Perubahan Mendasar Adalah Hasil dari Cara Berfikir “Marathon”
Wisnu Herjuna
Jum'at, 14 Juni 2024 |
428 kali
Dalam sebuah potongan video pendek di Tiktok, Ignasius Jonan pernah menjelaskan dengan menarik cara berfikir pelari marathon. Dia memulai dengan menjelaskan bahwa dirinya adalah pelari marathon semenjak muda dan baru mulai berhenti saat menjelang umur 50 tahun dikarenakan khawatir dengan kesehatan lututnya.
Dia melempar pertanyaan ke penonton, “siapakah disini yang masih aktif lari marathon?”, atau “setidaknya pernah jadi pelari marathon”. Ternyata dari ratusan penonton yang hadir tak ada satupun yang mengangkat tangannya. Penonton masih meraba-raba, apa maksud Jonan dari pertanyaan yang sepertinya diluar konteks pertemuan saat itu.
Dari sini Jonan mulai menjelaskan kenapa dia membahas lari marathon ini. Dia menggambarkan lari marathon bukan semata-mata soal stamina, namun yang lebih banyak memegang kendali adalah soal mental. Titik finish lari marathon ada diujung jalan yang sama sekali tak terlihat, 46 KM didepan.
Pelari marathon harus mengatur ritme berlari agar tidak kehabisan tenaga ditengah jalan. namun disisi lain tetap harus berada dititik kecepatan tertentu agar dapat finish dengan catatan yang mengesankan. Kelelahan tak mungkin terelakan disaat tujuan tak kunjung terlihat. Begitulah mental mengambil peran, meyakinkan diri untuk terus bergerak sampai ujung KM 46.
Gambaran pelari marathon inilah yang menjadi poin utama saat jonan menjawab pertanyaan bagaimana melakukan perubahan yang mendasar. Perubahan yang dimaksud tentunya merujuk pada wajah Kereta Api Indonesia yang menjadi lebih representatif dan nyaman dimana dia pernah menjadi pucuk pimpinannya.
Singkatnya, dalam proses perubahan yang sangat mendasar, setidaknya pemimpin dan bawahan itu harus punya mental pelari marathon. Mental dimana perubahan akan terjadi dengan sangat perlahan dan membutuhkan waktu yang lama. Konsisten dengan apa yang telah direncanakan walaupun rasa pesimistis dan skeptis akan datang silih berganti saat hasil tak kunjung terlihat.
Inilah peran pemimpin ketika dihadapkan terhadap permasalahan yang memerlukan solusi berupa perubahan yang mendasar. Membangun tim yang solid yang berisi manusia-manusia dengan mental-pelari marathon. Saling memotivasi agar terus setia pada proses dan fokus sampai tujuan, di KM 46.
Disisi lain Pemimpin harus cermat melihat setiap permasalahan yang ditangani itu sesuatu yang mendasar atau sekedar permasalahan minor. Permasalahan yang tidak linear dengan solusi tentunya akan menimbulkan masalah yang baru. Permasalahan-permasalahan yang sifatnya minor dihadapi dengan mental pelari sprinter, tujuan terlihat jelas dengan waktu yang singkat. Permaslah yang memerlukan perubahan mendasar harus dieksekusi dengan mental marathon.
Disclaimer |
---|
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja. |