Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
   150 991      Login Pegawai
Artikel Kanwil DJKN Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau
DJKN Integrity Week 2025 “Integritas Dimulai Dari Kita”

DJKN Integrity Week 2025 “Integritas Dimulai Dari Kita”

Junaedi Seto Saputro
Senin, 16 Juni 2025 |   600 kali

Penulis             : Abd. Choliq, Kepala Seksi Kepatuhan Internal Kanwil DJKN RSK


Integritas bukan soal pengawasan tapi kesadaran dimulai dari kita. Perubahan besar dimulai dari langkah kecil pada diri kita, untuk mempertahankan integritas diri seorang ASN menjadi tugas moral perjalanan seumur hidup. Dengan kesadaran, konsistensi, dan keberanian untuk mengambil keputusan sulit, setiap individu dapat membangun dan memelihara integritas diri yang kuat. Kementerian Keuangan mempunyai lima nilai: integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan. Dari kelima nilai tersebut, integritas diletakkan di bagian yang terdepan dari kelima nilai dimaksud. Hal ini bermakna seluruh insan dalam bekerja di Kementerian Keuangan senantiasa menjunjung tinggi integritas.

 

Sebagai pegawai ASN harus saling mengingatkan pentingnya lima nilai Kemenkeu untuk diterapkan pada semua pegawai (pegawai Kemenkeu) yang bekerja secara jujur profesional, setia pada Pancasila, Undang-undang Dasar, dan kita semua harus terus menjaga nilai-nilai Kementerian Keuangan.

 

Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

1.    Nilai integritas. Pentingnya menjaga nilai integritas saat masuk menjadi pegawai Kementerian Keuangan. Banyak hal harus dihindari untuk selama-lamanya yang bisa membuat kita terpeleset, mulai pertemanan, kompromi, jangan sampai kita menerima gratifikasi. Seluruh pegawai Kementerian Keuangan harus berpikir, berkata, berperilaku, dan bertindak dengan baik dan benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

2.    Profesionalitas. Terus memperkaya kemampuan dan ilmu di bidang masing-masing. Cari ilmu sampai di ujung dunia. Seluruh pegawai Kementerian Keuangan harus bekerja dengan tuntas dan akurat berdasarkan kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab serta komitmen yang tinggi.

3.    Sinergi. Pegawai Kemenkeu harus kerja keras dan bekerja sama dengan baik antar teman, bidang, direktorat. Seluruh pegawai Kementerian Keuangan harus berkomitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

4.    Pelayanan. Pegawai Kemenkeu bertanggung jawab untuk melayani masyarakat dengan maksimal. Memaknai arti melayani. Pegawai Kementerian Keuangan menjadi pelayan masyarakat, harus bisa melayani secara Ikhlas. Seluruh pegawai Kementerian Keuangan harus memberikan pelayanan untuk memenuhi kepuasan para pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat, dan aman.

5.    Kesempurnaan. Kesempurnaan di dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan adalah senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik. Seluruh pegawai Kementerian Keuangan harus senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

 

Pada kegiatan DJKN Integrity Week “Integritas Dimulai Dari Kita”, pihak manajemen, pegawai beserta masyarakat pengguna jasa maupun stakeholders dapat berperan dengan menolak segala bentuk korupsi dalam pelayanan publik, melaporkan praktik korupsi yang ditemui, dan menyebarluaskan pesan antikorupsi melalui media sosial dengan hashtag #DJKNIntegrityWeek2025 #IntegritasDimulaiDariKita #TolakdanLaporGratifikasi. Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan perubahan nyata.

 

Untuk memperkuat integritas, maka tidak lepas dari nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pencegahan terbaik terhadap korupsi. Dengan kata lain, membangun integritas harus dimulai dari kesadaran individu dan didukung oleh nilai-nilai spiritual yang kuat. Kolaborasi antara penyelenggara negara (KPK, Penyuluh Antikorupsi atau Paksi) dan elemen keagamaan (kegiatan bimbingan mental agama) menjadi langkah strategis untuk mengikis budaya korupsi. Sebab, sejatinya, perjuangan melawan korupsi bukan hanya soal aturan dan hukuman, tetapi juga soal kesadaran dan tanggung jawab moral setiap individu.

 

Integritas bukan hanya tentang kejujuran, tetapi juga mengenai konsistensi dalam melakukan hal yang benar, bahkan saat tidak ada orang yang mengawasi atau mengingatkan. Ini adalah kualitas yang jarang ditemukan pada banyak orang, namun sangat dihargai karena mencerminkan karakter yang kuat dan dapat dipercaya.

 

Nilai Spiritual

Sifat yang harus dimiliki agar menjadi manusia yang berintegritas. Integritas dimulai dari hati (qalbu). Integritas merupakan salah satu nilai penting yang seharusnya dimiliki setiap individu. Keberadaan integritas membantu seseorang bersikap jujur, bertanggung jawab, dan konsisten dalam tindakan dan keputusannya. Bagi seorang muslim, iman merupakan landasan penting dalam menjalankan kehidupan. Orang beriman selalu bisa menghadapi semua keadaan, ketika ditimpa kebahagiaan atau nikmat ia bersyukur, dan ketika ditimpa penderitaan atau musibah ia akan bersabar.

 

Alloh SWT berfirman dalam QS. Al-Ahzab Ayat 21, artinya: Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedaulatan) hari kiamat serta yang banyak mengingat Allah.

 

Dalam ayat tersebut disebutkan tiga syarat untuk menjadi orang yang mencontoh Rasul. Pertama, kita harus memiliki iman kepada Allah. Kedua, kita harus percaya pada hari kiamat. Ketiga, dalam setiap aktivitas kita di dunia ini, kita harus terus-menerus mengingat Allah. Artinya, jika kita ingin memiliki integritas seperti Rasulullah SAW (Shiddiq, Amanah, Fathonah, Tabligh), maka kita harus terlebih dahulu yakin pada Allah SWT, hari akhir, dan senantiasa mengingat Allah SWT tanpa henti.

 

Rasulullah SAW dan para rasul Allah lainnya memiliki empat sifat yang wajib, Kempat sifat wajib tersebut adalah Shiddiq, yang berarti kejujuran; Amanah, yang berarti dapat dipercaya; Fathonah, yang berarti kecerdasan; dan Tabligh, yang berarti kewajiban untuk menyampaikan wahyu. Keempat sifat ini mencerminkan integritas yang dimiliki oleh Rasulullah SAW.

 

Berintegritas itu berpihak pada kebenaran, jujur, dan mutlak dimiliki setiap orang apalagi mereka yang memegang amanah atau dipercaya sebagai pemimpin. Kita wajib berjuang mempertahankan integritas atau moralitas sepanjang hayat, karena ketika lengah sedikit saja bisa jadi terjerumus dalam kesalahan/berbuat tidak benar dan baru menyadarinya ketika telah terperosok dalam penderitaan dan penyesalan. Untuk itu, kita perlu menghayati sikap di antaranya:

1.    Mu’ahadah adalah perjanjian dengan Allah Swt sebelum manusia dilahirkan. Kontrak tauhid ini terjadi ketika manusia masih dalam keadaan ruh belum berupa materi (badan jasmani) (QS Al-A’raf [7]: 172). Sumpah PNS sendiri sebenarnya isinya sangat bagus dan jika seluruh PNS di tanah air ini menepati sumpah atau janji Pegawai Negeri Sipil, yakin negara ini akan maju, masyarakat akan sejahtera, tidak akan ada korupsi di negeri ini, dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemerintah pun akan meningkat

2.    Mujahadah. Arti “mujahadah” menurut syara’ adalah perang melawan musuh-musuh Allah. Menurut istilah ahli hakikat adalah memerangi nafsu amarah bis-suu’ dan memberi beban kepadanya untuk melakukan sesuatu yang berat baginya yang sesuai dengan aturan syariat agama. Perang terberat adalah melawan hawa nafsunya sendiri.

3.    Muraqabah artinya merasa selalu diawasi oleh Allah Swt. Sehingga dengan kesadaran ini mendorong manusia senantiasa rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

4.    Muhasabah. Muhasabah berarti introspeksi diri, menghitung diri dengan amal yang telah dilakukan. Manusia yang beruntung adalah manusia yang tahu diri, dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan kelak yang abadi di yaumul akhir.

5.    Muaqabah artinya pemberian sanksi terhadap diri sendiri. Apabila melakukan kesalahan atau sesuatu yang bersifat dosa maka ia segera menghapus dengan amal yang lebih utama meskipun terasa berat, seperti berinfak dan sebagainya.

 

Integritas artinya bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi). Sikap integritas adalah bertindak dengan cara yang konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai integritas adalah kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.  Seorang yang memiliki integritas akan tercermin melalui perilaku atau tindakan atau sikapnya.  

 

Penguatan Budaya Antikorupsi Di Lingkungan DJKN

Dalam rangka penguatan budaya antikorupsi di lingkungan DJKN, DJKN Integrity Week dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1.    Pada triwulan I tahun 2025, DJKN telah menyusun rencana aksi sebagai tindak lanjut atas hasil Survei Penilaian Integritas (SPI) tahun 2024 yang diselaraskan dengan rencana kerja Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) tahun 2025 yang berlaku di Kementerian Keuangan;

2.    Adapun salah satu tujuan disusunnya rencana aksi/kerja tersebut adalah untuk menjaga lingkungan kerja DJKN yang antikorupsi sehingga terwujudnya pelayanan publik yang lebih akuntabel dan transparan;

3.    Guna mendukung terwujudnya akuntabilitas dalam penyelenggaraan layanan DJKN, penguatan budaya integritas perlu terus dilakukan secara konsisten dan kolaboratif dengan melibatkan seluruh pihak, baik di lingkungan internal maupun eksternal DJKN. Agar integritas bisa menjadi budaya kerja di DJKN, integritas perlu dimulai dari individu, dimana setiap pegawai memiliki kesadaran dan komitmen untuk bekerja sesuai nilai-nilai integritas dalam setiap pelaksanaan tugas;

4.    Berkenaan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan awareness serta edukasi pegawai dan pengguna layanan DJKN, DJKN Integrity Week akan kembali dilaksanakan pada tahun 2025 dengan mengusung tema “Integritas Dimulai dari Kita”. Tema tersebut hadir sebagai pengingat dan ajakan bahwa perubahan besar dimulai dari kesadaran dan komitmen pribadi untuk berupaya konsisten menjadi teladan, jujur, dan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas, tidak hanya sebagai slogan;

5.    Adapun DJKN Integrity Week 2025: “Integritas Dimulai Dari Kita” akan dikemas dalam bentuk rangkaian kegiatan selama 1 minggu penuh dimulai tanggal 16 s.d. 20 Juni 2025 yang dilaksanakan secara serempak oleh seluruh unit DJKN, baik di Kantor Pusat, LMAN, Kanwil, maupun KPKNL yang terdiri atas kegiatan sebagai berikut:

a.    Sosialisasi Antikorupsi Eksternal

·         Sosialisasi eksternal dilakukan secara hybrid, peserta sosialisasi eksternal:  Seluruhe xternal stakeholder (pengguna layanan) DJKN, dan Unit kerja DJKN (sebagian pejabat/pegawai Kantor Pusat, seluruh Kanwil, LMAN, dan seluruh KPKNL) mengikuti secara daring

·         Undangan kegiatan sosialisasi akan disampaikan kemudian

b.    Coaching Clinic Antikorupsi

·         Sarana pembinaan oleh Sekretariat DJKN dalam rangka menindaklanjuti hasil SPI DJKN tahun 2024 dan sebagai ruang konsultasi pegawai yang diwadahi dalam beberapa sesi konsultasi yang dilakukan secara daring

·         Peserta: Seluruh unit kerja (Kantor Pusat, Kanwil, LMAN, dan KPKNL)

c.    Amplifikasi Pesan Antikorupsi

·         Kampanye pesan anti korupsi melalui website DJKN, media sosial DJKN, dan unit vertikal

·         Khusus untuk unit vertikal, akan dilakukan pemberian penghargaan bagi unit kerja teraktif, unit kerja terfavorit, dan unit kerja teredukatif dalam penyebaran pesan antikorupsi

·         Dilaksanakan oleh seluruh unit kerja (Kanwil, LMAN, dan KPKNL)

·         Sejalan dengan Nota Dinas Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat nomor ND-483/KN.7/2025 tanggal 3 Juni 2025 hal Strategi Komunikasi Unit Vertikal Bulan Juni 2025

·         Rincian kegiatan amplifikasi konten antikorupsi terlampir dalam Nota Dinas ini

d.    Public Campaign Integrity Fun Walk

·         Sebagai sarana edukasi pesan antikorupsi kepada masyarakat luas

·         Dilaksanakan oleh seluruh unit kerja (Kantor Pusat, Kanwil, LMAN, dan KPKNL)

·         Rincian kegiatan Public Campaign Integrity Fun Walk terlampir dalam Nota Dinas ini

6.    Besar harapan, kiranya seluruh pihak di lingkungan DJKN terlibat aktif melaksanakan DJKN Integrity Week: “Integrity Dimulai dari Kita” selama periode sebagaimana tersebut pada angka 5 diatas sebagai upaya penguatan bersama budaya integritas DJKN melalui edukasi kepada stakeholder internal dan eksternal DJKN;

7.    Sejalan dengan arahan / kebijakan yang berlaku di Kementerian Keuangan, pelaksanaan kegiatan DJKN Integrity Week di unit kerja dilakukan dengan berpedoman pada prinsip efisiensi sesuai ketentuan yang berlaku dan prinsip kepatutan/kewajaran (tidak berlebihan) serta tidak melibatkan pihak ketiga (sponsorship).

 

Amplifikasi Konten Antikorupsi

Untuk kegiatan amplifikasi konten antikorupsi Seksi Kepatuhan Internal dan Seksi Informasi pada Bidang Kepatuhan Inernal, Hukum dan Informasi (KIHI) bersama-sama/berkolaborasi dan bersinergi untuk melaksanakan kegiatan ini. Kampanye pesan antikorupsi melalui website DJKN, media sosial DJKN, dan unit vertikal DJKN selama pelaksanaan DJKN Integrity Week: “Integritas Dimulai dari Kita”. Khusus untuk unit vertikal, akan dilakukan pemberian penghargaan bagi unit kerja teraktif, unit kerja terfavorit, dan unit kerja teredukatif dalam penyebaran pesan antikorupsi. Kegiatan amplifikasi sejalan dengan pemberitahuan Strategi Komunikasi Unit Vertikal Bulan Juni Tahun 2025 yang telah disampaikan Direktur Hukum dan Hubungan Masyarakat melalui Nota Dinas.  

 

Tujuan Kegiatan:

1.    Menjadi sarana edukasi antikorupsi, penguatan integritas, mengukuhkan mindset bahwa menolak dan melaporkan gratifikasi merupakan hal positif;

2.    Meningkatkan fraud awareness dan mengedukasi masyarakat terkait saluran pengaduan yang ada di Kementerian Keuangan;

3.    Memberikan penegasan kepada stakeholders DJKN bahwa top level management DJKN memiliki concern yang serius dalam pencegahan praktik korupsi;

4.    Menguatkan integritas para pejabat/pegawai di DJKN yang sejalan dengan arahan pimpinan Kementerian Keuangan;

5.    Amplifikasi pesan “Integritas Dimulai dari Kita” menjadi hal yang perlu dilaksanakan secara masif, berulang, dan berkelanjutan agar integritas dapat menjadi suatu budaya kerja di institusi DJKN.

 

Pencegahan korupsi bukan hanya tugas satuan pengawasan tapi tanggung jawab setiap lini.

Jika kita peduli dengan lingkungan kerja yang jujur dan bebas dari praktik penyuapan, mari kita pahami dan dukung mekanisme pelaporan serta investigasi yang sesuai standar

 

Menteri Keuangan pernah menyampaikan “integrity is our currency”. Nilai mata uang ini hanya akan dihormati jika kita menjaga integritas. Sedikit saja ada celah, nilai itu bisa rusak. Menanggapi pesan tersebut, Dirjen Kekayaan Negara, turut menyatakan pentingnya menjaga integritas dalam memperkuat budaya antikorupsi. “If you keep your integrity, Anda tidak akan membiarkan dirimu diberi harga oleh orang lain”.

 

Individu yang berintegritas berperan penting dalam keberlangsungan organisasi yang berkomitmen dalam pelayanan publik. Dalam hal menjaga integritas, diperlukan bonding (membangun kedekatan emosional) antara pimpinan dengan pegawai, begitu pula sesama rekan kerja karena setiap individu dalam organisasi pada dasarnya adalah keluarga.

 

Bahwa engagement dengan stakeholder itu penting, namun otoritas dan wewenang tetap berada pada individu masing-masing. “Dalam organisasi, kita ibarat duduk di driver seat. Kita punya wewenang, Kita yang menentukan mau cepat apa lambat pekerjaan itu. Mau jadi solusi, apa jadi problem.

 

Agar seluruh pegawai memperkuat komitmen bersama dalam menjaga integritas. Jangan sampai gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Kita jaga bersama-sama DJKN ini. Integritas adalah fondasi dari semua kesuksesan. Bagaimana nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab menjadi kunci utama dalam membentuk karakter orang-orang hebat di berbagai bidang.

 

Besarnya perhatian pimpinan Kementerian keuangan terhadap integritas kemudian melahirkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor KMK-323/KMK.09/2021 tentang Kerangka Kerja Integritas. KMK merupakan bagian upaya untuk mewujudkan Kementerian Keuangan yang berintegritas dan bebas dari praktik korupsi serta memberikan acuan untuk membangun budaya integritas. Dapat kita pahami bahwa 5 Nilai Kementerian Keuangan menjadi pondasi bagi tegaknya bangunan budaya integritas. Bangunan budaya integritas ini juga sangat bergantung pada komitmen pimpinan untuk mewujudkannya. Hal ini sejalan dengan banyak penelitian yang mengkaitkan keberhasilan membentuk budaya integritas dengan kepemimpinan.

 

Seorang pemimpin dituntut untuk memulai membangun budaya integritas pada organisasi yang dipimpinnya dengan cara:

1.    Senantiasa mempromosikan nilai-nilai integritas kepada semua stakeholder organisasi (tone of the top). Internalisasi nilai integritas tidak hanya terbatas kepada bawahan atau pegawai, namun juga pihak terkait seperti pengguna jasa (customer), dan mitra kerja lainnya.

2.    Menampakkan praktik nilai-nilai integritas pada perilaku sehari-hari (walk the talk). Jangan sampai perilaku justru bertentangan dengan nilai-nilai integritas yang dipromosikan kepada bawahan.

3.    Menjadi role model. Seorang pemimpin diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya dalam setiap perilaku.

 

Apakah kita sudah cukup berintegritas

Banyak orang merasa sudah berperilaku dan bersikap dengan baik dan benar, namun apakah itu saja sudah cukup? Tentu tidak. Sejak kecil, manusia di didik untuk menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dalam segi etika, moral dan akhlak. Beberapa panduan berikut dapat digunakan cermin bagi kita untuk menilai apakah kita cukup berintegritas.

1.    Menyikapi kepentingan pribadi.

Terkadang, kita dihadapkan pada situasi dimana terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi. Seorang yang berintegritas senantiasa menyampingkan kepentingan pribadi dalam mengambil keputusan organisasi.  

2.    Standar moral pribadi.

Peraturan tertulis tidak semuanya mengatur tingkah laku secara detail. Meskipun melanggar janji kepada seorang teman bukanlah pelanggaran hukum, namun secara moral hal itu salah, terutama jika dilakukan untuk kepentingan pribadi.  

3.    Merasa diawasi.

Ingat ketika kita mengatakan integritas pribadi adalah “melakukan apa yang benar, bahkan jika tidak ada orang lain yang melihat atau mendengarkan”. Integritas adalah salah satu nilai utama yang sangat berharga di tempat kerja. Integritas bukan hanya soal kejujuran, tetapi juga melibatkan tanggung jawab pribadi untuk melakukan pekerjaan dengan standar yang tinggi, baik saat diawasi maupun tidak. Dalam dunia kerja yang semakin dinamis, kemampuan untuk bekerja tanpa pengawasan atasan menunjukkan profesionalisme dan kepercayaan yang tinggi

4.    Defensif.

Orang yang terus-menerus membela diri dan banyak mengemukakan alasan mengapa sesuatu tidak dilakukan atau dilakukan dengan tidak benar, justru mengungkap kesalahan dan kekurangan mereka. Seseorang yang berintegritas akan mengakui kesalahan dan bekerja untuk memperbaikinya.

 

Menumbuhkan pribadi yang berintegritas, Upaya yang dapat dilakukan untuk membangun integritas secara pribadi:

·         Tunjukkan bahwa kita jujur, berintegritas, profesional sepanjang waktu dan kerjakan tugas lebih dari yang diharapkan orang lain kepada kita.

·         Kembangkan akuntabilitas. Belajar untuk mengakui dan meminta maaf jika melakukan kesalahan, serta dengarkan dan hormati pendapat dan keputusan orang lain. Bahkan untuk hal-hal yang mungkin tidak kita sukai.

 

Pencegahannya antara lain melalui internalisasi pegawai dengan tujuan mengimbau pegawai Kementerian Keuangan untuk tetap menjaga integritas dan netralitas, serta mengingatkan adanya sanksi disiplin apabila melanggar.

 

Kolaborasi dengan lini satu sangat penting karena lini satu (manajemen) adalah yang paling dekat dengan para pegawai sehingga otomatis memiliki peran yang sangat besar dalam mengedukasi dan menjaga pegawai dari pelanggaran integritas serta netralitas politik. Manajemen harus bertindak aktif dalam meminimalkan pelanggaran dengan menaruh perhatian pada sekelilingnya.

 

Bagi atasan, menerapkan know your employee, kenali pegawai/ staf terutama terkait gaya hidup, kondisi psikologis, dan apakah pegawai kita menunjukkan tanda-tanda melakukan pelanggaran atau ada potensi pelanggaran. Selain itu, atasan/ pimpinan juga perlu memberikan contoh terkait penerapan integritas dalam kesehariannya. Tugas tersebut tidak hanya berlaku bagi atasan, tetapi sebagai bawahan juga harus mengenali atasan serta rekan-rekan sejawat di sekelilingnya. Awan menekankan upaya penguatan integritas ini merupakan tanggung jawab bersama, kita harus bersama menjaga diri dan teman-teman kita dari pelanggaran integritas.

 

Tidak kalah pentingnya juga perlu ada kolaborasi dengan Sekretariat Jenderal Kemenkeu dan rekan-rekan di unit kehumasan seluruh Unit Eselon I Kemenkeu. Kolaborasi ini diperlukan untuk mengusung amplifikasi konten terkait ajakan bijak bermedia-sosial, netralitas politik, serta penguatan integritas.

 

Selain itu, teman-teman generasi muda juga bisa membantu Itjen untuk memonitoring medsos dengan mendeteksi isu-isu yang sedang hangat dibicarakan masyarakat ataupun mendeteksi adanya potensi pelanggaran dari rekan-rekan sejawatnya dengan melaporkannya melalui WISE.

 

Kemenkeu Terus Perkuat Budaya Integritas

Upaya membangun dan menciptakan tata kelola yang baik di Kemenkeu ditunjukkan dengan Survei Persepsi Integritas (SPI).  Tentu berharap bahwa indeks yang muncul dari persepsi integritas menggambarkan perbaikan yang nyata dan betul-betul kredibel dari Kemenkeu untuk terus menjaga integritas. Perolehan SPI Kemenkeu yang cenderung terus membaik menggambarkan upaya kita semuanya untuk terus membangun integritas dan tata kelola. Kita juga melihat bahwa kerangka kerja integritas Kemenkeu terus diperkuat.
Beberapa upaya penguatan integritas Kemenkeu dilakukan melalui berbagai hal:

·         Dengan peranan seluruh pimpinan unit dalam membangun integritas. Pemimpin menjadi role model dengan kesesuaian antara perkataan dan perbuatannya dalam membangun integritas.

·         Memperkuat sistem pengendali internal Kemenkeu. Jika sebelumnya ada three line of defense yakni manajemen, unit kepatuhan internal, dan inspektorat jenderal, maka pengendalian dari individu yang bersangkutan sangat penting.

 

Upaya berikutnya yakni dengan membangun Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK-WBBM).  Kemenkeu juga memberdayakan komunitas anti korupsi. Komunitas yang beranggotakan sebagai penyuluh anti korupsi dan sebagai ahli pembangun integritas ini, membantu mengawal keuangan negara melalui aksi pembangunan integritas.

Kita terus meningkatkan integritas kita agar makin tangguh. Integritas dimulai dari diri kita dalam kehidupan sehari-hari. Di tempat kerja, dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu meskipun tidak diawasi dan mengakui kesalahan dalam laporan dan segera memperbaikinya. Dalam hubungan sosial, menepati janji yang dibuat kepada teman atau keluarga dan tidak menyebarkan atau informasi yang tidak benar.

 

Kesimpulan

Momentum DJKN Integrity Week 2025 “Integritas Dimulai Dari Kita”. Integritas adalah nilai yang mencerminkan kejujuran, konsistensi, dan tanggung jawab. Orang yang berintegritas tidak hanya dihormati oleh orang lain, tetapi juga memiliki kepuasan batin karena hidup sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini. Untuk mengembangkan integritas membutuhkan kesadaran, latihan, dan komitmen. Dengan menjadikan integritas sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, kita dapat membangun kepercayaan, meningkatkan reputasi, dan menciptakan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.

 

Membangun integritas diri adalah proses terus-menerus yang membutuhkan kesadaran, usaha, dan komitmen. Mengakui nilai dan prinsip pribadi, menunjukkan kejujuran, dan mempertanggungjawabkan tindakan adalah beberapa langkah penting dalam membangun integritas. Dengan menjaga konsistensi dan terus mengevaluasi diri, kita dapat memperkuat integritas dan menjadikannya sebagai fondasi dalam kehidupan kita.

 

Keberhasilan membentuk budaya integritas tidak hanya bergantung pada pimpinan, namun juga segenap insan Kementerian Keuangan. Semakin banyak pegawai yang berusaha menjadi pribadi yang berintegritas, semakin terbentuk pula budaya integritas pada suatu organisasi. Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai insan Kementerian Keuangan, dengan berbekal semangat continious improvement, berupaya memperbaiki diri kita dari waktu ke waktu untuk membentuk budaya integritas di tempat kerja dimana kita ditugaskan. Setelah memahami tentang integritas ini bisa meningkatkan kesadaran diri kita “Integritas Dimulai Dari Kita” untuk mengubah sikap kita menjadi pribadi yang berintegritas.

 

Referensi         :

1.     https://jabar.nu.or.id/ngalogat/mencontoh-akhlak-rasulullah-dalam-menumbuhkan-integritas-8LKrQ

2.     https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/14456/Bersama-Membangun-Budaya-Integritas.html

3.     https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/komitmen-integritas-pengelolaan-keuangan-negara-di-tengah-situasi-extraordinary-dan-tahun-politik

4.     https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-utama/Kemenkeu-Terus-Perkuat-Budaya-Integritas

5.     https://news.detik.com/berita/d-6561771/arti-integritas-penjelasan-ciri-ciri-manfaat-dan-contoh-sikapnya

6.     https://mjscolombo.com/integritas-dalam-islam-perjuangan-sepanjang-hayat.html

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Floating Icon