Paser – Kamis (19/10), Pada tanggal 16-18 Oktober 2023, pegawai pada KPKNL Balikpapan melaksanakan kegiatan Inventarisasi dan Penilaian (IP) Barang Milik Negara (BMN) hasil Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) PT. Kideco Jaya Agung. Sinergi pelaksanaan kegiatan ini dilakukan bersama dengan pegawai dari Direktorat Perumusan Kebijakakan Kekayaan Negara (PKKN), Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM, Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara (PPBMN) Kementerian ESDM. PKP2B PT. Kideco Jaya Agung berlokasi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka dalam rangka pencatatan dan pelaporan pada Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN). Objek kegiatan IP berupa 6 aset BMN PKP2B Non Tanah yang sebelumnya tidak ditemukan menjadi ditemukan pada PKP2B PT Kideco Jaya Agung.  

Tim IP dari KPKNL Balikpapan bersama dengan Direktorat PKKN dan Kementerian ESDM berkolaborasi dengan Kideco dalam menelusuri keberadaan  dan pemeriksaan kondisi aset objek IP. Tim IP KPKNL Balikapapan dihadapkan pada tantangan medan pertambangan yang panas dan berbahaya karena dilalui oleh alat berat pertambangan. Sehingga sebelum memulai kegiatan IP, Tim diharuskan mengikuti safety induction. Safety induction adalah istilah yang merujuk pada pengenalan dasar-dasar Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (K3) kepada tamu yang datang di lokasi pertambangan. Tujuan safety induction adalah untuk mengkomunikasikan bahaya-bahaya K3 umum, memberikan pemahaman tentang pentingnya K3, peraturan, sanksi, dan prosedur kerja yang berlaku. 

PT Kideco Jaya Agung merupakan salah satu PKP2B yang memiliki wilayah kerja pertambangan yang berada dalam wilayah kerja KPKNL Balikpapan. Dikutip dari laman perusahaan, Kideco merupakan perusahaan tambang batu bara terbesar ketiga di Indonesia sekaligus perusahaan energi yang terkemuka di Indonesia. Kideco mengoperasikan Tambang Paser yang berlokasi di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Tambang Paser merupakan tambang batubara dengan proses ramah lingkungan yang telah melewati persiapan sejak tahun 1980 dan kemudian memulai produksi komersial pada tahun 1993. Pada tahun 2021, Kideco telah mencapai akumulatif produksi batubara sebesar 600 juta ton. Selain itu, pada tahun 2023 Kideco menerima Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) sebagai perpanjangan pelaksanaan kontrak karya atau perjanjian karya pengusahaan dalam sektor Pertambangan di Indonesia. (HI/BPN)