Pelayanan
prima merupakan tindakan atau upaya yang dilakukan perusahaan atau organisasi
tertentu untuk memberikan pelayanan maksimal dengan tujuan agar pelanggan atau
masyarakat bisa mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang dilakukan. Pelayanan
prima diartikan sebagai service excellent. Bentuk pelayanan prima yang
diberikan tentu berbeda-beda, tergantung sektor yang dikelola. Jika perusahaan
atau lembaga fokus menjalankan bisnis produksi, pelayanan prima diwujudkan
dalam bentuk menyediakan customer services dan menghadirkan produk
berkualitas tinggi, sementara untuk bisnis jasa pelayanan prima diberikan dalam
bentuk pelayanan maksimal demi kepuasan pelanggan.
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik
tidaklah mudah, terutama dengan kemajemukan masyarakat yang ada saat ini. Namun,
perusahaan atau organisasi dapat menghadirkan pelayanan prima selama mengetahui
konsep dan apa yang harus dilakukan. Melalui artikel ini, penulis mencoba
menjabarkan mengenai konsep dasar dari pelayanan prima, yang akan diawali
dengan memahami terlebih dahulu definisi-definisi dari pelayanan prima.
Pelayanan Prima menurut Para Ahli
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah “service excellent” yang secarah harfiah berarti pelayanan
terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan
standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi layanan. (Zaenal
Mukarom dan Wijaya Laksana, 2018)
Menurut Semil dalam (Zulkarnain Wildan dan
Sumarsono, 2018) kata pelayanan prima dalam bahasa inggris keseharian
tidak disebut sebagai premium service, tetapi disebut dengan excellent service
(pelayanan yang unggul, baik sekali) atau service excellent
(keunggulan pelayanan, pelayanan dengan mutu yang baik sekali).
Menurut Suwithi dalam (Frimayasa &
Administrasi, 2017) Pelayanan prima adalah pelayanan yang
terbaik yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun
eksternal berdasarkan standard dan prosedur pelayanan.
Menurut (Freddy, 2017) Pelayanan
prima adalah suatu pelayanan terbaik dalam memenuhi harapan dan
kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain pelayan prima merupakan
suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas yang sudah ditentukan.
Menurut (Firmansyah, 2016) pelayanan prima
adalah pelayanan yang baik dan memuaskan pelanggan atau masyarakat atau
pemangku kepentingan lainnya; upaya memenuhi kebutuhan atau permintaan;
menyiapkan, mengurus yang diperlukan secara prima, sehingga pelanggan
mendapatkan sesuatu yang melebihi harapannya.
Pada dasarnya pelayanan prima merupakan rasa
peduli yang ditunjukan oleh perusahaan, kepada pelanggan produk atau pengguna
jasa yang berorientasi pada peningkatan keuntungan (profit oriented). Sementara
untuk organisasi non-profit, seperti lembaga pemerintahan, pelayanan
prima merupakan sikap melayani yang ditunjukkan dengan adanya perhatian dan
tindakan nyata, dengan tujuan untuk memberi kenyamanan dan rasa aman kepada
masyarakat luas.
Konsep Pelayanan Prima
Konsep excellent service sendiri didasari
dengan konsep triple A yaitu: attitude, attention, dan action.
Akan tetapi, konsep excellent service yang baik sebenarnya didasari
dengan 7A + S yang diyakini menjadi konsep lengkap dimana tujuan dan
implementasi pelayanan prima atau excellent service dapat tercapai.
1.
Attitude (Sikap)
Potret perusahaan, diawali dari kesan pertama
yang ditorehkan oleh karyawan perusahaan tersebut, terutama mereka yang berdiri
di frontliner atau siapapun yang berhubungan dengan pihak luar
perusahaan. Bagaimana sikap dan pelayanan dari karyawan perusahaan, akan
menggambarkan dan memberi citra perusahaan, baik itu langsung maupun tidak
langsung. Setiap karyawan suatu perusahaan seharusnya memiliki sikap yang ramah
dan menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaannya serta memiliki rasa memiliki
yang tinggi terhadap perusahaan. Itulah prinsip pelayanan prima yang pertama,
memiliki, menjaga dan meningkatkan sikap yang ramah dan profesional.
2.
Ability (Kemampuan)
Meski pada awalnya bukan konsep dasar, namun di
era yang semakin berkembang para karyawan harus memiliki kemampuan (ability).
Artinya, karyawan harus memiliki kemampuan untuk melayani konsumen misalnya
komunikasi, kemampuan menjual (selling), kemampuan memecahkan masalah
dengan cepat, manajemen kecemasan, hingga hal-hal yang lebih praktis misalnya pemanfaatan
teknologi informasi.
3.
Attention (Perhatian)
Attention (perhatian) adalah prinsip
pelayanan prima berikutnya yang wajib dimiliki semua karyawan, terutama mereka
yang bersentuhan langsung dengan pelanggan. Attention merupakan bentuk
kepedulian kepada pelanggan atau tamu, yang berkaitan dengan kebutuhan dan
keinginan pelanggan, serta pemahaman atas saran dan kritik yang diberikan.
Dalam melakukan aktivitasnya, seorang karyawan haruslah senantiasa memperhatikan
dan mendahulukan keinginan pelanggan, termasuk di dalamnya tamu perusahaan
tersebut. Apalagi jika pelanggan atau tamu tersebut sudah menunjukan tanda
membutuhkan bantuan atau pelayanan, maka seharusnya karyawan tersebut bergegas
atau menunjukan atensi untuk segera melayani dengan cepat dan baik.
4.
Action (Tindakan)
Hal yang perlu dilakukan di tahap action
ini adalah, melakukan tindakan nyata untuk memastikan apa yang menjadi
kebutuhan / keinginan pelanggan / tamu, jika kurang yakin dan lebih baik
lakukan konfirmasi dengan sopan. Jika diperlukan, dapat dilakukan pencatatan,
apalagi jika permintaan tersebut cukup beragam, dan jika hal ini adalah bagian
dari transaksi, maka permintaan tersebut bisa dicatat di form yang harus sudah
disiapkan. Jangan lupa untuk mengucapkan termakasih, dan tanyakan apa masih ada
hal lain yang bisa dibantu, sembari mengatupkan tangan sebagai tanda
menghormati dan menghargai. Jadi menjalankan prinsip keempat dari pelayanan
prima, yaitu action sangat penting, sebagai bentuk nyata dari sebuah
kepedulian (attention).
5.
Accountability
(Tanggung Jawab)
Konsep pelayanan prima berikutnya adalah accountability
atau tanggung jawab, yaitu sikap keberpihakan kita kepada pelanggan / tamu /
mitra kerja sebagai bentuk rasa empati dan kepedulian kita. Sikap tanggung
jawab ini jika dilaksanakan dengan benar dan sepenuh hati, maka bisa
meminimalkan terjadinya ketidakpuasan pelanggan, tamu atau mitra perusahaan.
6.
Appearance (Penampilan)
Penampilan karyawan baik secara fisik maupun
non fisik merefleksikan kredibilitas perusahaan, maka dari itu penting untuk
selalu menjaga penampilan ini. Standar penampilan harus dibuat oleh perusahaan,
dan setiap karyawan harus menjalankannya, apalagi saat bertemu dengan pelanggan
atau tamu.
7.
Sympathy (Simpati)
Hal terakhir yang menjadi konsep dasar excellent service
adalah rasa simpati. Terkadang sudah secara profesional melakukan pelayanan
prima namun karena kurangnya simpati yang dimiliki, proses pelayanan pun tidak
berjalan dengan baik. Simpati sendiri adalah sikap dimana Anda bisa merasakan
apa yang dirasakan orang lain.
Mengapa Pelayanan Prima itu Penting?
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang jasa,
pelayanan prima merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan pelanggan baru,
sekaligus mempertahankan pelanggan lama. Saat ini banyak perusahaan yang
menjual produk atau jasa yang serupa, namun pelayanan yang diberikan berbeda.
Hal inilah yang menjadi pembeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang
lain. Dengan kata lain, pelayanan merupakan produk utama yang harus diperhatikan.
Namun bukan berarti pelayanan prima tidak
penting bagi perusahaan non-jasa. Meski hadir dalam bentuk yang berbeda,
pelayanan prima tetap jadi hal yang wajib diperhatikan sebagai penunjang usaha,
sekaligus menjaga kepercayaan pelanggan tetap tinggi.
Jika sudah berhasil menjaga kepercayaan
pelanggan, secara otomatis loyalitas terhadap perusahaan akan terbentuk, hal
ini bisa membuat mereka menjadi pelanggan tetap. Tidak hanya itu, pelanggan
lama berpotensi jadi media promosi paling efektif untuk mendatangkan pelanggan
baru.
Membangun Pelayanan Prima
Setiap
perusahaan atau organisasi tentu dapat menghadirkan pelayanan prima (excellent
service) dalam bisnisnya. Namun demikian, penting untuk dapat mengetahui
bagaimana agar pelayanan dapat dikatakan sukses.
Catherine DeVrye (1997)
mengolah kata service menjadi 7 (tujuh) strategi menuju sukses,
yaitu:
1.
Self Esteem (memberi
kepuasan pada diri sendiri)
2.
Vision (visi)
3.
Recover (raih/bangkit kembali)
4.
Improve (melakukan peningkatan
perbaikan)
5.
Care (memberi perhatian)
6.
Empower (memberdayakan)
7.
Exceed Expectations (melampaui
harapan konsumen)
Lebih
lanjut, yang perlu dipahami bahwa proses mencapai pelayanan prima adalah
berarti memberikan pelayanan yang mengacu pada kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Definisi kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya. Dengan asumsi
bahwa jika kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan merasa kecewa. Jika
kinerja sesuai harapan, pelanggan akan merasa puas, dan jika kinerja melebihi
harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas.
Harapan
masyarakat atau pelanggan terhadap pelayanan prima adalah layanan dapat terus ditingkatkan
dan semakin baik (better), semakin cepat (faster), semakin baru (newer),
semakin murah (cheaper), dan juga semakin sederhana (simpler).
Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk
memberikan pelayanan prima kepada pelanggan:
1.
Memberikan Sapaan Ramah
Salah satu cara mudah memberikan pelayanan
prima dalam sebuah perusahaan atau organisasi adalah dengan menerapkan sapaan
ramah kepada para pengunjung yang datang dan keluar. Jadi, penyedia layanan
bisa menempatkan satu pegawai di pintu masuk atau area pelayanan yang bertugas
untuk menyambut tamu yang datang. Selain menyambut, pegawai tersebut
bertanggung jawab untuk melayani pengunjung.
2.
Berikan Batasan Waktu Pelayanan
3.
Cara membuat pelanggan puas dan senang adalah
dengan memberikan waktu tunggu yang tidak panjang. Oleh karena itu, berikanlah
batasan waktu pelayanan, contoh sejak pelanggan melakukan pemesanan hingga
makanan datang, batas waktunya adalah 10 menit. Batasan ini bisa diinformasikan
kepada pelanggan atau bisa dijadikan sebagai aturan internal saja.
4.
Responsif dan Reaktif
Pastikan bahwa dalam bisnis memiliki jumlah
pegawai yang cukup hingga dapat bersifat dan bersikap responsif jika ada suatu
masalah. Jangan membuat pelanggan menunggu terlalu lama ketika membutuhkan
sesuatu. Hal ini dapat dihindari dengan adanya pembagian tugas yang detail dan
jelas untuk setiap orang.
5.
Lakukan Survei dan Evaluasi
Salah satu cara untuk melihat apakah pelayanan
yang diberikan sudah memuaskan atau belum, adakan survei kepada para pelanggan.
Hal ini dapat dilakukan ketika pelanggan selesai bertransaksi atau sebelum
mereka keluar dari perusahaan. Selanjutnya, kumpulkan hasil survei tersebut
sehingga dapat diketahui apa saja yang sudah bagus dan perlu dipertahankan.
Serta sisi apa saja yang masih perlu dikembangkan lagi.
6.
Perhatikan Penampilan
Penampilan sangat diperlukan dalam mengahadirkan
pelayanan terbaik kepada para pelanggan, karena dengan penampilan terbaik tentu
dapat meyakinkan pelanggan saat memberikan pelayanan. Misalnya karyawan untuk
posisi sebagai resepsionis/frontliner harus memiliki tutur kata yang
baik, berpenampilan yang menarik, memiliki tubuh yang porposional, dan
lain-lain.
7.
Kesediaan Melayani
Pegawai harus profesional atau sepenuh hati
dalam melayani, sebagaimana tugasnya yang harus siap selalu melayani pelanggan
yang memang memerlukan bantuan yang berhubungan dengan layanan atau produk yang
dijual.
8.
Pengetahuan dan Keterampilan
Supaya dapat melayani dengan baik, maka pegawai
harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni dalam bidang yang
dikerjakannya. Misalnya petugas pelayanan yang memiliki tingkat pendidikan atau
pelatihan tertentu maka jabatannya-pun harus yang sesuai dengan keterampilannya.
9.
Tepat Waktu dan Janji
Dalam pelayanan maka pegawai dalam melakukan
tugasnya jika membuat janji dengan pelanggan harus diperhitungan terlebih
dahulu, apakah waktu dan janji tersebut bisa ditepati, misalnya mengadakan
pertemuan dengan pelanggan dalam waktu kurun waktu 3 hari maka harus dapat
terpenuhi.
10.
Kejujuran dan Kepercayaan
Dalam melakukan pelayanan harus memiliki aspek
kejujuran dalam segala hal, baik itu jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam
bentuk pembiayaan dan jujur dalam menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
Jika bersikap jujur maka petugas pelayanan dapat dipercaya dari berbagai aspek
misalnya dari segi perkataannya, sikapnya, dalam melakukan bekerja, dan
lain-lain.
11.
Efesien
Pelayanan kepada masyarakat atau pelanggan
harus efesien dan efektif, karena pelanggan menuntut hal-hal tersebut. Sehingga
dapat menghasilkan biaya murah, waktu singkat dan tepat, serta hasil dari
pelayanan yang berkualitas.
12.
Kepastian Hukum
Jika hasil dari pelayanan yang dilakukan kepada
pelanggan berupa suatu keputusan, maka harus memiliki kepastian hukum. Jika
tidak memiliki kepastian hukum yang jelas maka akan berpengaruh kepada sikap
masyarakat, misalnya dalam pelayanan mengurus surat-surat berharga jika
ditemukan ketidakpastian hukum maka akan berpengaruh kepada kredibilitas
perusahaan atau pelayanan tersebut.
13.
Keterbukaan
Setiap urusan atau kegiatan yang memperlakukan
ijin, maka keterbukaan perlu dilakukan. Sikap keterbukaan itu akan berpengaruh
pada kejelasan informasi kepada masyarakat atau pelanggan.
14.
Biaya
Dalam pelayanan perlu penentuan pembiayaan yang
wajar. Oleh karena itu biaya harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat,
harus transparan, dan sesuai peraturan.
15.
Tidak Rasial
Dalam melakukan pelayanan tidak boleh membeda-bedakan
ras, suku, agama dan politik, pelayanan harus dilakukan secara merata.
16.
Kesederhanaan
Prosedur atau tata cara pelayanan kepada para
pelanggan harus dipermudah dan tidak berbelit-belit dalam pelaksanaannya.
Pelayanan
prima adalah hal yang paling penting dalam bisnis atau usaha, terutama jika
bisnis tersebut di bidang jasa. Menghadikan pelayanan prima dapat dimulai dari
memilih pegawai atau karyawan terbaik dan menerapkan SOP yang sesuai dengan
budaya perusahaan dan juga harus berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Penulis: Dwiyani Permatasari, Seksi Informasi, Bidang Kepatuhan
Internal, Hukum, dan Informasi, Kantor Wilayah DJKN Sulawesi Selatan, Tenggara,
dan Barat.