"Perjuanganku lebih
mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri".
Ungkapan Presiden Sukarno di atas, sangat relevan
kita renungkan, ditengah adanya keinginan beberapa pihak untuk mengusik
ideologi Negara Indonesia, Pancasila. Di samping itu, Bangsa Indonesia
menghadapi banyak tantangan dalam melaksanakan pembangunan nasional di tengah
Pandemi Covid-19 dan era teknologi informasi saat ini.
Modal Dasar
Bangsa Indonesia
Negara Indonesia yang
diproklamasikan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, tanggal 17 Agustus
1945, melalui masa yang sangat panjang dan
penuh perjuangan. Pada era tahun 400-an berdiri kerajaan-kerajaan, yang mencapai
puncaknya pada masa kerajaan Majapahit. Daerah
kekuasaan Majapahit mencakup seluruh Nusantara, yakni Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik
(Singapura), dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit juga memiliki hubungan
dengan Campa, Kamboja, Siam bagian selatan dan Vietnam (Wikipedia).
Pada tahun 1509, Portugis mendatangi Nusantara dan mulailah era
penjajahan di Nusatara. Portugis yang merupakan salah satu bangsa paling kuat
di dunia, melakukan penjelajahan ke Maluku untuk mencari rempah-rempah (pala, cengkeh,
dll). Rempah-rempah merupakan komoditas yang sangat berharga saat itu.
Portugislah yang memperkenalkan Indonesia ke negara-negara kuat di Eropa (Spanyol,
Inggris dan Belanda), mereka mulai berdatangan dan melakukan penjajahan ke
Nusantara.
Penjajah yang paling lama di Nusantara adalah Belanda, mulai tahun
1602-1942 dan menguasai Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Karena
strategisnya, terjadi perebutan wilayah antara penjajah di Nusantara. Terdapat
dua perjanjian yang terkenal untuk menyelesaikan perebutan wilayah tersebut:
1. Perjanjian Saragosa antara Portugis dan Spanyol pada tahun 1529 yang
membagi dunia menjadi dua wilayah (Barat dan Timur). Wilayah di sebelah barat
garis Saragosa menjadi daerah kekuasaan Portugis sedangkan bagian timur garis
Saragosa menjadi kekuasaan Spanyol. Salah satu dampaknya adalah Maluku dikuasai
oleh Portugis dan menjadi terkenal ke seluruh dunia sebagai The
Richest Island In The World
2. Perjanjian Breda antara Belanda dan Inggris pada tahun 1677. Dengan perjanjian
tersebut, Belanda “menukar” Pulau Run di kepulauan Banda yang kaya dengan buah
Pala, dan memberikan Manhattan, Amerika Serikat kepada Inggris. Saat ini
Manhattan, New York menjadi salah satu kota paling terkenal di Amerika Serikat.
Selama
penjajahan di Nusantara, telah timbul perjuangan termasuk dari
kerjaaan-kerajaan Nusantara. Namun pergerakan nasionalisme, baru timbul pada
tahun 1908 dengan lahirnya Budi Utomo. Pada tanggal 28 Oktober
1928, lahir Sumpah Pemuda, sebagai kesatuan tekad pemuda Nusantara untuk
bersatu membentuk satu Bangsa dan Tanah Air Indonesia.
Kesempatan
untuk memproklamasikan kemerdekaan Bangsa Indonesia, timbul ketika Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus
1945. Hal tersebut menyebabkan kekosongan kekuasaan dan meningkatkan semangat pemuda
Indonesia memproklamasikan Kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945.
Ernest Renan menyatakan “bangsa
adalah suatu jiwa, suatu asas kerohanian”. Oleh
sebab itu para pendiri bangsa merumuskan falsafah Bangsa Indonesia yaitu
Pancasila sebagai jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar
negara Indonesia
adalah nilai-nilai luhur bangsa Indonesa yang mempersatukan Bangsa Indonesia.
Di samping itu, founding fathers menetapkan UUD 1945 dimana tercantum
tujuan Bangsa Indonesia. Tujuan tersebut merupakan ikatan batin Bangsa
Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama sebagaimana disebutkan oleh Ernest
Renan 'Bangsa adalah sebuah kelompok manusia yang memiliki perbedaan dalam
sebuah ikatan batin kemudian dipersatukan karena memiliki persamaan dari segi
cita-cita dan sejarah yang sama’
Tantangan
Bangsa Indonesia
Indonesia melaksanakan
pembangunan untuk mewujudkan tujuan berbangsa, menghadapi tantangan, baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Tantangan tersebut semakin deras,
pada era teknolgi informasi dan kebebasan berekspresi. Setiap orang dapat
dengan mudah mengekpresikan pendapat melalui media sosial yang cepat menyebar
dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber.
Tantangan terbesar yang
dihadapi oleh Bangsa Indonesia adalah mengalirnya informasi yang tidak
terkontrol termasuk ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. Disamping itu,
terdapat banyak informasi yang tidak benar (hoax)
yang dapat memecah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Hal yang tidak kalah
genting adalah berkembangnya primordialisme dan politik identitas dalam
pemilihan umum di Indonesia. Kondisi ini mempengaruhi persatuan dan kesatuan
Bangsa Indonesia. Pembangunan akan sia-sia, jika persatuan Bangsa Indonesia
terganggu.
Untuk menghadapi tantangan
tersebut, maka nilai-nilai Pancasila harus ditanamakan secara terstruktur,
sistematik, dan massif. Pancasila harus menjadi habitus dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Di samping itu, seluruh rakyat Indonesia harus kembali
ke jatidirinya dengan melaksanakan nilai-nilai luhur bangsanya dan kearifan
lokal. Rakyat Indonesia berbeda suku, agama, ras dan budaya tetapi dipersatukan
oleh keinginan luhur menjadi satu bangsa, yang mempunyai cita-cita bersama sebagaimana
tercantum dalam UUD 1945. Mari merawat Pancasila dan melaksanakannya. Pancasila
tegak, Bangsa Indonesia Jaya.
(Kakanwil DJKN, Kemenkeu Kalbar, Edward Nainggolan)