Pada tanggal
17 Agustus 2020, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) genap berusia 75
Tahun. Hari Ulang Tahun NKRI tahun ini terasa “istimewa” karena bertepatan
dengan kondisi pandemi Covid-19, dan menunjukkan usia yang sudah dewasa.
Kondisi tahun
2020 kurang menguntungkan bagi bangsa Indonesia dan dunia karena pandemi
Covid-19 telah mempengaruhi kesehatan, psikologi, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Namun demikian, usia 75 tahun, yang sering dirayakan dengan sebutan ulang tahun
berlian, memberikan gambaran usia yang matang dan telah menjalani berbagai
tantangan dan telah teruji.
Sejarah Panjang Penjajahan di Indonesia
Kolonialisme
masuk ke Nusantara dimulai tahun 1512, dengan datangnya bangsa Portugis ke
Maluku Utara untuk mencari rempah-rempah yaitu pala dan cengkeh, yang sangat
bernilai ekonomis tinggi. Pada era itu, Portugis merupakan salah satu kerajaan terkuat
di dunia termasuk di bidang pelayaran, di samping Spanyol. Kedua kerjaaan
tersebut saling bersaing untuk merebut pengaruh daerah jajahan termasuk di
Ternate dan Tidore. Oleh sebab itu, pada tahun 1521 dilakukan perjanjian
Zaragoza yang membagi wilayah kekuasaan Portugis dan Spanyol agar tidak terjadi
peperangan antar kedua kerajaan kuat tersebut. Kekuasaan bangsa Spanyol
membentang dari Mexico ke arah barat sampai ke Philipina. Sementara kekuasaan
Portugis membentang dari Brazil ke arah timur sampai ke Maluku.
Pengaruh
Portugis dalam perdagangan rempah-rempah dunia sangat dominan, menyebabkan Belanda
berusaha untuk mendapatkan sumber rempah-rempah sendiri, dengan mengirim misi
dagang ke Banten yang dipimpin Cornelius De Houtman. Kerajaan Belanda
kemudian membentuk serikat dagang VOC (Vereenigde Oost-Indiche Compagnie) pada tahun
1602. Sejak itu, penjajahan Belanda mulai di Nusantara. Pengaruh Belanda di
Indonesia sempat diambil alih oleh Inggris pada 1611-1616 oleh Thomas Stamford
Rafles.
Perang Dunia
II, membuat Jepang menguasai Asia Pasifik termasuk Nusantara. Oleh sebab
itu, pada tanggal 10 Januari 1942, Jepang merebut Tarakan dan Balikpapan untuk
menguasai minyak. Pada tanggal 8 Maret 1942, Jepang secara resmi menguasi Nusantara
setelah Belanda menyatakan menyerah tanpa syarat.
Perjuangan
Kemerdekaan Indonesia
Pergerakan untuk mengusir
penjajah dimulai sejak masuknya Portugis, Belanda, dan Jepang ke Nusantara yang
dilakukan oleh kerajaan-kerajaan maupun masyarakat di Nusantara. Perlawanan dimaksud
antara lain kesultanan Ternate dipimpin oleh Sultan Baabullah, perang Padri
(Sumbar) dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, di Maluku dipimpin oleh Pattimura,
di Jawa dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, di Aceh dipimpin oleh Cut Nyak Dien
dan perang di tanah Batak dipimpin oleh Sisingamangaraja XII.
Pergerakan yang bersifat nasionalis,
dimulai ketika lahirnya Budi Utomo pada tahun 1908. Selanjutnya, semangat
nasionalisme mencapai titik kulminasi pada saat Sumpah Pemuda tahun 1928, yang
mengilhami lahirnya konsep bertanah air Indonesia, berbangsa Indonesia, dan
berbahasa Indonesia. Pada akhirnya, tanggal 17 Agustus 1945, Kemerdekaan bangsa
Indonesia, diproklamirkan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Para
pendiri bangsa, juga menetapkan bentuk negara adalah NKRI, dasar negara adalah
Pancasila dan konstitusi adalah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Tingkatkan Nasionalisme untuk Indonesia Maju
Organisasi kerjasama dan
pembangunan ekonomi negara-negara maju (OECD), memperkirakan bahwa pada tahun
2045 ekonomi Indonesia akan mencapai U$8,89 triliun dan menjadi ekonomi
terbesar ke-4 di dunia. Prediksi tersebut dilatarbelakangi karena pada tahun
2030-2040, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Jumlah penduduk Indonesia
usia produktif akan mencapai 64% dari total penduduk sekitar 297 juta jiwa.
Data di atas adalah potensi, jika
tidak dikapitalisasi dengan sungguh-sungguh, maka data tersebut hanya tinggal
data belaka. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan prediksi di atas, pemerintah
telah menetapkan 4 pilar pembangunan yaitu pembangunan SDM dan penguasaan IT,
pembangunan yang berkelanjutan, pemerataan pembangunan dan ketahanan nasional,
dan tatakelola pemerintahan. Empat pilar tersebut harus dilaksanakan secara
terencana, konsekuen dan membutuhkan kerjasama dari seluruh komponen bangsa
yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, pelaku usaha, lembaga pendidikan dan
masyarakat. Semua komponen bangsa harus mengambil peran yang signifikan untuk
mewujudkan Indonesia Maju.
Salah satu hal yang sangat perlu
untuk mewujudkan Indonesia Maju adalah nasionalisme. Nasionalisme akan meningkatkan
ketahanan nasional, kebersamaan dalam menghadapi permasalahan bangsa dan
meningkatkan kerjasama dalam membangun bangsa. Oleh sebab itu perlu ditanamkan
kembali kepada seluruh komponen bangsa, nilai-nilai kebangsaan yaitu Pancasila,
NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Keempat pilar tersebut menjadi pondasi
dasar dan modal utama menuju Indonesia Maju.
Pancasila yang menjadi dasar negara,
digali dari nilai-nilai luhur bangsa dan telah disepakati dengan penuh
bijaksana oleh founding fathers NKRI. Oleh sebab itu Pancasila harus
dilaksanakan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Jangan ada
pikiran-pikiran untuk menggantikannya dengan ideologi lain. Pancasila sudah
final dan teruji dalam perjalanan hidup bangsa Indonesia. Mari kita fokuskan
energi bangsa untuk mewujudkan Indonesia Maju dalam bingkai NKRI yang
melaksankan Pancasila, UUD1945 dan Bhinneka Tunggal Ika secara konsekuen.
Penulis : Edward
Nainggolan (