Samarinda – Menghadapi pandemi Covid-19 yang
masih melanda Indonesia, Kanwil DJKN Kalimantan Timur dan Utara melakukan
kegiatan pembinaan mental dan spiritual bagi pegawai muslim Kanwil DJKN Kalimantan
Timur dan Utara pada Jumat (27/8). Kegiatan yang dilaksanakan di Aula lt. 2
Kanwil DJKN Kalimantan Timur dan Utara memiliki agenda pembinaan mental dan doa
bersama untuk kebaikan dan keselamatan yang disampaikan oleh Ustadz Sani Bin
Husain.
Suasana kegiatan yang dihadiri secara
langsung oleh pegawai Kanwil DJKN Kalimantan Timur dan Utara tetap menerapkan
protokol kesehatan. Pembinaan mental yang menghadirkan oleh Ustadz Sani Bin
Husain sebagai pembicara, menyampaikan lima hal yang tidak bisa dielakkan oleh
manusia. Lima hal tersebut terdiri dari kematian, perasaan kurang, masalah,
rasa benci, dan selisih antara harapan dan kenyataan, kelima hal tersebut tidak
dapat dielakkan oleh setiap manusia di dunia.
Ustadz Sani menjelaskan bahwa
kematian begitu sangat misterius bahkan untuk manusia yang sangat hebatpun
tidak akan bisa menebak kapan ajalnya akan tiba. “Menghadapi kematian yang bisa
datang kapan saja, kita harus mepersiapkannya dengan melakukan perbuatan
terbaik, karena kematian bukanlah akhir dari segalanya melainkan awal dari
perjalanan yang panjang” jelasnya.
Hal kedua yang tidak dibisa
dielakkan oleh manusia adalah perasaan kurang, manusia tidak pernah merasa
cukup dalam segala hal. Perasaan tersebut akan membuat diri manusia
berlomba-lomba untuk mendapatkan yang lebih dan lupa bagaimana caranya
bersyukur terhadap yang dimiliki. Rasa syukur harus selalu tertanam pada diri
manusia, esensi rasa bahagia yang tercipta dipengaruhi oleh bagaimana seseorang
menikmati sesuatu yang didapat. Selain rasa syukur yang harus ditanamkan,
perasaan iri terhadap kesuksesan orang lain harus ditinggalkan, dengan begitu
perasaan kurang dalam diri sendiri akan hilang, dan menjadi manusia yang selalu
bersyukur terhadap apa yang dimiliki.
Masalah menjadi suatu tantangan
manusia yang harus dihadapi selama masa hidup didunia, hal tersebut merupakan
sesuatu yang tidak bisa dielakkan. Salah satu cara dalam menghadapi masalah
adalah dengan kesabaran, kesabaran dilakukan dengan usaha dan doa karena jarak
antara masalah dan solusi tidak lebih jauh dari jarak antara dahi dengan tempat
sujud. “Jangan berdoa untuk meminta masalah dihilangkan, tapi berdoalah agar
diberikan kekuatan dalam menghapai ujian” ungkap Ustadz Sani.
Rasa benci menjadi hal keempat yang
tidak dapat dielakkan manusia, rasa benci tersebut merupakan rasa benci orang
lain terhadap diri kita. Cara menghadapi hal tersebut dengan cara istiqomah,
mengikuti perintah dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, hal kelima yang tidak
bisa dielakkan adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan. Dalam penjelasannya,
Ustadz Sani menyampaikan bahwa bisa jadi perbedaan antara harapan dan kenyataan
itu bukan suatu hal yang membuat manusia menderita, melainkan menjadi perbaikan
atau koreksi terhadap yang kita lakukan dan butuhkan.
Karena Allah SWT pun telah berfirman, “Bisa
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan bisa jadi kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu
tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah: 216)
Mengakhiri ceramahnya, Ustadz Sani
menyampaikan ada dua faktor kebahagiaan seseroang dapat dilihat selain dari
fisik atau jasmani, dua faktor tersebut adalah ketenangan jiwa dan berlapang
dada serta selalu menghargai orang lain.
Kegiatan ditutup
dengan doa bersama, meminta pengampunan dan kesehatan kepada Allah SWT dalam
menghadapi ujian yang sedang melanda Indonesia saat ini yaitu melawan pandemi
Covid-19 agar menjadi Indonesia yang tangguh dan tumbuh dengan semangat pantang
menyerah untuk terus maju menyongsong masa depan.(ard/seksi informasi)