Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Bersama Membangun Budaya Integritas
Mochammad Teguh Ariyanto
Senin, 06 Desember 2021 pukul 11:25:19   |   4396 kali

Kementerian Keuangan mempunyai lima nilai: integritas, profesionalisme, sinergi , pelayanan, dan kesempurnaan. Dari kelima nilai tersebut, integritas diletakkan di bagian yang terdepan dari kelima nilai. Hal ini bermakna seluruh insan dalam bekerja di Kementerian Keuangan senantiasa menjunjung tinggi integritas.

Gambar 1. Hubungan Nilai dengan Visi Misi Organisasi

Gambar 1. menggambarkan piramida hubungan Nilai dengan Visi dan Misi organisasi. Nilai organisasi senantiasa menjiwai gerak langkah seluruh insan organisasi dalam mencapai visi dan misi bersama. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan.

Kerangka Kerja Integritas

Besarnya perhatian pimpinan Kementerian keuangan terhadap integritas kemudian melahirkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor KMK-323/KMK.09/2021 tentang Kerangka Kerja Integritas. KMK merupakan bagian upaya untuk mewujudkan Kementerian Keuangan yang berintegritas dan bebas dari praktik korupsi serta memberikan acuan untuk membangun budaya integritas. Secara menyeluruh, Kerangka Kerja Integritas dapat dilihat pada Gambar 2. Pada gambar tersebut dapat kita pahami bahwa 5 Nilai Kementerian Keuangan menjadi pondasi bagi tegaknya bangunan budaya integritas. Bangunan budaya integritas ini juga sangat bergantung pada komitmen pimpinan untuk mewujudkannya. Hal ini sejalan dengan banyak penelitian yang mengkaitkan keberhasilan membentuk budaya integritas dengan kepemimpinan.

Seorang pemimpin dituntut untuk memulai membangun budaya integritas pada organisasi yang dipimpinnya dengan cara:

1) Senantiasa mempromosikan nilai-nilai integritas kepada semua stakeholder organisasi (tone of the top). Internalisasi nilai integritas tidak hanya terbatas kepada bawahan atau pegawai, namun juga pihak terkait seperti pengguna jasa (customer), dan mitra kerja lainnya.

2) Menampakkan praktik nilai-nilai integritas pada perilaku sehari-hari (walk the talk). Jangan sampai perilaku justru bertentangan dengan nilai-nilai integritas yang dipromosikan kepada bawahan.

3) Menjadi role model. Seorang pemimpin diharapkan menjadi suri teladan bagi bawahannya dalam setiap perilaku.


Gambar 2. Kerangka Kerja Integritas Kementerian Keuangan

Riani (2021) mengutip Gartner bahwa bagi sebagian besar perusahaan, upaya untuk membangun budaya (integritas) dimulai dari puncak yang diawali para eksekutif senior, memastikan mereka memberikan contoh penerapan nilai-nilai etika perusahaan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan timnya. Namun, upaya ini seringkali menemui kegagalan karena terbentur dengan sumber terbesar yang mempengaruhi persepsi budaya dan keputusan etis dari pegawai, yaitu para rekan kerja. Keberhasilan penerapan budaya integritas juga sangat bergantung pada segenap sumber daya manusia di suatu organisasi.

Apakah kita tidak cukup berintegritas?

Beberapa panduan berikut dapat digunakan cermin bagi kita untuk menilai apakah kita cukup berintegritas.

- Menyikapi kepentingan pribadi. Terkadang, kita dihadapkan pada situasi dimana terjadi benturan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi. Seorang yang berintegritas senantiasa menyampingkan kepentingan pribadi dalam mengambil keputusan organisasi. Selalu mendahulukan kepentingan diri sendiri dari kepentingan lainnya dapat menyebabkan perilaku yang menyakitkan, mengganggu, atau bahkan ilegal.

- Standar moral pribadi. Peraturan tertulis tidak semuanya mengatur tingkah laku secara detail. Meskipun melanggar janji kepada seorang teman bukanlah pelanggaran hukum, namun secara moral hal itu salah, terutama jika dilakukan untuk kepentingan pribadi. Begitu pula, berbohong untuk keuntungan pribadi, yang tidak melanggar hukum (kecuali dilakukan untuk menutupi tindak pidana) juga merupakan salah satu tindakan yang sangat menguji batas integritas seseorang.

- Merasa diawasi. Ingat ketika kita mengatakan integritas pribadi adalah “melakukan apa yang benar, bahkan jika tidak ada orang lain yang melihat atau mendengarkan”. Awasi siapa pun yang tampaknya selalu melakukan "hal yang benar" ketika mereka yakin orang lain, terutama "bos" sedang mengawasi. Mereka mencoba yang terbaik untuk menjadi pusat perhatian dan dilihat oleh orang-orang yang dapat memajukan karir mereka atau yang akan mendukung mereka untuk sesuatu yang ingin mereka capai, tetapi dia tidak bertindak seperti itu ketika mereka yakin tidak ada yang melihat. Apakah kita masuk kategori ini?

- Defensif. Orang yang terus-menerus membela diri dan banyak mengemukakan alasan mengapa sesuatu tidak dilakukan atau dilakukan dengan tidak benar, justru mengungkap kesalahan dan kekurangan mereka. Seseorang yang berintegritas akan mengakui kesalahan dan bekerja untuk memperbaikinya.

Menumbuhkan pribadi yang berintegritas

Menurut Riani (2021), berikut upaya yang dapat dilakukan untuk membangun integritas secara pribadi:

- Tunjukkan bahwa kita jujur, berintegritas, dan profesional sepanjang waktu.

- Kerjakan tugas lebih dari yang diharapkan orang lain kepada kita.

- Kembangkan akuntabilitas. Belajar untuk mengakui dan meminta maaf jika melakukan kesalahan.

- Dengarkan dan hormati pendapat dan keputusan orang lain. Bahkan untuk hal-hal yang mungkin tidak kita sukai.

Diantara upaya juga dengan menghormati dan mengikuti aturan organisasi. Mengikuti aturan organisasi memungkinkan kita membuat keputusan yang sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi.

Penutup

Keberhasilan membentuk budaya integritas tidak hanya bergantung pada pimpinan, namun juga segenap insan Kementerian Keuangan. Semakin banyak pegawai yang berusaha menjadi pribadi yang berintegritas, semakin terbentuk pula budaya integritas pada suatu organisasi. Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai insan Kementerian Keuangan, dengan berbekal semangat continious improvement, berupaya memperbaiki diri kita dari waktu ke waktu untuk membentuk budaya integritas di tempat kerja dimana kita ditugaskan.

Penulis: Januardo S., Kepala Seksi Kepatuhan Internal KPKNL Bukittinggi

Referensi:

Bahan Tayang Internalisasi Kerangka Kerja Integritas (KMK-323/KMK.09/2021) pada Focus Group Discussion Pejabat Administrator tanggal 10 September 2021

Bahan Tayang Integritas dan Buaya Organisasi. Disampaikan pada Webinar Perkuat Integritas, Kokohkan Budaya Organisasi pada tanggal 25 Oktober 2021.

https://hbr.org/2020/07/how-to-build-a-company-that-actually-values-integrity. Diakses pada 9 November 2021.

https://www.slideteam.net/vision-and-mission-strategic-management-with-objectives-values-and-action.html. Diakses pada 9 November 2021.

https://www.nationaldefensemagazine.org/articles/2019/12/2/companies-need-culture-of-integrity. Diakses pada 15 November 2021.

https://www.michaelpage.com.au/advice/career-advice/productivity-and-performance/what-integrity-workplace. Diakses pada 15 November 2021.

https://mrsimon.ai/personal-integrity/. Diakses pada 16 November 2021.

https://id.wikipedia.org/wiki/Nilai . Diakses pada 16 November 2021.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini