Balikpapan
- KPKNL
Balikpapan menyelenggarakan sharing
session dengan mengundang rekan-rekan KPKNL Mamuju untuk berbagi success story yang telah dicapai KPKNL
Mamuju memperoleh predikat ZI WBBM. Acara ini diselenggarakan secara daring
pada hari Selasa (08/02).
Kepala
KPKNL Balikpapan, Yoshua Wisnungkara menyampaikan dalam sambutannya, bahwa
terlepas dari kondisi handicap yang
dimiliki, seperti pemulihan pasca gempa dan status sewa atas bangunan kantor,
KPKNL Mamuju berhasil mewujudkan predikat WBBM di akhir tahun 2021 silam. Ini
yang membangun semangat KPKNL Balikpapan untuk mendapatkan pembelajaran terkait
poin-poin sukses apa yang dapat dilakukan untuk mencapai predikat ZI WBBM
tersebut.
Dipaparkan
oleh Ida Kadek Sukesa, Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Mamuju, bahwa
esensi yang perlu dipahami dalam meraih predikat WBBM ini pada dasarnya tidak
hanya sekedar berfokus pada ‘menempel’ atau meniru paparan unit lain tanpa
memahami maksud serta memaknai secara lebih mendalam apa itu ZI WBBM.
Makna
ZI WBBM ini adalah untuk mencapai birokrasi yang berdaya saing, birokrasi yang
menciptakan hasil, birokrasi yang lincah dan agile, dan birokrasi yang making
delivered. Ini yang perlu ditarik benang merahnya dengan usaha meraih
predikat ZI WBBM. Yaitu untuk mencapai prinsip-prinsip birokrasi tersebut. Bagi
KPKNL Mamuju, kondisi gempa yang terjadi menjadi blessing in disguise yang dapat menciptakan resilience dan agility.
Perlu
menjadi perhatian juga bahwa dalam tahapan seleksi penilaian, bisa dikatakan
yang paling berat adalah pada tahapan evaluasi dan verifikasi lapangan, dimana
kendala yang bisa ditemui adalah ketika pemaparan yang dilakukan tidak memiliki
nilai jual dan menceritakan dengan baik program unggulan dan usaha yang telah
dilakukan dalam mencapai predikat ZI WBBM dengan baik. Dalam menyampaikan
paparan, kita pada dasarnya adalah membangun sebuah cerita.
Pelayanan
tentunya menjadi fokus utama. Bagaimana kita melayani? Prinsipnya adalah
perlakukan pengguna layanan seperti sahabat, karena seseorang tidak akan
menjatuhkan sahabatnya.
Dalam
meningkatkan pelayanan, tingkatkan kolaborasi. Aspek ini menjadi sangat
penting. Kolaborasi dengan unit atau pihak lain yang dapat menggambarkan
proses, peran dan dampak positif yang dilaksanakan dalam percepatan dan
kemudahan layanan. Serta mengkampanyekan semangat perubahan baik di dalam
maupun di luar Kemenkeu, ini menjadi hal yang sangat penting dan kuat, dengan
menggambarkan dampak serta perubahannya. Selain itu, untuk memberikan trigger
pada unit kerja lain, KPKNL Mamuju mengajak unit-unit kerja yang tidak lolos
WBK untuk diskusi bersama.
Selanjutnya
pada aspek inovasi. Pada dasarnya, inovasi tidak hanya berfokus pada aplikasi
atau IT, tetapi bagaimana ‘mengawinkan’ tusi kita dengan semangat perubahan
dari ZI WBBM. Bagaimana replikasi bisa menggambarkan transmisi maupun pendampingan
replikasi inovasi serta dampak positif perubahannya bisa dirasakan dalam
pemberian layanan. Pada prinsipnya, yang
diinginkan dari reformasi bukan melulu terkait mempercepat layanan, tapi
memberikan kepastian dengan memitigasi risiko yang ada.
Perubahan
itu pasti. Bagaimana kita menjadi unit kerja yang adaptif terhadap isu disrupsi
yang terjadi. Yang sudah tidak relevan berarti kita tinggalkan. Konsep yang
dibangun tidak hanya berfokus pada menciptakan aplikasi yang besar. Karena
pengembangan aplikasi yang besar pada dasarnya berada di level Kementerian
Keuangan. Ini sejalan dengan prinsip end
user computing. Kita harus memahami grand
design atau architecture enterprise
dari pengembangan IT pada Kemenkeu. Pada KPKNL Mamuju, inovasi layanan yang dibangun
salah satunya adalah NOFAL atau notifikasi layanan kepada pengguna layanan
yaitu peserta lelang atas informasi lelang. Sehingga, kita hanya mengisi
ruang-ruang kecil yang perlu diisi. Ketika kedepannya terdapat aplikasi
submisi, maka kita akan mengintegrasikan atau menggunakannya. Ini yang
menggambarkan prinsip adaptif dalam merespon layanan terhadap masyarakat.
Kolaborasi
yang kami laksanakan baik dengan K/L lain atau Pemda, ini menjadi langkah KPKNL
Mamuju dalam memperluas batas-batas relevan dalam meraih predikat ZI WBBM.
Bagaimana peran kita sebagai distinguished
asset manager membuka kesempatan baru, kita tidak hanya sekedar menyetujui
tapi juga mengawal suatu proses pengelolaan dan memberi nilai ekonomi di
dalamnya.
Dari
sisi publikasi informasi, melalui inovasi dalam pemberian informasi layanan,
pengguna layanan menjadi well informed.
Di masa lalu, informasi yang disembunyikan atau dispute dalam proses informasi
ini menjadi komoditi yang digunakan oknum-oknum tidak berintegritas.
Inovasi atas informasi layanan tersebut akan menciptakan mutual trust, kolaborasi dan sinergi dengan pengguna layanan serta
menutup potensi fraud, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan kepuasan layanan. Website
unit kerja juga menjadi salah satu bukti dokumen yang digunakan penilaian ZI
WBBM. Website dapat digunakan sebagai
tool untuk menceritakan keunggulan,
ide, pencapaian kerja, maupun program layanan.
Poin-poin penting dalam menuju predikat ZI WBBM ini adalah bagaimana kita fokus pada esensi/ substansi. Ini erat kaitannya dengan bagaimana kita menerjemahkan semangat reformasi birokrasi dan isu-isu terkini, bagiaman kita memperkuat integritas dan layanan serta fokus pada 6 area perubahan. Poin selanjutnya adalah bagaimana paparan yang kita buat dapat bercerita dan fokus, serta bagaimana membentuk tim yang solid.
Baik
ZI WBK maupun WBBM pada dasarnya bukan dimaksudkan sebagai perlombaan antar
instansi atau sebatas proses awarding biasa dari KemenpanRB, namun lebih kepada
proses transformasi suatu unit kerja yang bebas dari korupsi dan mampu
memberikan layanan yang berkualitas. Menjadi unit kerja modern yang terbuka dan
transparan dengan mengarah pada sinergi dan kolaborasi. Yang pada akhirnya
mengantarkan kita menjadi suatu unit kerja yang memiliki karakter agile, fokus, serta menjadi pembelajar
yang transparan, bebas dari korupsi, dan berorientasi pada layanan. (wew/hi)