gelap. You are not alone, we are
here and still fighting.
“Masalah
Terbesar Kita Bukan pada Keadaan, Tetapi Bagaimana Kita Bersyukur dan Bertanggung
Jawab”
Tomy
Jonatan
Mewakili Keluarga Sederhana KPKNL Biak