Manajemen kinerja merupakan sebuah alat kontrol manajemen
perusahaan atau sebuah proses yang dilakukan oleh para manajer untuk memantau
dan mengevaluasi pekerjaan para pegawai. Proses memantau dan mengevaluasi ini
bertujuan agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih
baik secara organisasional, team atau individu. Seperti yang dikatakan Amstrong
(2006:1) manajemen kinerja adalah sebuah proses yang sistematis untuk meningkatkan
kinerja organisasi dengan cara mengembangkan kinerja individu dan team
atau kelompok. Oleh karena itu, sebuah perusahaan atau
organisasi wajib memiliki kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang efektif dan efisien,
karena kinerja organisasi merupakan akumulasi kinerja individu dan kelompok.
Dengan kata lain, manajemen kinerja memiliki fokus
utama yaitu terhadap perencanaan dan peningkatan kinerja di masa yang akan
datang, yang mana kinerja yang direncanakan harus dapat meningkat dari waktu ke
waktu. Beberapa hal seperti standard kinerja, target, pengukuran,
indikator, juga menjadi fokus utama dalam manajemen kinerja. Sedangkan
ruang lingkupnya berupa pengukuran hasil kinerja yang telah ditunjukkan dan
dibandingkan dengan target kinerja yang telah disepakati dalam kontrak kinerja.
Selain itu, penerapan manajemen kinerja juga
memiliki segudang manfaat bagi organisasi, manajer, maupun individu. Seperti
misalnya dengan menerapkan manajemen kinerja suatu organisasi dapat
menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu, dapat
memperbaiki kinerja, memotivasi pekerja, meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai
inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar keterampilan,
mengusahakan perbaikan dan pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis
perencanaan karier, dan sebagainya. Sedangkan bagi manajer, manajemen kinerja
bermanfaat untuk mengupayakan klarifikasi kinerja dan harapan perilaku,
menawarkan peluang menggunakan waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja
tim dan individual, mengusahakan penghargaan non-finansial pada staf, membantu
karyawan yang kinerjanya rendah, dan sebagainya. Dan yang terakhir bagi
individu, yang mana bermanfaat untuk memperjelas peran dan tujuan, mendorong
dan mendukung untuk tampil baik, membantu pengembangan kemampuan dan kinerja,
peluang menggunakan waktu secara berkualitas, dasar objektivitas dan kejujuran
untuk mengukur kinerja, dan sebagainya.
Selanjutnya,
berbicara mengenai manajemen kinerja, ada satu hal yang terpenting yang harus
diketahui yaitu perencanaan. Seperti kata Benjamin
Franklin, “Failing to plan is planning to fail” yang artinya gagal
merencanakan sama dengan merencanakan kegagalan. Kalimat tersebut menggambarkan
bahwa segala bentuk kegiatan harus dimulai dengan perencanaan yang baik. Oleh
sebab itu, tahap perencanaan merupakan tahap terpenting dalam proses manajemen
kinerja. Meskipun demikian, menurut Williams (2002), tahap-tahap dalam
manajemen kinerja saling berkaitan dan menyokong satu dengan yang lain.
Perencanaan
(planning) menjadi tahap awal yang harus dilakukan organisasi. Pada
tahap ini, manajemen harus menyusun terlebih dahulu tujuan seperti apa yang
ingin dicapai oleh perusahaan. Setelah itu, menetapkan tujuan pribadi, target kinerja,
serta tujuan khusus melalui komunikasi dengan efektif bersama karyawan dan
anggota tim lainnya.
Tahap
kedua adalah meninjau (monitoring) atau mendiskusikan kinerja. Tahap ini dilakukan dengan cara diskusi antara manajemen dan
karyawan dengan mengacu pada rencana kinerja dan jika ditemukan beberapa
masalah maka dilakukan upaya pemecahan bersama. Tahap ini lebih berfokus
pada manage, dukungan, dan pengendalian terhadap jalannya proses agar
tetap berada pada jalurnya.
Tahap
selanjutnya adalah developing/reviewing, yang mana pada tahap ini
manajemen melakukan review atas kinerja yang telah dilaksanakan. Setelah
itu, kinerja akan dinilai (appraising) yang memerlukan dokumentasi/record
data yang berkaitan dengan obyek yang dievaluasi. Evaluator harus bersifat
obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid.
Tahap
terakhir adalah rating/rewards, yang mana pada tahap ini manajemen
memberikan peringkatnya kepada tim dan karyawan. Manajemen juga harus dapat
mengambil tindakan yang tepat pada karyawan yang tidak memenuhi tujuan mereka.
Tindakan itu dapat berupa peringatan, denda (jika ada dalam kesepakatan), atau
bahkan pemutusan hubungan kerja. Sebaliknya, bagi karyawan yang memenuhi target
atau berprestasi sangat penting untuk memberi mereka penghargaan yang adil.
Tindakan ini memberikan pesan bahwa perusahaan sangat menghargai kinerja mereka
yang bekerja dan mendapatkan hasil.
Berdasarkan
penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen kinerja menjadi sebuah sistem
yang sangat dibutuhkan dalam sebuah perusahaan. Dengan adanya manajemen
kinerja yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, memotivasi karyawan, mengevaluasi kinerja karyawan serta perusahaan, mengelola
sistem timbal jasa yang adil, merekomendasikan karyawan untuk karir masa depan,
membuat keputusan promosi, menilai potensi karyawan, dan sebagainya, perusahaan
atau suatu organisasi akan dapat terus berkembang menjadi lebih baik karena
kemampuan perusahaan dalam mencapai target atau tujuan lebih mudah dan optimal
serta lebih terjamin hasil akhirnya. (Penulis: Riyanieta Setiya Putri)
Sumber: