Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kunjungi Rumah Bung Karno, Dirjen KN Petik Pelajaran Berharga
Budi Prasetyo
Selasa, 21 Mei 2019   |   245 kali

Bengkulu – Direktur Jenderal Kekayaan Negara (Dirjen KN) Isa Rachmatarwata menyempatkan diri berkunjung ke rumah kediaman Bung Karno pada waktu pengasingan di Bengkulu kurun waktu 1938-1942 dan benteng Benteng Marlborough (benteng terbesar ke-2 Inggris di Asia, setelah benteng di Madras, India). Kunjungan ke cagar budaya tersebut merupakan rangkaian kunjungan kerja Dirjen KN selama dua hari di Bengkulu, Kamis s.d. Jumat, 16 s.d. 17 Mei 2019.

Dirjen KN mengharapkan jajaran pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), khususnya pegawai Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bengkulu, dapat mengambil keteladanan Bung Karno. Selama diasingkan di Bengkulu, Bung Karno dalam kondisi apapun, dibatasi aktivitas politiknya, Bung Karno tidak pernah berhenti berkarya. Beberapa karya Bung Karno tersebut salah satunya arsitektur masjid Jamik Bengkulu, dimana Dirjen KN menyempatkan diri shalat shubuh berjamaah di masjid bersejarah tersebut.

“Bung Karno benar-benar diberangus aktivitas politiknya, tetapi pemerintahan Belanda tidak membunuh intelektualitas dari sosok Bung Karno, dengan tetap menyuplai dengan buku-buku”, ujarnya. 

Dirjen KN menambahkan bahwa yang lebih hebat lagi, Bung Karno tidak menyerah atas larangan politik yang diberlakukan kepada dirinya. Semangat perjuangan Bung Karno disampaikan melalui aktivitas sosial budaya, dimana Bung Karno mengumpulkan orang, kemudian berinteraksi dan berbagi pemikiran tentang bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Bung Karno menjadi penulis naskah, sutradara, manajer, dan produser sandiwara tonil yang diberi nama “Monte Carlo”, dimana salah satu pemeran utamanya adalah Fatmawati (Ibu Negara Pertama Republik Indonesia). Dirjen KN sangat antusiat melihat peninggalan eks-properti sandiwara tonil tersebut di rumah Bung Karno.

“Terdapat lima naskah sandiwara tonil yang ditulis Bung Karno. Dr. Sjaitan, Chungking Djakarta, Koetkoetbi, Rainbow (Poteri Kentjana Boelan), dan Hantoe Goenoeng Boengkoek”, ungkapnya. 

Pelajaran apa yang bisa dipetik dari Bung Karno bagi pegawai DJKN atau KPKNL Bengkulu? Dalam menghadapi tantangan sebagai asset manager, kita seharusnya terinspirasi dari Bung Karno, kita senantiasa antusias menemukan cara-cara lain dalam uitilisasi maupun optimalisasi aset. Bung Karno memiliki referensi pengetahuan dan wawasan yang sangat luas menjadi entitas yang tak terpisahkan dalam implementasi gagasan atau ide kreatifnya.

Orang nomor 1 di DJKN tersebut berkeliling ke setiap sudut yang ada di rumah Bung Karno, didampingi Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Sesditjen KN) Dodi Iskandar, Kepala Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu Ekka S. Sukadana, Kepala KPKNL Bengkulu Sri Yuwono Hari Sarjito, Kepala Bagian Umum Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu Thamrin, Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara Mohamad Akyas, dan Kepala Seksi Kepatuhan Internal Bungsu Teguh Karnadi.

Di salah satu ruangan, Dirjen KN menghentikan langkah dan mengamati sebuah poster yang bertuliskan “Sahabat-Sahabat Pelipur Keterasingan”, dimana terdapat tulisan bahwa terputusnya komunikasi dengan teman-teman seperjuangan  di tanah Jawa, rasa terasingkan Bung Karno agak teratasi dengan hadirnya sahabat-sahabat baru sebagai teman berdiskusi. Bung Karno mengundang siapa saja untuk berdialog, bercakap-cakap, atau berdiskusi tentang banyak hal. Pelan tapi pasti, warga dan tokoh setempat menerima kehadiran Bung Karno, bahkan mereka senang ketika Bung Karno mengajar agama Islam.

Dirjen KN mengharapkan jajaran pegawai KPKNL Bengkulu dapat terinspirasi dari quote salah satu sahabat Bung Karno, yakni Muhammad Husni Thamrin. “Kemana kita dibawa oleh nasib, kemana kita dibuang oleh yang berkuasa, tiap-tiap bidang tanah dalam Indonesia ini, itulah juga Tanah Air kita. Di atas segala lapangan Tanah Air aku hidup, aku gembira. Dan dimana kakiku menginjak Bumi Indonesia, di sanalah tumbuh bibit cita-cita yang tersimpan dalam dadaku”.

Menurutnya, pegawai KPKNL Bengkulu maupun pegawai DJKN tidak boleh takut atau risau akan penempatan, sebaliknya jajaran pegawai harus mampu gembira sehingga bisa terus terjaga semangat dan cita-citanya untuk Republik Indonesia khususnya dalam menggapai visi DJKN sebagai pengelola kekayaan negara yang profesional dan akuntabel untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Sementara, pada saat berkunjung ke Benteng Marlborough, Dirjen KN mempertanyakan apakah benteng Inggris seluas 44.100 meter persegi merupakan Barang Milik Negara atau Barang Milik Daerah, atau bahkan milik perorangan yang diserahkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jambi. Dirjen KN mengharapkan Kepala KPKNL Bengkulu dapat mencari informasi terkait status cagar budaya tersebut.

Selain itu, Dirjen KN mengharapkan KPKNL Bengkulu turut serta dalam promosi wisata sejarah yang ada di Provinsi Bengkulu, semisal dengan melaksanakan aktivitas outdoor di benteng Marlborough atau dapat mempromosikan kepada tamu dari Pusat untuk berkenan singgah ke benteng Marlborough yang memiliki pemandangan cukup menarik termasuk dapat menikmati keindahan pantai. Selain itu, dari atas benteng Marlborough, kita dapat menyaksikan mess pemda Provinsi Bengkulu yang terus diupayakan untuk dioptimalkan melalui kerja sama pemanfaatan. 

Selain dua tempat wisata sejarah tersebut, Dirjen KN juga berkunjung ke wisata alam Pantai Panjang. Menurutnya, Pantai Panjang merupakan aset yang penuh potensi, yang harus mampu dikelola oleh pemerintah daerah lebih baik lagi, dan selanjutnya menginspirasi masyarakat guna olahraga pagi di sekitar Pantai Panjang. “Pemerintah daerah harus hadir di dalam masyarakat untuk memberikan manfaat kepada masyarakat. Hingga akhirnya masyarakat akan berpartisipasi dalam pembangunan, sehingga dapat mendorong perekonomian daerah, khususnya PAD (Pendapatan Asli Daerah-red), terangnya. (DJKN/buprast/asyekh)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini