Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Memaknai Berbagai Lomba Khas Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
Ayutia Nurita Sari
Senin, 22 Agustus 2022   |   251 kali

Manado – Perayaan lomba 17 Agustus dilakukan untuk memaknai kemenangan para pejuang yang telah merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Perlombaan tersebut bertujuan untuk menyatukan masyarakat Indonesia dengan penuh kegembiraan.

Masih dalam semarak Hari Kemerdekaan Indonesia, tim Bidang Piutang Negara pada Senin (22/08/22) mengajak para pegawai di Kanwil DJKN Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara (Suluttenggomalut) untuk memaknai beberapa perlombaan yang biasa dilakukan saat perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Pembawa acara sekaligus materi, Zilly Julieta Rusnaidi menyampaikan bahwa perayaan lomba 17 Agustus dimulai pertama kali pada tahun 1950 meski kemerdekaan jatuh pada tahun 1945.

“Pada tahun 1950, intensitas persatuan Indonesia sedang menurun. Maka ajang perlombaan mulai dilakukan oleh masyarakat demi memaknai kemenangan para penjuang yang telah merebut bangsa Indonesia dari Jepang,” tutur Zilly.

“Kita sudah tau betapa meriah dan serunya berbagai permainan saat lomba 17 Agustusan. Sekarang mari kita liat makna dibalik perlombaan-perlombaan itu,” kata Zilly.

Panjat Pinang sudah ada sejak masa kolonial belanda. Dahulu orang-orang Belanda meletakkan berbagai hadiah menarik di atas pohon pinang, seperti bahan-bahan pokok dan pakaian yang juga diikuti oleh masyarakat Indonesia.

“Meski banyak orang yang menganggap panjat pinang sebagai kenangan buruk di zaman pejajahan, tetapi ada nilai yang bisa diambil, seperti menguji kreativitas dan kekompakan tim untuk mencapai kemenangan,” jelas Zilly.

“Kalau lomba makan kerupuk ternyata memiliki filosofi yang mendalam karena pada zaman dahulu kerupuk menjadi makanan andalan bagi masyarakat Indonesia karena belum memiliki ekonomi yang baik hingga konon menjadi makanan favorit para pejuang kemerdekaan,” kata Zilly.

Selain itu, nilai positif yang bisa diambil dari lomba balap bakiak adalah tujuan bersama tidak mungkin tercapai tanpa kekompakan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh para pejuang yang bekerja sama merebut kemerdekaan.

Dalam hal lomba balap karung, Zilly menceritakan jika lomba tersebut tercipta untuk memperingati masyarakat Indonesia yang terpaksa menggunakan karung goni sebagai pakaian saat zaman penjajahan.

“Setelah merdeka, masyarakat lalu menginjak-injak karung sebagai simbol bebas dari penjajahan. Oleh karena itu, lomba yang satu ini dilakukan dengan melompat dan menginjak-injak karung,” tuturnya.

Zilly juga menjelaskan makna yang terkandung dalam lomba tarik tambang, yaitu mengajarkan kita tentang semangat persatuan dan kesatuan yang memunculkan sikap kompak antar kelompok.

“Tarik tambang ini mengajarkan berbagai nilai seperti kebersamaan, kerja sama, serta perjuangan. Sama halnya dengan perjuangan para pahlawan demi kemerdekaan Indonesia,” kata Zilly.

Selain pemberian materi singkat, pada Galang Semangat Pagi juga dinyanyikan Mars Kementerian Keuangan, pembacaan Nilai-Nilai, Perilaku Utama, dan Budaya Kerja Kementerian Keuangan, serta games yang identik dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Menutup kegiatan Galang Semangat Pagi, Zilly memberikan quotes untuk mengingatkan para pegawai akan semangat memperjuangan Indonesia agar lebih maju.

“Perjuangan belum berakhir. Kita semua masih mengemban tugas sejarah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju yang terbebas dari kemiskinan dan menjadi bangsa pemenang,” kutip Zilly dari amanat Presiden Joko Widodo. (ayu)

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini