Social
media detox adalah salah
satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kegiatan berselancar di dunia
maya. Adakah manfaat yang didapatkan bila menerapkan hal tersebut?
Saat ini media sosial menjadi
media yang penting dalam menerima informasi bagi seluruh pengguna di dunia
khususnya pada generasi Z. Media sosial sendiri tidak hanya digunakan sebagai
tempat berbagi cerita kepada para penduduk dunia maya saja, karena dimensi yang
satu ini nyatanya mampu memberikan dampak yang positif. Seperti halnya, semakin
mudahnya mendapatkan akses informasi di berbagai tempat dari belahan dunia
dalam hitungan menit. Baik ketika sedang makan, ketika baru bangun tidur
ataupun sebelum tidur, bahkan lebih uniknya lagi, ketika sedang berada di
toilet sekalipun, akses berselancar di dunia maya akan dilakukan dengan sangat
mudah. Jari-jemari dengan begitu lincahnya mengulir gawai yang berada
digenggaman tangan, demi bisa mengakses media sosial yang dimiliki.
Namun ternyata, kegiatan
yang dilakukan untuk berselancar di dunia maya secara terus menerus tanpa
adanya jeda dan pertimbangan mampu memberikan dampak yang tidak baik yang akan
berpengaruh pada kualitas hidup, karena fokusnya hanya berpusat di dunia maya. Media sosial bekerja seperti pisau bermata dua. Disatu
sisi, platform ini memberikan banyak
keuntungan dan kemudahan bagi masyarakat. Namun disisi lain, media sosial juga
memiliki segudang dampak buruk. Salah satunya adalah memperburuk kondisi mental
kita. Tak sedikit orang yang kecanduan media sosial, semakin stres, atau
bahkan berubah menjadi orang yang toxic karenanya. Itulah kenapa muncul sebuah tren yang disebut
sebagai detoks medsos. Ini adalah tindakan menjauhkan diri dari dunia maya
untuk menjaga kesehatan psikologis.
Nah pertanyaannya, apakah kamu sedang membutuhkan detoks
media sosial saat ini? Jika kamu bingung untuk memutuskan, berikut ini sepuluh
tanda kamu butuh "istirahat" sejenak dari media sosial:
1.
Merasa
cemas atau bahkan takut ketinggalan informasi ketika tidak scroll media sosial.
2.
Selalu
cek media sosial setiap ada kesempatan atau selalu menyempatkan diri membuka
medsos walaupun sedang sibuk dengan tugas dan pekerjaan.
3.
Aktivitas
di media sosial menganggu produktivitas yang mengakibatkan pekerjaan menjadi
menumpuk dan tidak bisa diselesaikan dengan baik karena terlalu sering
terdistraksi oleh medsos.
4.
Merasa
takut ketinggalan informasi atau update teman ketika tidak membuka media sosial,
kondisi ini disebut dengan fear of
missing out (FOMO).
5.
Menjadi
sedih, iri atau tidak nyaman ketika melihat hidup orang lain yang tampak bahagia.
6.
Rasa
iri yang muncul karena post di medsos
karena membandingkan kehidupan sendiri dengan orang lain.
7.
Sering
merasa stres, kehilangan energi, atau bahkan sering menjelekkan orang lain.
8.
Semua
yang terjadi dalam kehidupan pribadi direkam melalui media sosial, bahkan
sebelum sempat menikmatinya. Padahal ada momen-momen tertentu yang seharusnya
lebih bermakna tanpa diunggah ke medsos.
9.
Semakin
boros karena medsos dengan mengikuti gaya hidup orang lain hanya karena keinginan.
10. Semakin menjauh dari dunia nyata, dan
lebih memilih menghabiskan waktu di media sosial ketimbang bertemu keluarga
ataupun teman.
Jika kamu mulai merasa bahwa hidup terlalu sering dihabiskan
untuk berselancar di sosial media, mungkin ini saatnya kamu melakukan detoks
media sosial. Kecanduan terhadap apa pun, termasuk media
sosial dan teknologi, bisa membawa dampak buruk bagi kehidupan. Mulai dari
kesehatan, hubungan keluarga dan pertemanan, hingga kepribadian diri bisa saja
terpengaruh akibat ketergantungan media sosial. Berikut adalah beberapa alasan mengapa kamu mungkin
memerlukan detoks media sosial:
1.
Mempengaruhi
kesehatan mental
Salah satu dampak yang cukup mengkhawatirkan
dari penggunaan media sosial yang berlebihan adalah meningkatkan risiko gangguan mental,
seperti depresi. Sebuah penelitian dari BMC Public Health
mengungkapkan anak-anak yang berusia sekitar 10 tahun dan aktif di internet
dapat berdampak negatif hingga mereka dewasa nanti. Hal tersebut dikarenakan sedari kecil mereka sudah terpapar dengan
standar kesuksesan atau kecantikan yang begitu tinggi dan mungkin “semu” di
media sosial. Akibatnya, ketika anak-anak
tersebut tumbuh dewasa, mereka merasa tidak pernah puas dengan hasil yang didapat.
Hal tersebut dapat berujung pada depresi. Detoks media sosial bertujuan untuk meminimalisir risiko Anda
untuk terus menganggap standar-standar tertentu yang beredar di media sosial.
2. Mengurangi
keintiman dalam hubungan apapun
Ketika kecanduan media
sosial, sadar atau tidak sebenarnya kamu sedang mengurangi
kualitas waktu didalam hubungan. Tak hanya asmara, tapi juga hubungan
persaudaraan, hubungan kerja, pertemanan, dan hubungan lain. Orang-orang yang kecanduan social
media cenderung hanya melihat seberapa banyak tanggapan yang didapat ketika
ia mengunggah sesuatu, ketimbang memikirkan dampaknya pada orang lain.
Akibatnya, kamu dan temanmu bisa jadi salah paham hingga mengancam
hubungan pertemanan.
3. Mengganggu
kesehatan fisik
Tidak hanya memperburuk kesehatan mental, kesehatan fisik
yang terganggu juga bisa jadi salah satu alasan yang perlu kamu pertimbangkan
ketika memutuskan melakukan detoks/mengurangi penggunaan media sosial. Lebih
sering aktif di media sosial dan jaringan internet lainnya sampai larut malam.
Social media meningkatkan gairah emosional dan kognitif lebih tinggi pada
malam hari. Sinar dari layar ponsel atau gadget lainnya
dapat mengganggu kualitas tidur seseorang. Padahal, kurang tidur sendiri
diketahui dapat berisiko terhadap kesehatan, seperti meningkatkan risiko
penyakit jantung.
Itu sebabnya, kamu
mungkin perlu mempertimbangkan melakukan detoks media sosial agar terhindar
dari dampak negatifnya.Berikut beberapa strategi yang dapat membantu
untuk melalukan social media detox:
1.
Rencanakan untuk menjalani
detoksifikasi selama 3 minggu sampai 3 bulan lebih.
2.
Nonaktifkan akun media sosialmu
sementara waktu, seperti Instagram
atau Facebook.
3. Hapus aplikasi
media sosial dari ponsel atau gadget.
4.
Cari kegiatan lain yang dapat
mengisi kekosonganmu, seperti olahraga atau melanjutkan hobi yang tertunda.
Jika kamu
merasa media sosial sudah mengambil alih kehidupanmu, sudah saatnya untuk
berhenti sejenak menatap layar dan beralih fokus ke realita. Jadi
selamat mencoba!
Penulis: Arum Ratna Dewi (Seksi Informasi)
Sumber:
1. https://hellosehat.com/mental/kecanduan/tips-alasan-detoks-sosial-media/