Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kondisi APBN Per 30 April 2022, Surplus Rp103,1 Triliun
Perasanta Sibuea
Rabu, 01 Juni 2022   |   462 kali

Menteri Keuangan, Sri Mulyani memaparkan perkembangan APBN per 30 April 2022 membukukan surplus Rp103,1 Triliun atau sebesar 0,58 Persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Kondisi surplus mengakibatkan pembiayaan menurun. Secara rinci Sri menjelaskan rincian APBN dan perkembangan capaiannya per April 2022 dalam konferensi pers APBN Kita pada Senin (23/05).

 

“APBN tetap menjadi instrumen penjaga negara dan penjaga ekonomi kita dari hantaman pandemi, inflasi, kondisi geopolitik. Performance APBN kita tetap baik dan terus berlanjut”, jelas Sri Mulyani dengan optimis.

 

Kinerja APBN di bulan April masih mencatatkan surplus, namun transmisi risiko global ke belanja dan pembiayaan perlu diantisipasi dengan upaya optimalisasi yang terus dilakukan. “Pemulihan ekonomi dihadapkan tantangan geopolitik. Perang di Ukraina telah mengakibatkan kenaikan harga energi dan bahan pangan. Tantangan yang harus terus diantisipasi APBN dalam melanjutkan pemulihan ekonomi pasca pandemi”, jelas Sri Mulyani.

 

Penerimaan Negara terealisasi Rp853,6 Triliun, terdiri dari penerimaan pajak sebesar Rp567,7 Triliun, penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp108,4 Triliun, dan penerimaan PNBP sebesar Rp177,4 Triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu (yoy), realisasi penerimaan negara meningkat 45,9 Persen.

 

Belanja Negara telah terealisasi sebesar Rp750,5 Triliun, meningkat 3,8 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu di periode yang sama (yoy). Realisasi belanja terdiri dari Rp508 Triliun belanja Pemerintah Pusat dan Rp242,4 Trilun belanja Pemerintah Daerah. Pertumbuhan realisasi Belanja Pemerintah Pusat periode April 2022 diantaranya didorong realisasi belanja non-K/L untuk subsidi, kompensasi BBM, dan pembayaran pensiun (termasukTHR)/jaminan kesehatan ASN. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kinerja penyerapan pada bulan-bulan berikutnya melalui penyaluran bansos dan pelaksanaan berbagai program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

 

Lebih lanjut Sri menjelaskan pembiayaan sampai dengan April 2022 terealisasi sebesar Rp155,9 Triliun. “Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang menurun 62,4 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu, kondisi ini menggambarkan APBN mulai menunjukkan konsolidasi atau pemulihan”, ujar Sri.

 

“Fokus kita saat ini ada 3 yaitu bagaimana pemulihan ekonomi terus berlanjut, bagaimana daya beli masyarakat bisa meningkat, dan bagaimana kesehatan kondisi APBN itu sendiri”, ucap Sri Mulyani saat mengakhiri paparannya.


Teks dan Foto : Perasanta Sibuea 

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini